593 - Ada yang Memantau Di Balik Kabut?

Mulai dari awal
                                    

Handong pun mengaktifkan alat komunikasinya, kemudian mencoba menghubungi Yoohyeon yang berada di dalam pesawat.

“Kau mendengarku? Jawab aku!” Handong mulai bicara saat komunikasi terhubung, sedangkan Yoohyeon yang sedang berada di dalam ruang kontrol, ia masih bersantai-santai dengan menaruh kedua kaki di atas sandaran kursi di depan, ia tidak mau repot-repot menanggapi Handong.

Saat ini Yoohyeon sedang menikmati posisi santai dan nyaman, tidak ada gangguan, tidak ada yang berisik, dan tidak ada yang mengusili, dan yang terutama adalah tidak ada noda, bakteri dan semua jenis kotoran yang menjijikkan, ruangan itu bersih meski tidak ada aroma wewangian tertentu, Yoohyeon juga sengaja memutar lagu yang santai dan menenangkan, ini adalah waktu emas yang jarang dimiliki olehnya.

“Hei kau tuli! Aku memanggilmu sejak tadi?!” seru Handong keras membuat Yoohyeon berdecak. Sedangkan Handong yang merasa dirinya tidak digubris, ia mulai kesal dan berniat mengumpat melontarkan beberapa hinaan.

“Dasar betina .....!”

“Kau mengganggu.” Yoohyeon langsung menyela dengan nada datar sebelum Handong melontarkan umpatan atau hinaan menyebalkan. Ia juga mematikan lagu yang sedang didengarkan itu.

“Ternyata kau masih hidup, kenapa tidak menjawabku coba?!”

“Ada perlu apa?” tanya Yoohyeon singkat tanpa menanggapi atau menjawab pertanyaan Handong.

Jeda sesaat, kemudian Handong pun memberitahukan apa yang dirinya lihat. “Ada seseorang di sekitar pesawat. Kurasa orang ini adalah mata-mata, aku ingin kau menemukan orang ini.”

“Tidak mau.” Yoohyeon menolak mentah-mentah.

“Kau akan melakukannya, atau aku akan memandikanmu dengan kotoran.”

Yoohyeon pun berdecak tidak senang, ia menurunkan kaki lalu beranjak dari posisi duduk nyamannya.  “Aku akan keluar.”

“Cepatlah, atau aku ....”

Yoohyeon sudah lebih dulu menonaktifkan alat komunikasinya, seperti biasa, ia tidak ingin mendengar hal-hal yang tidak diperlukan.

“Dia ... dia ... kurasa sesekali aku harus menumbuk kepalanya.” Handong mengepalkan tangan, merasa begitu kesal karena komunikasi diputus secara tiba-tiba, padahal dirinya belum sempat menyelesaikan perkataannya.

Tidak lama, Yoohyeon pun keluar dari dalam pesawat, ia langsung menutup lubang hidungnya lalu bergidik jijik. Setelah itu ia kembali masuk ke dalam pesawat sambil menutup pintu. Terlihat di balik kaca pintu, Yoohyeon mengibas-ngibaskan tangan di depan wajah.

“Apa yang kau lakukan?” tanya Handong tidak mengerti dengan perilaku Yoohyeon. Pesawat tidak kedap suara sehingga Yoohyeon sudah pasti dapat mendengar ucapannya.

“Banyak bakteri menyatu dengan kabutnya.” Yoohyeon langsung menjawab, memberitahukan alasan ia menolak untuk keluar.

Handong menggaruk kepalanya lalu bergumam dengan sangat kesal. “Astaga, jadi itu alasan dia tidak mau meninggalkan pesawat?”

Handong pun merasa geram dengan sifat Yoohyeon yang satu ini. “Sial, benar-benar tak habis pikir, kenapa bisa ada orang yang seperti ini? Dia jijik dengan kabutnya?”

Meski begitu, karena ia masih penasaran dengan sosok yang memantau itu, ia pun kembali bicara pada Yoohyeon.

“Kau bisa mendeteksi di dalam sana?”

“Akan kucoba.”

“Cepat lakukan.”

Selama beberapa detik Handong menunggu dengan tidak sabaran. Sampai selang dua puluh detik kemudian, Handong yang sudah tidak sabar pun akhirnya mengajukan pertanyaan. “Bagaimana? Kau merasakan sesuatu?”

Nightmare - Escape the ERA 5th Stories (Dreamcatcher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang