ZenEga 2 [02]

358 16 1
                                    

"Yang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang." Zega berbisik lembut sembari mengalungkan kedua tanganya pada pinggang Zena dari belakang. "Mau peyuk, boleh?"

"Apa, sih, Yah? geli banget." Zena yang dipeluk Zega bergidik geli karena Zega berbisik tepat di telinganya. Wanita itu memutar bola mata malas. Suaminya ini seringkali mengganggunya ketika sedang memasak.

"Aaaaa nak peyuk. Peyuk duyuuuu. Cium, cium begitu emuaah!" Zega merengek seperti anak kecil. Menarik ujung baju Zena agar wanita itu mau menengok ke belakang.

"Berisik!" ketus Zena galak. Dia tengah memutar knop kompor, lalu menuang minyak ke dalam wajan. Zena mendengus. Suaminya itu tak bergerak sedikitpun dari tempatnya, dia menegur. "Gak usah ganggu, deh. Nanti kena minyak, ini aku mau goreng ikan dulu. Ajak anak-anak main, gih. Kasian mereka di luar lagi lomba adu keong."

"Gak usah masak sih. Ribet harus ngegoreng-goreng begitu. Lagian tinggal nyuruh ikannya berenang di minyak panas, emangnya gak bisa? Manja bener harus dilayanin."

Zena yang mendengar ocehan gak jelas suaminya itu, hanya mendelik kesal. Sementara Zega tersenyum kecil kala melihat istrinya itu Memakai kaos kebesaran, rambut yang dicepol menyisakan anak rambut, celemek sedikit lusuh akibat sering dipakai, peluh yang membasahi leher jenjangnya serta tangan yang sigap dan cekatan untuk mengolah sebuah bahan mentah agar menjadi makanan lezat.

"Yank, ikut aku yuk?" ajak Zega, posisinya masih memeluk Zena dari belakang.

"Kemana?" tanya Zena yang tengah sibuk memindahkan ikan yang telah matang ke piring.

"Kamar yuk," jawab Zega seraya menghirup leher Zena.

"Gak," tolak Zena dengan cepat.

Mendengar itu Zega sedikit kesal sekaligus gemas. Lalu tanpa aba-aba Zega dengan cepat mematikan kompor dan beralih membopong Zena dalam gendonganya. Zena yang tau akan di bawa ke kamar mencoba  meronta.

"Ga, turunin gue!"

"Oh tidak bisa," balas Zega dengan cengiran menyebalkannya.

Zena mendengus, lagi-lagi ia hanya bisa pasrah dan menuruti kemauan suaminya itu.
Setelah tiba di dalam kamar Zega langsung menurunkan Zena, tak lupa cowok itu langsung mengunci pintu kamarnya.

Melihat istrinya yang cemberut, Zega mendekat lalu mengusap rambutnya pelan.

"Yang, ayuk aku pengen," kata Zega dengan rauk wajah di imut-imutin minta Zena tabok.

"Apaan sih Ga, semalem kita udah 3 ronde masa kamu minta lagi." Zena protes, "ogah ah aku cape."

"Sekali lagi aja yank, yah, yah, please." Zega mengedip-ngedipkan matanya genit, benar-benar minta Zena tabok.

"Ogah!" sahut Zena cepat. Lalu berbalik hendak memutar kunci pintu, tapi dengan sigap Zega kembali merengkuh tubuh istrinya dari belakang. Secepat kilat Zega memutar tubuh Zena agar menghadapnya dan dengan lembut mulai memangut bibir bawah istrinya. Zena tidak bisa berkutik saat kedua tangannya sudah di tahan kebelakang oleh tangan suaminya. Dan Zega mengambil kesempatan itu untuk memperdalam ciuman nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZenEgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang