39. Kecewa

1.2K 130 9
                                    

Happy reading

   

  

Mark dan Naja dibuat terkejut kala menjumpai mobil Hayden yang ringsek bagian depannya di dekat pintu masuk rumah sakit. Keduanya bergegas keluar dan berlari mendekat pada mobil tersebut. Pikiran keduanya sudah tidak karu-karuan. Mereka berpikir sesuatu telah terjadi pada Jeno. Mark dan Naja heran melihat mobil tersebut dalam keadaan kosong.

"Pak, dimana pengemudi kendaraan ini?" Suara cemas Fanny mengejutkan mereka berdua.

"Kalian kenal? Dia lari begitu aja masuk ke dalam rumah sakit," jawab petugas keamanan rumah sakit.

Fanny, Naja, Mark dan Yunita melongo mendengar jawaban pria tua tersebut.

"Lari Pak?" tanya Naja tak yakin.

Pria itu mengangguk.

"Iya. Padah-"

"Berarti dia baik-baik aja Pak?" potong Fanny.

"Sepertinya. Tapi saya liat tadi pelipisnya berdarah. Mungkin terbentur setir."

Kali ini jawabannya membuat mereka terkejut.

Naja melesat begitu saja mendengar jawaban si petugas keamanan. Mark menyusul setelahnya.

"Kamu pergi aja, susul mereka. Biar aku yang urus mobil Hayden," ucap Yunita pada Fanny.

Wanita itu mengangguk lalu bergegas memasuki areal rumah sakit. Ia mengabaikan ponselnya yang sedari tadi berdering. Pikirannya cemas tak karu-karuan memikirkan keadaan putra bungsunya.

    

°°

   

Ceklek!

Naja membuka pintu ruang ICU tempat Donny dirawat dengan kasar. Tania yang tengah duduk seraya menggenggam tangan Donny terkejut bukan main.

"Naja?"

"Tante, dimana Jeno?" tanya Naja bingung kala tak menjumpai sosok Jeno.

Di belakangnya nampak Mark juga sama bingungnya. Tania segera bangkit. Ia mendekat pada Naja.

"Jeno tadi memang kesini. Tapi trus dia pingsan. Papa kalian bawa dia ke UGD karena pelipisnya luka. Tapi katanya sekarang Jeno sudah dipindah ke ruang rawat."

"Di ruang rawat mana Tante?"

"Di ruang VVIP nomer 2 di lantai 3."

"Terima kasih Tante. Naja liat Jeno dulu. Baru nanti kesini lagi."

"Iya Nak."

Naja dan Mark segera berlalu. Mereka bertemu Fanny di dekat lift. Kemudian ketiganya segera beralih menuju tempat Jeno dirawat.

  

°°

   

Hayden duduk di sisi ranjang Jeno seraya menggenggam erat tangan putra bungsunya. Ia memperhatikan wajah damai putranya yang masih belum sadar dari pingsan lamat-lamat. Ada sendu dalam tatapan matanya.

"Sebenarnya apa yang terjadi sama kamu, Jeno? Kenapa kamu datang dengan luka sampai pingsan? Kenapa kamu suka sekali bikin papa cemas?" ucapnya bermonolog.

Neighbour | MarkNo (END) Where stories live. Discover now