569 - Tiba-Tiba Menyerang tanpa Sebab?

Comincia dall'inizio
                                    

“Ow, jangan sekarang. Aku tidak bisa ....” Siyeon tak melanjutkan ucapannya, secara tiba-tiba ia jatuh tak sadarkan diri.

Di sisi lain, Handong yang sudah berhasil kembali naik ke atas, ia mendapatkan kekecewaan tatkala melihat monster besar yang tadi menyerangnya, kini sudah menjadi santapan Fenrir. Serigala raksasa itu sedang memakan tubuh monster yang sudah tidak bernyawa itu.

Begitu cepat dan mudahnya Fenrir mengalahkan dan membunuh monster yang sebelumnya menyerang Handong. Monster yang bisa dibilang memiliki ukuran besar.

“Apa yang kau lakukan?!” teriak Handong marah. Ia langsung berjalan dengan langkah besar ke arah binatang itu.

“Kau serigala nakal! Kenapa memakan mainanku? Aku bahkan belum pemanasan!” Handong langsung memarahi binatang putih itu.

Fenrir melirik sesaat ke arah Handong, lalu dengan malas kembali menoleh ke arah santapannya lalu melanjutkan makan.

“Jangan memasang ekspresi seperti itu, kau mau kukuliti, hah? Akan kugunakan bulumu sebagai mantel!” bentak Handong yang tidak suka ditanggapi seperti itu. Akan tetapi, tiga detik kemudian ia menurunkan emosinya, menarik napas dan bersikap tak peduli. “Ah sudahlah, aku tinggal cari mainan lain saja. Bodoh sekali aku kalau sampai berselisih dengan seekor serigala hanya untuk satu monster payah itu.”

Setelah Handong selesai bergumam, ia mendengarkan suara cabikan dan makan Fenrir yang rakus.

“Entah kenapa aku mendadak tidak mood melakukan permainan ini lagi.” Ia bergumam pelan, merasa jijik.

“Hei, cepat selesaikan makanmu, kita harus segera kembali.” Handong memerintahkan, setelah itu ia berbalik badan berjalan berniat kembali ke tempat Siyeon berada. Fenrir mengisap sisa tubuh makhluk itu seolah mulutnya adalah mesin penyedot raksasa, dalam waktu satu detik, tubuh itu lenyap begitu saja. Serigala itu mengelapkan sisa darah di mulut dan rahang pada salju lalu bergegas menyusul Handong.

Handong bersama Fenrir pun berjalan menghampiri Siyeon, saat itu Siyeon masih terkapar, Handong mengira bahwa Siyeon masih pusing akibat kejadian sebelumnya.

“Hei, kau mau sampai kapan tiduran di sana?” tanya Handong kasar. “Aku sudah tidak berminat lagi main-main dengan monster di sini, semuanya payah soalnya.”

Siyeon tidak menanggapi, ia masih berada dalam posisi tengkurap, Handong pun menoleh ke belakang ke arah Fenrir lalu menunjuk Siyeon. “Apa si aneh ini geger otak ya? Dia tidak menyahutku.”

Fenrir bersuara sambil memandang ke arah yang ditunjuk Handong, tahu isyarat itu, Handong menoleh kembali ke arah Siyeon yang mana gadis itu sudah berdiri dengan tatapan kosong.

“Ow bagus, kau sudah bangun, kita ....”

Handong tak sempat menyelesaikan ucapannya tatkala Siyeon tiba-tiba mengeluarkan sepasang senjatanya, lalu dengan bergerak cepat, ia tiba di hadapan Handong dengan salah satu belati sudah menusuk dada gadis itu.

“Uhuk.” Handong mengeluarkan darah dari mulutnya, sedangkan saat melihat hal tersebut, Siyeon tersenyum jahat. Sebelum Siyeon menekan belati itu lebih dalam, Handong melepaskan pukulan tepat ke arah perut Siyeon.

Dengan gerakan yang cepat, Siyeon mencabut belati, menghindari pukulan, bergerak ke arah belakang Handong sambil menyayatkan belatinya ke leher bagian samping Handong. Hal tersebut membuat Handong terhuyung sambil refleks tangan kanannya memegangi luka sayatan di leher yang mengeluarkan darah, luka yang terasa begitu sakit.

“Apa yang kau lakukan, sialan?”

Handong berbalik badan, pada saat yang sama Siyeon sudah ada di hadapannya, berniat menikamnya lagi, akan tetapi Handong sudah lebih dulu menangkap kedua belati itu, dikarenakan ia mengenakan sarung tangannya, senjata tajam itu tak melukai telapak tangannya.

“Aku tak tahu ini permainan anehmu atau bukan, yang jelas hentikan ini karena kau membuatku kesal.”

Bukannya berhenti, Siyeon malah menendang perut Handong.

“Apa itu yang namanya tendangan?” tanya Handong yang tidak merasakan efek apa pun. Bukannya menjawab, Siyeon malah membenturkan keningnya ke hidung Handong membuatnya mundur beberapa langkah, Siyeon melanjutkan serangan dengan menyikut dada Handong yang belum sepenuhnya pulih dari tusukan sebelumnya.

Luka yang diserang membuat Handong kesakitan sampai melepaskan sepasang belati Siyeon, hal tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh Siyeon, ia membuat sepasang belatinya itu bergerak menyerang Handong.

Meski sedang kesakitan, Handong pun berhasil menangkis serangan beruntun itu dengan punggung tangan sarung tangan itu, saat belati memantul ke atas atau ke samping dalam keadaan berputar-putar, senjata itu kembali bergerak cepat menuju ke arah Handong, hal itu membuat Handong haus sigap dan cepat menangkis setiap serangan, tak sadar setiap serangan itu membuat Handong mundur satu langkah demi langkah.

Saat senjata itu kembali memantul, kali ini tidak bergerak menyerang, melainkan Siyeon sudah menunggu lalu menangkap kedua senjata itu, ia bergerak sangat cepat lalu saat melewati tubuh Handong, ia melakukannya sambil menyayat paha kanan Handong membuat gadis itu langsung tersungkur.

Siyeon berhenti, memutar badan lalu menepiskan darah pada sepasang senjatanya itu. Tanpa mengatakan apa pun, ia melompat berniat menyerang punggung Handong, akan tetapi ledakan terjadi di tempat Handong terkapar secara tiba-tiba. Dan detik berikutnya, tubuh Handong terlempar menabrak tubuh Siyeon yang sedang berada di udara.

Siyeon mendarat teras, berguling beberapa kali lalu segera bangkit, sedangkan Handong mendarat dengan posisi berlutut.

“Kau mau main-main denganku? Oke, ayo kita main.” Handong pun berdiri dengan satu kaki karena kaki yang satunya lumpuh tak bisa ia gerakan. Dengan seringai kejam, Handong melanjutkan ucapannya berupa gumaman. “Akan kutumbuk wajah cantik itu berulang kali.”

***

Oke, inilah adegan bab kali ini? Kira-kira apa yang terjadi pada Siyeon? Sebelumnya ada yang curiga pada Siyeon kalau dia adalah pengkhianatnya, apa ini tanda-tanda aksinya dimulai? Siapa yang tahu.

Btw, aku stuck beberapa hari karena adegan ini, aku gak dapat ide cukup lama buat adegan pertarungan ini. Apalagi bulan-bulan ini aku fokus garap cerita lain, nanti setelah tamat akan kupublish di beberapa tempat, termasuk di wp.

Nightmare - Escape the ERA 5th Stories (Dreamcatcher)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora