20. Seperti orang asing

2.6K 490 25
                                    

Update! Siapa yang nungguin cung ☝️☝️

Jangan lupa di support dan di ramaikan dengan vote dan komentar kalian ygy, yang banyak biar aku semangat lanjutannya❤️ selamat membaca 😽

Setelah perdebatan suntuk semalam dengan Zela soal Swimsuit yang akan aku bawa ke Bali. Akhirnya aku memilih satu Swimsuit yang tidak terlalu mengakses tubuh ku. Beberapa pakaian trop cop juga celana pendek dan dress berbahan katun. Cuaca di sana pasti akan panas mengingat sekarang sedang musim kemarau.

Aku melihat arloji di satu tanganku. Willy masih belum datang juga, padahal pria itu janji akan datang tepat waktu. Tapi sudah lewat setengah jam pun dia masih belum menampakan batang hidungnya. Apa liburannya di batalkan? Aku mendadak kecewa kalau itu benar terjadi.

"Masih belum datang Ra?" tanya Zela.

Aku menggeleng. "Belum. Sudah jam segini."

"Jangan bilang gak jadi?"

Aku mendelik. "Jangan bilang gitu ah."

Zela tertawa. Bukan menenangkan aku dia malah semakin membuat aku overthinking. "Jangan-jangan dia berubah pikiran. Dia gak jadi ngajak kamu dan lebih milih pergi tanpa kamu biar leluasa dekat sama pujaan hatinya."

Aku semakin kesal membayangkan itu. Aku sudah menceritakan semuanya kepada Zela. Tentang Chika dan keikut sertaan wanita itu di liburan ini. Zela juga memberikan tips agar aku berhasil melangsungkan rencanaku untuk lebih dekat dengan Willy.

"Ck, bikin gak mood saja."

Zela semakin tertawa sampai tawanya berhenti ketika sebuah mobil mendekat ke kostnya.

"Tuh, pangeran sudah datang," kata Zela.

Aku langsung bangun. Hatiku lega melihat mobil Willy sudah datang. Kegelisahanku langsung sirna melihat Willy akhirnya menampakan dirinya.

Willy turun dari mobil lalu berjalan mendekat ke arahku. "Sudah siap?"

Aku mengangguk semangat. "Sudah."

Willy mengangguk. Pria itu membantu aku membawa koper besar milikku ke dalam mobil.

"Jagain teman aku ya Mas. Berangkat dalam keadaan sehat pulang pun harus sehat tanpa ada satu lecet pun," ingat Zela.

Willy tersenyum ramah. "Aman."

"Aku berangkat dulu ya Zel."

Zela mengangguk. "Hati-hati. Jangan lupa bersenang-senang di sana."

Aku tersenyum lalu mengangguk. Berjalan mengikuti Willy yang memasukan koperku ke dalam bagasi mobil. Setelah itu pria itu membukakan pintu mobil dan menyuruhku masuk ke dalam.

Ketika aku baru saja duduk di kursi, aku dibuat terkejut melihat penghuni lain duduk di belakangku. Aku menoleh ke belakang, terkesiap melihat seorang wanita sudah duduk manis entah sejak kapan.

"Hai, maaf ya aku jadi peganggu. Aku ikut menumpang di sini ya," katanya.

Willy sudah masuk ke dalam mobil. Pria itu menatap wanita itu lalu menatapku. "Gak apa-apa. Ara juga gak keberatan."

Wanita itu meringis. "Duh, aku jadi gak enak. Benar gak apa-apa kan?"

Aku yang tadi membeku dengan cepat mengangguk. "Ah, oh iya."

Wanita itu tersenyum manis. "Makasih. Ngomong-ngomong kita belum berkenalan, aku Chika."

"Glara."

Chika. Ya, wanita itu yang sedang duduk di belakang kemudi. Wanita yang entah kenapa selalu membuatku kesal tanpa alasan. Kenapa dia bisa ada di sini? Bukankah seharusnya dia bersama pasangannya? Apa pasangannya tidak jadi ikut?

Reaching Dream, with Bos!Where stories live. Discover now