20. Tentang Jeno

1.9K 172 13
                                    

Happy reading

    

    

Yunita dan Mark duduk berdampingan di meja makan pagi keesokan harinya. Keduanya sedang sarapan sambil berbincang-bincang. Melepas rindu satu sama lain setelah berbulan-bulan tidak bertemu. Yunita yang merupakan seorang model sering disibukkan oleh acara fashion di berbagai negara. Sehingga hanya sedikit waktu baginya untuk dapat menemui putra semata wayangnya.

"Gimana keadaan di sekolah Mark?" tanyanya pada sang putra.

"Yah, seperti biasanya Mom. Gak ada yang istimewa," jawab Mark.

"Masih sering kumpul-kumpul sama Hendery, Lucas, Devan?"

"Masih. Sama Naja juga. Cuma Lucas sama Devan agak jarang bisa kumpul bareng. Karena mereka beda kelas. Beda kesibukan."

"Oh iya. Ada Naja juga ya. Lupa mommy."

Mark hanya tersenyum.

"Kalo gitu sama Jeno juga sering kumpul?"

"Enggak juga. Jeno kan beda kelas Mom. Dia masih di kelas X."

Yunita mengernyit. Namun sesaat kemudian ia teringat.

"Ah iya. Yang kasus pembullyan itu ya."

"Mommy tau?"

"Tau. Tante Fanny curhat soal Jeno ke mommy. Cuma mommy waktu itu lagi sibuk banget di Amerika. Inget kan yang mommy gak pulang sampe setahun lebih?"

"Iya. Inget. Jadi waktu itu kejadiannya?"

Yunita mengangguk.

"Saat itu saat paling menyakitkan bagi Tante Fanny dan keluarganya. Mereka sangat terpukul. Mereka sangat menyesal. Karena ternyata seberat itu kehidupan Jeno di sini. Tante Fanny benar-benar terpuruk. Ia sangat sedih. Sayangnya mommy gak bisa ada di sisinya waktu itu."

Mark diam mendengarkan ibunya bercerita.

"Kalo liat Jeno, mommy suka kasian. Dia dari kecil kurang kasih sayang. Jadi Jeno itu berat. Seumur itu dia udah menghadapi berbagai macam kesakitan dan kesedihan. Mommy jadi simpati."

Yunita menatap Mark lekat.

"Mark, mommy minta kamu bantu Naja buat jaga Jeno ya? Dia gak bisa balik ke rumah omanya. Sedangkan Naja gak bisa ninggalin omanya. Makanya dia terpaksa hidup sendiri di sini. Jadi mommy minta tolong kamu buat bantu jaga dan awasi Jeno kalo lagi di apart. Juga kalo lagi gak ada Naja. Ya Mark?"

"Iya Mom. Mark juga udah pernah ngomongin ini sama Naja kok."

Yunita tersenyum. Lalu kemudian bel apartemen Mark berbunyi. Yunita hendak berdiri. Namun Mark menahannya.

"Biar Mark aja yang buka, Mom," ucapnya.

Yunita mengangguk. Kemudian Mark bangkit. Ia membuka pintu dan nampak sosok Jeno dengan senyum manisnya di hadapannya.

"Jeno?"

"Morning, Mark," sapa Jeno ramah.

"Ah, morning Jeno. Ada apa?"

"Tante Yunita ada?"

"Oh, ada. Masuk aja. Mommy ada di meja makan."

Jeno mengangguk. Ia kemudian menghampiri Yunita di meja makan.

"Pagi Tante," sapa Jeno.

Yunita yang tengah asyik dengan ponselnya menoleh.

"Hai! Pagi Jeno," serunya ramah.

Neighbour | MarkNo (END) Where stories live. Discover now