33. Separuh Jiwa

1.4K 160 32
                                    

Happy reading

   

  

Hari sudah mulai gelap. Matahari telah tenggelam di barat sekitar satu jam yang lalu. Menyisakan raga yang lelah bagi setiap manusia setelah seharian penuh beraktivitas. Demikian pula dengan sesosok pemuda tampan yang kini tengah duduk termenung di dalam sebuah kamar.

Naja menatap Jeno dengan sedih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Naja menatap Jeno dengan sedih. Mark baru saja menceritakan semua yang terjadi pada sang saudara kembar selama ia pergi ke rumah sakit. Dan kenyataan bahwa kondisi psikis Jeno yang semakin memburuk membuat Naja merasa sangat bersalah. Ia merasa kesal pada dirinya sendiri karena tak dapat menjaga Jeno dengan baik. Ia merasa bodoh karena tak dapat menepati janjinya untuk selalu menjaga dan melindungi Jeno. Ia jadi teringat percakapannya dengan sang ayah beberapa bulan lalu.

    

"Naja, Jeno udah siap kembali kesana."

"Beneran Pa?" pekik Naja girang.

"Iya. Dia bilang dia kangen kamu dan suasana disana. Dan kondisinya juga sudah jauh lebih baik. Jadi Papa sama mama ijinkan dia buat kembali."

Naja sungguh-sungguh senang. Setelah beberapa lama, akhirnya ia dan Jeno bertemu dan berkumpul bersama.

"Tapi Jeno gak bisa balik ke rumah Oma, Ja."

Naja tertegun.

"Terlalu banyak luka disana."

"Terus Pa?"

"Itu yang buat Papa bimbang. Niat awal Papa mau beliin apartemen buat Jeno. Tapi Papa gak tega biarin dia tinggal sendirian. Karena Jeno belum 100% sembuh, Ja. Terkadang halusinasinya muncul di saat dia sedang merasa tertekan. Papa takut sesuatu terjadi saat dia sendirian."

Naja terdiam sesaat.

"Mama gak bisa temani Jeno?"

"Sayang sekali gak, Ja. Produk baru kosmetik mama kamu mau launching. Dia gak bisa pergi begitu aja. Sebenernya mama sempet keberatan. Mama minta Jeno nunggu beberapa bulan lagi setelah launching. Tapi Jeno bilang dia mulai jenuh home schooling. Dia mau suasana baru. Selain itu sebenarnya Jeno juga gak begitu suka tinggal disini. Entah kenapa. Karena Jeno terus meminta juga memohon, akhirnya mama kasih ijin. Sekarang justru Papa yang bingung. Cari tempat yang layak juga nyaman dan aman buat Jeno tinggali. Kamu ada saran?"

Neighbour | MarkNo (END) Where stories live. Discover now