61. Rahasia

2K 388 5
                                    

Update bestie 🥳🥳

Siapa yang masih nungguin nih? Pasti bosen ya nunggu terus:) btw kalau mau baca cepat bisa langsung ke Karyakarsa aja ya, sudah bab 82 🎉🎉

Selamat membaca, jangan lupa vote dan komentarnya ❤️

Terlalu serius dan bersemangat karena kehadiran Willy membuatku lupa akan satu hal. Ya, satu hal yang serius yang harusnya tak aku lupakan. Apa lagi kalau bukan tentang Alga. Aku masih ingat bagaimana ekspresi Alga saat membaca diary Yesi hari itu. Dia marah, sangat marah sampai ingin menemui Willy walau keinginannya itu sama sekali tak membuahkan hasil.

Dan sekarang, secara mengejutkan dan mendadak Willy ada di sini. Di tempat kapan saja Alga bisa melihatnya. Yang terburuk, pertengkaran pasti akan terjadi kalau mereka sampai bertemu. Tidak─bukan pertengkaran. Lebih tepatnya Alga yang akan menghajar Willy.

"Kok kamu bisa tahu alamat rumah Nenek?" tanyaku, penasaran. Karena aku tak pernah memberitahukan alamat ini kepada siapa pun.

"Dulu Yesi pernah cerita soal tempat tinggal Neneknya yang asri. Dia juga memberikan alamat lengkap yang ternyata masih aku simpan," jawabnya.

Aku terdiam sebentar. Ah, ternyata Willy tidak melupakan sosok Yesi. "Kalian dekat sekali ya."

Willy tersenyum. "Hm, Yesi anaknya asyik. Mudah bergaul dan gak neko-neko. Hampir semua orang suka sama dia. Termasuk aku yang nyaman jadi teman dia."

Aku manggut-manggut. "Iya, Mbak Yesi memang sebaik itu. Sayang sekali Mbak Yesi harus..." aku tidak bisa melanjutkan kata-kataku. Mendadak dadaku kembali terasa sesak mengingat kepergian Yesi yang mendadak hari itu.

"Gak usah diterusin kalau kamu gak bisa."

Aku mendongak menatap Willy. "Mas Willy tahu kan kalau Mbak Yesi sudah gak ada?"

"Tahu."

"Mbak Yesi meninggal karena apa?"

"Tahu."

Aku terdiam. Ku pikir Willy tidak tahu soal ini. ternyata siapa sangka kalau Willy sudah tahu semua tentang Yesi yang pergi meninggalkan dunia ini karena bunuh diri. Jadi, apa dia tahu kalau Yesi mencintainya?

"Mas Willy tahu?" ulangku.

Willy mengangguk. "Hm, aku tahu. Tentu saja aku pasti tahu kabar tentang teman baikku, Ara. Meski kabar itu cukup mengejutkan dan membuat aku gak percaya awalnya."

"Apa Mas Willy lihat Mbak Yesi buat yang terakhir kalinya?" tanyaku lagi.

Mas Willy diam, pria itu menunduk seolah sedang menenangkan diri. Helaan napas berat terdengar lalu suaranya kembali muncul. "Itu yang paling aku sesali sampai sekarang. Aku gak bisa lihat Yesi, bahkan mengantarkan dia ke tempat terakhirnya karena saat itu aku sedang ada urusan di luar negeri."

Ah, pantas saja Alga tidak menemukan Willy hari itu. Ternyata pria itu memang sedang tidak ada di Bandung. Seandainya ada, aku tidak tahu bagaimana nasib Willy hari itu. Mungkin sekarang wajah tampannya itu penuh tanda perkelahian? Aku tak tahu.

"Saat lihat kamu melamar kerja ke toko hari itu. Aku masih gak yakin kalau kamu adik Yesi. Karena terakhir kali bertemu kamu sudah cukup lama. Tapi tidak tahu kenapa hatiku selalu meyakinkan aku kalau kamu adik Yesi."

Aku menyipitkan pandanganku. "Aku masih ingat sekali gimana menyebalkannya Mas Willly waktu tes aku masuk toko. Punya dendam apa sih?"

"Itu bukan dendam. Kan aku hanya bersikap profesional saja. karena mau bagaimana dan siapa pun kamu, kamu datang melamar kan buat kerja."

Reaching Dream, with Bos!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang