37. Mesra-mesraan

3.4K 581 24
                                    

Update gais! Nungguin gak nih? 🙌🙌

Ayo dikencengin lagi dong vote dan komentarnya biar rajin updatenya say ❤️

Part baru di Karyakarsa sudah update ya! Selamat membaca❤️


Balas dendam yang berhenti di tengah jalan membuat beberapa masalah baru yang tak aku inginkan muncul ke permukaan. Salah satunya pria yang realita hidupnya harus aku ketahui tanpa sengaja. Memutuskan untuk tak melanjutkan sesuatu yang salah. Akhirnya aku memilih untuk menarik diri. Karena keberadaanku di sisi pria itu juga karena dendam yang sudah aku putuskan untuk tak ku teruskan.

Aku mencoba beberapa cara agar tak terlalu dekat dengannya. Beberapa hari dekat dengannya saja membuat aku kepikiran. Aku bahkan bisa merasakan patah hati yang seharusnya tidak aku rasakan saat itu. Meski seorang pendendam, sebenarnya aku tipe wanita yang melankolis. Seperti yang sudah terjadi di Bali kemarin.

Mungkin Willy tidak menyadarinya. Tapi semua perhatian kecil yang dia berikan kepadaku membuat aku beberapa kali menahan diri untuk tak terganggu. Aku terus menyakinkan hatiku kalau itu hal wajar. Pria itu hanya sedang bosan saja lalu melampiaskannya kepadaku.

Memutuskan untuk tak membalas pesannya. Sekarang tiba-tiba saja dia sudah berada di depan pintu kost tanpa di undang.

"Mas Willy," panggilku bingung. Potongan Pizza yang belum sempat aku gigit, aku tarik dari depan mulutku.

Pria itu tersenyum. Zela dan Kevin yang melihat kehadiran Willy mengerutkan dahi mereka. Zela bahkan sempat melirikku seolah menanyakan kenapa pria itu bisa ada di sini. Jelas aku langsung menggeleng karena aku juga tidak tahu.

"Kenapa gak bilang kalau pacar kamu mau ke sini sih Ra? Aku jadi gak perlu balik ke kost kalau tahu."

Aku mendelik ke arah Zela. Sialan, dia sedang menggodaku. Padahal dia tahu kalau aku dan Willy bukan sepasang kekasih. Bisa-bisanya dia mengatakan itu.

Willy tersenyum kecil. "Maaf kalau kedatangan aku mengejutkan kalian," kata Willy. Pria itu menatapku. "Aku cuma mau balikin oleh-oleh dari Bali yang belum sempat kamu ambil. Aku lupa ngasih kamu di toko tadi."

Aku meringis. Astaga, aku sampai melupakan barang yang menjadi penyemangatku di Bali kemarin. Aku bahkan tidak mengingat itu sama sekali gara-gara chat─Sayang sialan dari Willy semalam.

"Oh iya. Aku juga gak ingat. Maaf aku jadi merepotkan Mas Willy," ucapku. Berdiri dari dudukku lalu mengambil tas besar yang ada di tangan Willy.

"Makanya tadi aku chat kamu. Tapi kamu gak balas. Pas lihat pintu kost kamu terbuka aku memutuskan ke sini. Ternyata kamu lagi asyik makan."

Aku berdecak dalam hati. Apanya yang sibuk makan, aku bahkan belum menggigit apa pun gara-gara kemunculannya yang tiba-tiba.

Aku tersenyum kikuk. Bingung juga harus menjawab apa. Karena alasanku tidak membalas chatnya memang karena tidak ingin. Bukan karena makanan atau apa pun. Kebetulan saja Zela pulang dengan banyak makanan. Dan aku beruntung, selain bisa makan gratis. Berkat Zela juga aku bisa menghindari pertanyaan tak penting dari Willy yang pasti akan menanyakan tentang pesannya yang tak aku balas.

"Kalau begitu aku permisi─"

"Loh? Mau ke mana Mas? Mampir dulu di sini," ujar Zela. Wanita itu melirik ke arahku. "Ra, jahat banget kamu. Ajakin Mas Willy masuk kek. Dia jauh-jauh kemari. Belum minum belum apa masa langsung pulang."

Aku melotot ke arah Zela. Aku memang belum menceritakan kegelisahanku belakangan ini kepada Zela. Tapi aku sangat tahu kalau Zela sengaja menyuruh Willy untuk mampir kemari walau tahu hubunganku dengan Willy tidak sedekat itu.

Reaching Dream, with Bos!Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu