WARNING! Kuatkan hati, kuatkan diri! Banyak adegan uwu daaaannn.... Ada adegan +++! Harap bijak dalam menanggapi.
"PAPI!"
Jeno tersenyum lebar.
"Hai Princess," sapanya.
Gadis kecil itu berlari mendekat pada Jeno seraya merentangkan kedua tangannya. Jeno membungkukkan badannya, lalu menerima pelukan hangat dari si gadis.
"Sofia kangen," seru si mungil.
"Oh ya?"
"Iya. Papi lama gak kesini sih!"
"Hei hei hei... Kenapa dari tadi manggilnya papi sih?" tanya Jeno seraya mengurai pelukan mereka.
Sofia terkekeh.
"Kan abis ini Kakak nikah! Trus, punya anak. Jadi Sofia mau ngelatih Kakak biar terbiasa dipanggil papi."
"Jadi itu alasan kamu kemarin tanya ke kakak mau dipanggil apa kalo punya anak nanti?"
Sofia menganggukkan kepalanya seraya tersenyum lebar.
"Papi Jeno sama Papa Mark."
Usai mengucapkannya Sofia menutup mulutnya dengan tangannya dan terkekeh. Membuat Jeno menjadi gemas. Diangkatnya tubuh mungil Sofia, lalu ia memutar badannya. Gadis mungil itu berteriak senang.
"Lagi Kak!" serunya ketika Jeno menurunkannya setelah berputar sebanyak 2x.
"Eits, jangan! Nanti kalo Kak Jeno pusing, kalian jatuh berdua lo!" suara lembut seorang wanita menginterupsi keduanya.
Jeno mendongak. Ia menyunggingkan senyumnya kala menjumpai wanita tersebut berdiri tak jauh darinya.
ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।
"Pagi, Bunda."
"Pagi Jeno. Apa kabar Sayang?"
Keduanya lalu berpelukan untuk beberapa saat.
"Jeno baik. Bunda baik kan!?"
Tania melepas pelukannya.
"Sangat baik. Kamu lama gak kesini. Kemana aja?"
"Maaf Bunda, Jeno lagi sibuk banget."
"Sibuk ngurusin pernikahan atau sibuk di tempat praktek?"
"Dua-duanya. Hehehe..."
Tania tersenyum.
"Kak, hari ini kita jadi jalan kan!?" tanya Sofia.
"Jadi, Princess. Tapi kita ke makam Kak Donny dulu ya!?"
