60. Kesempatan

2.2K 410 17
                                    

Update bestie 🥳🥳

Siapa yang masih nungguin nih? Pasti bosen ya nunggu terus:) btw kalau mau baca cepat bisa langsung ke Karyakarsa aja ya, sudah bab 80 🎉🎉

Selamat membaca, jangan lupa vote dan komentarnya ❤️


Kemunculan Willy yang tampak seperti hantu saja sudah membuat jantungku hampir merosot ke dalam perut. Sekarang, dengan tiba-tiba pria itu mengatakan sesuatu aneh. Mungkin biasa saja, tapi di telingaku itu jelas terdengar aneh. Bahkan kalimatnya terdengar begitu puitis dan berlebihan.

Apa dia bilang tadi? Pemilik hatinya? Aku? Dia rindu padaku? Konyol sekali!

"Ma─maksudnya?"

"Aku tahu kamu bisa dengar dengan jelas ucapanku tadi. Jangan membuatku mengulangnya, Ara."

Aku meneguk ludah. Aku memang mendengarnya. Hanya saja aku masih tak begitu yakin. Aku takut salah mengartikan maksudnya itu.

"Aku dengar. Cuma aku gak ngerti. Apa maksudnya pemilik hati. Rindu aku?"

Willy mengangguk. "Hm, aku rindu kamu. Makanya aku datang kemari."

Aku masih menatapnya tak percaya. Ucapan yang keluar dari mulut Willy seakan seperti halusinasi di mataku.

"Kenapa Mas Willy rindu aku? Ah, apa mungkin karena aku gak kerja lagi di toko jadi Mas Willy rindu aku?" tanyaku. Mencoba mengalihkan pembicaraan. Lebih tepatnya mencoba meyakinkan kalau tadi hanya omong kosong saja.

"Ya, itu benar."

"Ah." Aku manggut-manggut. Ternyata aku terlalu banyak menduga-duga.

"Tapi itu salah satunya."

"Ya?"

"Ya, aku memang rindu kamu karena gak kerja lagi di toko. Karena akhirnya aku gak bisa lihat kamu lagi. Tapi lebih menyiksa selain gak kerja di toko, aku sama sekali gak bisa lihat kamu dari jangkauan mataku. Aku terkadang gak rela. Aku selalu berpikir kamu sedang apa di sana? Apa ada pria yang mendekati kamu? Apa kamu sudah melupakan aku? Aku menahan diri untuk gak mengubungi kamu belakangan ini karena aku harus menyelesaikan masalahku di Bandung."

Aku mengedipkan mataku beberapa kali. Agak syok mendengar kalimat panjang lebarnya barusan. "Jadi? Maksud Mas Willy."

"Aku datang kemari karena memang rindu kamu. Bukan kamu yang kerja di tempatku. Tapi sosok Ara yang selalu mengisi hatiku."

Semua kalimat yang keluar dari mulut Willy seakan membungkam mulutku. Aku bingung, cemas juga─berdebar? Aku tidak tahu kenapa perasaan sialan ini harus aku rasakan lagi.

"Ah, Mas Willy bisa saja. gak usah gombal kayak gitu. Aku gak bakal ketipu. Lagi pula kan di hati Mas Willy ada Chika. Jangan becanda deh─"

"Aku serius, Ara."

"Serius kalau di hati Mas Willy ada Chika? Tahu kok."

"Bukan. Bukan Chika. Memang benar, aku memang mencintai Chika. Tapi itu dulu, dulu sebelum aku sadar kalau sebenarnya hatiku menginginkan orang lain."

"Orang lain?"

"Ya, aku menginginkan kamu, Ara."

Aku terdiam. "Ma─Mas Willy bercanda?"

"Aku tahu kamu gak akan percaya. Aku sendiri gak percaya kalau ternyata kamu berhasil mendorong keluar Chika di hatiku. Selama ini aku masih labil dan plin-plan. Karena aku sendiri masih kebingungan dengan perasaanku. Tapi sekarang. Aku sudah meyakinkan hatiku. Selama apa pun cintaku kepada Chika saat itu, tapi sekarang, yang hatiku inginkan bukan Chika lagi. Tapi kamu, Ara."

Reaching Dream, with Bos!Where stories live. Discover now