74. Terhasut

2.1K 198 12
                                    

Update!! Masih nungguin kan?

Btw Extra bab baru sudah update di Karyakarsa ya! Yang mau baca bisa langsung ke sana aja( ˘ ³˘)♥

Aku berlari. Mengejar ke mana perginya Alga yang begitu cepat hilang dari pandangan. Meski sebenarnya aku agak takut untuk bertemu dengannya. Aku tak bisa terus tinggal diam, bahkan sebelum Alga tahu ada Willy di dalam, aku harus menyelesaikan masalahku dulu dengannya.

"Ke mana perginya sih? Cepat amat," kataku, mendadak kesal karena tidak bisa menemukan Alga.

Sampai akhirnya aku melihat sosok yang aku cari sedang bicara dengan beberapa orang. Sepertinya Alga sibuk mengurus hasil panen hari ini. terlihat ada beberapa karung yang entah berisi apa di depannya.

"Mas," panggilku. Aku memberanikan diri untuk bicara meski aku tahu Alga masih marah.

Dan sesuai dugaan. Alga sama sekali tak menggubrisku. Dia hanya menatapku sekilas lalu kembali mengurus sesuatu yang tak ingin aku tahu.

Aku meneguk ludah. Rasanya sakit sekali. Tapi aku mencoba untuk kembali bicara meski tadi panggilanku diabaikannya.

"Mas Alga masih marah sama Ara?"

Kali ini, selain tak merespons, Alga juga sama sekali tak mau melihatku. Dia masih sibuk menghitung barang yang ada di depannya.

"Kamu bawa semuanya ke gudang, yang kantung kecil biar tetap di sini saja," kata Alga.

"Baik Mas."

Alga terlihat sedang memerhatikan barang-barang di depannya setelah itu dia mengangguk lalu pergi. Ya, dia pergi begitu saja tanpa mau melihat aku yang sedari tadi berdiri di sampingnya. Rasanya aku ingin menangis, tapi aku menahannya.

"Mas Alga," panggilku lagi. Aku berlari mengejar Alga yang langkah lebarnya membuatku kewalahan.

"Mas." Aku menarik tangan Alga agar dia mau berhenti.

Ya, itu berhasil. Alga berhenti, tapi tidak mau menengok ke arahku.

"Mas Alga bisa gak jangan abaikan Ara kayak gini? Ara tahu Mas Alga marah. Tapi jangan kayak gini, Mas."

"Memang kamu peduli Mas marah atau gak? Pedulkan saja sana si brengsek itu."

Akhirnya setelah beberapa lama bungkam. Alga buka suara juga. Tapi ya, dia langsung menyinggung tentang Willy.

"Ara peduli, Mas. Makanya Ara datang buat cari Mas Alga. Ara mau bicara."

"Bicara apa, Ara? Kamu mau membela pria sialan itu hah? Gak sudi Mas dengarnya."

"Mas," seruku. "Dengar dulu. Jangan marah-marah terus. Ara ngerti banget Mas marah. Mas Willy gak bermaksud buat pura-pura jadi orang lain. Itu ide Ara, Mas. Ara yang nyuruh Willy buat pura-pura jadi orang lain," kataku.

"Pria itu yang nyuruh kamu buat ngomong kayak gini, Ara?" tanya Alga. Dia membalikan tubuhnya melihat ke arahku dengan tatapan marah.

Aku menggeleng cepat-cepat. "Gak, Mas. Ini memang ide Ara. Justru Mas Willy awalnya mau jujur, tapi Ara larang mengingat Mas Alga gak suka sama Mas Willy."

"Tepat. Dan bagaimana dia bisa ada di sini─gak, tapi bagaimana kamu bisa mengenal pria bajingan itu? Ara, jangan bilang kamu pergi ke Bandung untuk mengejar pria sialan ini?" tuduh Alga, tetap sasaran.

Jelas aku sudah tak bisa mengelak. Aku hanya diam menunduk sebelum akhirnya mengangguk untuk menjawab pertanyaan Alga.

"Astaga. Apa kamu sudah gila? Kamu lupa sama janji kamu ke Mas Alga, Ara? Bahkan dari awal Mas Alga sudah bilang untuk gak mencari tahu soal pria brengsek itu! Sekarang kamu lihatkan? Kamu malah ikut terhasut seperti wanita bodoh. Persis seperti Yesi!"

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Nov 24, 2023 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Reaching Dream, with Bos!Donde viven las historias. Descúbrelo ahora