598 - Menemukan Pesawat dan Para Penumpang yang Tidak Sadarkan Diri

Start from the beginning
                                    

Vernon pun melompat turun dari atas punggung serigala tunggangannya, tanpa rasa takut, ia berjalan menghampiri monster terdekat yang ukurannya sekitar sepuluh meter, ukuran yang bisa dibilang besar bagi manusia. Dengan senjata yang masih digenggam dengan kedua tangan, Vernon tetap mewaspadai sekitar.

“Tunggu dulu, kau mau mendekat?” tanya Shuhua sedikit ragu. “Lebih baik jangan dekat-dekat.”

Akan tetapi, Vernon malah mengabaikan ucapannya. Pria itu tetap mendekat lalu berjongkok, menaruh senjata di samping tubuhnya, kemudian menilai luka yang terdapat pada kepala monster itu. Luka yang merupakan serangan tunggal, serangan yang langsung membunuh monster itu seketika.

“Hati-hati, makhluk itu bisa menyerang,” gumam Shuhua, ia yang masih berada di atas serigalanya, malah mencondongkan tubuh karena penasaran.

“Tenang saja, ini aman kok.”

“Apa monster itu sudah mati?” tanya Shuhua yang semakin mencondongkan tubuhnya melewati kepala serigala yang menjadi tunggangannya.

“Ya, sudah dipastikan mati, kondisinya masih segar, kurasa ini terjadi belum setengah jam lamanya.” Vernon menjawab sambil mengasumsikan.

“Oh menyebalkan, aku hanya mengerti soal mesin, ini bukan bidangku, aku woaaahhh.....” Shuhua tidak melanjutkan ucapannya saat ia tersungkur jatuh ke depan.

“Aw, sakit.” Ia meringis sambil menepuk-nepuk tangannya.

Sedangkan Vernon, ia malah mengabaikan dan lebih fokus mengidentifikasi monster yang ada di depan matanya. “Dilihat dari bentuknya, ini seperti benda tajam, ukurannya tidak lebih dari sejengkal.”

“Hei, aku bilang ini sakit!” seru Shuhua yang jelas-jelas ingin mendapat perhatian, sayangnya ucapan itu juga malah diabaikan.

“Tapi ini aneh, senjata itu menembus dari ujung sini sampai sini.” Vernon yang terfokus dengan pemikirannya, masih tidak memedulikan, ia bahkan menunjuk luka depan sampai menembus belakang kepala monster itu. Kemudian mengapit dagu seperti seorang pemikir ulang. “Ini semakin menarik.”

Melihat itu, Shuhua semakin kesal, ia beranjak berdiri lalu menghampiri Vernon.

“Hei!” teriak Shuhua sambil menendang punggung Vernon membuat pria itu hampir terjerembap ke atas tubuh jasad monster itu, untunglah kedua tangannya refleks menahan sehingga wajahnya tidak sampai menghantam monster itu.

“Apa?” tanya Vernon sambil berdiri meraih senjatanya lalu memutar badan sehingga bertatapan langsung dengan Shuhua.

“Tidak ada, lupakan, sebaiknya kita pergi,” ucap Shuhua ketus, ia mengerling tajam sambil kembali berjalan menuju ke arah serigalanya. Melihat itu, Vernon pun heran dan tidak mengerti sama sekali.

“Dia kenapa sih? Main tendang pula,” gumam Vernon, kemudian ia kembali naik ke atas serigala. Perjalanan dilanjut, kedua serigala itu bergerak cepat terus mengikuti jejak yang JiU tinggalkan. Tidak banyak percakapan terjadi di antara mereka, apalagi Shuhua memasang tatapan ketus, sedangkan Vernon sama sekali tidak tahu apa yang salah.

Mereka terus mengikuti jejak itu sampai akhirnya, mereka menemukan pesawat yang pintunya masih terbuka akibat JiU dan Gahyeon melarikan diri tergesa-gesa. Melihat pesawat yang ukurannya besar dan memiliki desain yang futuristik, desain yang belum pernah ada sebelumnya, hal itu membuat keduanya terpukau selama beberapa detik.

“Ini pesawat.” Shuhua bergumam, Vernon pun mengangguk.

“Ya, pesawat yang sangat besar.”

“Kau mau memeriksa?” tanya Vernon sambil menoleh ke arahnya.

Nightmare - Escape the ERA 5th Stories (Dreamcatcher)Where stories live. Discover now