603 - Berdiskusi dan Bertukar Pikiran

Start from the beginning
                                    

“Kurasa ... kita ditangkap oleh seseorang.” Dami yang menjawab, menebak-nebak.

“Kita memang ditangkap, oleh beberapa orang tepatnya,” ucap SuA yang menegaskan.

“Ah, begitu rupanya. Oke.” Siyeon langsung mengangguk, menyilangkan tangan di dada. Dengan begitu tenang dan santainya ia menerima situasi begitu saja.

“kenapa reaksimu sangat santai?” tanya Dami tampak heran dengan sikap Siyeon yang seperti itu.

Siyeon kini beralih memandang Dami. “Kenapa memangnya? Apa aku harus menjerit-jerit? Penuh kepanikan? Begitu?”

“Tidak juga, terserahlah.” Dami langsung malas menanggapi sikap Siyeon yang seperti itu.

“Oke, aku akan coba.” Setelah itu, Siyeon pun langsung menjerit-jerit histeris sambil memukul kaca tabung berulang kali. “Aaaaaaa! Apa yang terjadi? Di mana ini?! Siapa pun tolong aku!”

“Serius, Siyeon, kamu tak cocok untuk itu, jadi hentikan,” gumam SuA yang langsung menegur.

“Sungguh?”

“Ya, dan kamu sama sekali tidak menjiwai. Jadi jangan diulang.”

“Aku bisa latihan.”

“Hentikan, pokoknya hentikan.”

“Ya sudah.” Siyeon cemberut, kemudian ia langsung beralih ke sisi lain di mana Handong berada. Jadi, urutan mereka ditempatkan adalah, dari ujung paling kiri adalah Yoohyeon, lalu Dami, dilanjutkan dengan SuA, lalu Siyeon dan terakhir Handong.

“Handong, bangun.” Siyeon berbisik sambil membentuk corong dengan kedua tangan lalu menaruh di depan mulutnya. “Handong, yuhu.”

“Apa dia selalu seperti itu?” tanya Dami pada SuA, melihat tingkah Siyeon yang sedikit aneh menurutnya.

“Ya, sejauh yang kutahu. Siyeon selalu seperti ini.”

“Handong,” bisik Siyeon, kemudian ia kembali memanggul dengan desahan. “Handong sayang.”

“Hei, cantik, bangun, ini sudah pagi.”

“Princess. Love.”

Siyeon terus memanggil Handong dengan berbagai sebutan yang terdengar ... romantis bagi mereka yang suka mendengarnya.

“Honey. Sweety ....”

“Siyeon, hentikan!” bentak SuA yang seperti sudah jengah mendengar panggilan Siyeon. Mendapat teguran itu, Siyeon kembali beralih pada SuA sambil tersenyum tanpa dosa.

“Dia terlihat sangat cantik dan menggoda saat tertidur seperti itu. Kamu jangan cemburu, karena kamu tetap yang paling cantik di mataku.”

“Aku tak cemburu tuh.” SuA merajuk sambil menyilangkan tangan di dada, ia terlihat kesal dan marah.

“Sayang, kamu terlihat menggemaskan saat kesal seperti itu. Aku jadi ingin menciummu.” Siyeon malah semakin menjadi-jadi.

“Oh ya, coba saja.” SuA malah beralih menantang.

“Kamu yang minta, aku akan menciummu habis-habisan, awas saja kalau melawan atau menyerangku.”

“Tidak akan, coba saja lakukan.”

“Oke, aku datang ....”

“Hentikan kalian berdua!” Dami langsung menegur sebelum Siyeon melanjutkan ucapannya. Kemudian ia pun mengingatkan pada mereka berdua. “Bukankah kita harus keluar dari sini? Kenapa kalian buang-buang waktu untuk percakapan tak berbobot seperti itu?”

“Hm, kita belum tahu apa yang telah terjadi, SuA kamu malah memancingku,”

“Kenapa menyalahkanku? Kamu yang memulai.”

Nightmare - Escape the ERA 5th Stories (Dreamcatcher)Where stories live. Discover now