36. Believe Me

1.3K 141 35
                                    

Happy reading

    

        

Pagi keesokan harinya. Hayden dan Fanny masih setia menemani Tania dan Donny di rumah sakit. Sebelumnya Tania sudah meminta Fanny untuk pulang, karena mencemaskan keadaan Jeno. Namun Hayden melarangnya pulang seorang diri karena sudah terlalu malam. Sehingga wanita itu pada akhirnya menginap.

Sekitar pukul 6.30 Fanny terjaga. Ia mencoba menghubungi ponsel Naja. Namun tak mendapat jawaban dari si sulung. Fanny kemudian mencoba lagi. Masih sama. Masih tak ada jawaban. Ia menjadi gelisah. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi Yunita. Pada sering ketiga wanita itu menjawab.

     

"Halo."

"Halo Yun. Gimana keadaan disana? Baik-baik aja kan!? Aku coba telpon Naja beberapa kali tapi gak dia angkat."

    

Tanpa sadar Fanny sedikit berteriak karena panik. Tentu saja hal ini membuat Hayden dan Tania terbangun. Begitu pula dengan Donny yang sejatinya tidak benar-benar terlelap.

       

"Sekarang sudah baik-baik saja, Fan. Anak-anak masih tidur. Biarin aja, jangan kamu ganggu."

"Apa maksudmu dengan sekarang sudah baik-baik saja? Emang apa yang terjadi sebelumnya?"

   

Nada cemas Fanny membuat Hayden turut khawatir. Ia melepas genggaman tangannya pada Donny, lalu bergegas menghampiri Fanny. Ia menepuk pundak istrinya tersebut.

"Ada apa?" tanyanya begitu Fanny menoleh.

Fanny menggeleng.

   

"Yunita, jawab aku. Apa yang terjadi sebelumnya? Terus kenapa anak-anak masih tidur? Mereka gak sekolah?"

"Semalam Jeno tidak bisa tidur nyenyak. Dia sempat mengalami mimpi buruk beberapa kali. Mengigau dan berteriak hingga terbangun. Sampai sekitar jam 4 tadi dia berteriak histeris karena frustasi. "

    

Fanny membeku dan tertegun di tempat.

"Sayang, ada apa?" tanya Hayden semakin panik ketika melihat ekspresi wajah Fanny yang memegang.

    

"Sekarang Jeno, Naja dan Mark masih tidur. Aku gak tega mau bangunin mereka buat pergi ke sekolah. Mereka pasti lelah. Terutama Naja sama Mark yang hampir gak tidur semalaman karena jaga Jeno."

"Obatnya?"

"Sudah. Sewaktu Jeno tenang, Naja kasih obatnya dan meminta Jeno meminumnya. Fan, keadaan Jeno semakin menjadi. Aku minta kamu dampingi dia juga. Aku takut sesuatu terjadi sama dia."

"Aku tau. Aku pulang sekarang. Semalam aku dilarang pulang Kak Hayden karena sudah terlalu larut."

"Baguslah. Eum, bagaimana Donny?"

Neighbour | MarkNo (END) Kde žijí příběhy. Začni objevovat