13. Jangan menaruh perasaan

3.1K 511 21
                                    

Update! Jangan lupa dukung dengan vote dan komentarnya biar aku gak malas update ya! Selamat membaca❤️

Ini seperti mimpi. Tuhan seakan melancarkan semua rencana yang sudah aku buat satu persatu. Kedekatan yang aku rencakan mendadak berjalan begitu cepat dan mulus tanpa harus berusaha keras. Panggilan masuk tadi benar-benar dari Willy. Pria itu tiba-tiba saja ingin bertemu denganku. Entah apa yang sedang pria itu pikirkan, tapi ini kesempatan yang bagus. Aku tidak akan menyia-nyiakannya.

"Malam ini kamu ada acara?"

"Gak ada, kenapa Mas?"

"Aku ada acara, kamu mau temani aku?"

"Hah? Acara apa?"

"Cuma reunian biasa. Kamu bisa ikut?"

"Apa gak apa-apa?"

"Gak apa-apa. kamu siap-siap. Nanti aku jemput."

"Oke."

Obrolan singkat itu membuatku bertanya-tanya. Kenapa tiba-tiba saja pria itu ingin mengajakku keluar? Apa karena obrolan tadi sore pesonaku langsung bisa memikatnya. Aku wanita yang baru di temui beberapa kali. Aku bahkan karyawan yang bekerja di tokonya. Malah, baru saja bekerja. Tapi kenapa pria itu bertingkah sok akrab seperti ini kepadaku?

Aku mendadak curiga. Di balik kesenangan yang sedang aku rasakan sekarang. Aku curiga Willy sedang merencanakan sesuatu. Apa pria itu bermaksud ingin mendekatiku? Dia ingin memikatku seperti dia memikat wanita lain? apa Willy ingin menjadikan aku korban selanjutnya.

Aku tertawa sinis. "Jangan konyol. Yang ada dia yang jadi korban."

"Kamu serius mau keluar sama dia Ra?" tanya Zela, wanita itu terlihat cemas melihatku yang bersemangat pergi dengan Willy.

"Iya. Kenapa?"

"Aku kok gak enak hati ya Ra," kata Zela.

Aku mendengus. "Kenapa? Santai saja. Aku sudah dewasa, aku gak akan terjebak sama permainannya."

"Bukan itu. Tapi gak tahu kenapa aku merasa ini bukan pilihan yang bagus."

"Hah? Apa sih. Duh, tenang saja. Kamu gak usah mikir aneh-aneh deh, Zel. Sekali pun ada yang terjadi sama aku nanti, kamu tahu siapa tersangkanya." Aku meyakinkan Zela yang masih saja terlihat cemas.

Zela menghela napas berat. Wanita itu tidak protes lagi karena tidak berapa lama kemudia mobil yang di tumpangi Willy datang. Pria itu benar-benar datang untuk menjemput ku.

**

Kenapa rasanya aku berpikir kalau kami sedang ingin berkencan? Awal kedatangan Willy ke kost saja rasanya masih sangat aneh tapi tampak seperti pria yang menjemput kekasihnya. Ya walau kecanggungan itu masih sangat terasa sampai di dalam mobil.

"Kita mau ke mana?" tanyaku.

Willy yang sedang menyetir menatapku sekilas kemudian kembali fokus ke depan. "Ke tempat reuni teman-teman sekolahku."

Satu alisku naik. "Kenapa ngajak aku?"

Willy tidak langsung menjawab. Pria itu terus fokus menyetir sampai akhirnya mulutnya kembali terbuka untuk menjawab pertanyaan ku.

"Terpaksa. Aku harus bawa satu wanita untuk menjadi gandenganku di sana," katanya.

Aku melongo dan agak bingung juga. Maksudnya kalau hanya itu alasannya, kenapa harus mengajak aku? Bukannya Willy tampan? Dia bisa dengan mudah mendapatkan wanita yang sesuai tipenya.

"Kenapa harus aku? Gak ada wanita lain?" tanyaku heran.

"Kalau wanita lain ada. Hanya saja aku malas kalau mengajak mereka," katanya.

Reaching Dream, with Bos!Where stories live. Discover now