40. Pria Brengsek

3.9K 623 57
                                    

Update gais!!  Nungguin? 🙌🙌

Yang nunggu di Karyakarsa. Maaf belum update ya, ini mau update gak bisa2 muter terus. Tungguin aja ya, nanti kalo udah bisa aku update 🤦😭

Selamat membaca ya❤️

Aku berteriak keras di dalam kamar. Bayangan yang baru saja terjadi membuatku kesal sendiri. Ciuman di dalam mobil sudah jelas bukan sesuatu yang tak di sengaja. Itu bahkan bukan hanya kedua bibir yang saling menyentuh. Tapi kami benar-benar berciuman!

Setelah mendapatkan kembali kesadaranku yang sempat hilang karena ciuman Willy. dengan cepat aku mendorong pria itu sampai tubuh Willy membentur dasboard mobil. Melepaskan ciuman kami yang saat itu masih berlangsung. Detik itu juga aku langsung keluar dari mobil tanpa mengatakan apa pun.

"Ta─tadi itu apa? ka─kami berciuman? Gak. Tapi─tapi itu benar ciuman! Ta─tapi kenapa Mas Willy menciumku? Apa dia lagi hilang akal sampai ngelakuin itu?" tanyaku kepada diri sendiri.

Aku membenamkan wajahku di atas bantal lalu kembali berteriak tanpa suara. Itu benar-benar gila! Apa yang sebenarnya terjadi? Ucapan Chayla tiba-tiba terlintas di kepalaku tentang pria yang akan berpikir kotor jika bersama kekasihnya. Tapikan─aku bukan kekasihnya! Kami hanya sandiwara saja.

"Tapi kenapa dia cium aku!?"

Tubuhku membeku mendengar suara notifikasi pesan masuk. Aku langsung mengambil benda persegi yang sama sekali tidak aku sentuh setelah sampai di kost. Tebakanku benar. Yang mengirim pesan adalah Willy.

Mr.R

Jangan lupa istirahat. Tidur cepat. Selamat malam.

Aku menahan napasku. Pesan itu terlihat biasa saja. Seakan tidak ada yang terjadi di antara kami. Padahal tadi kami baru saja berciuman. Tidak─lebih tepatnya dia yang menciumku!

Apa yang tadi dilakukannya memang tak sengaja? Tapi tetap saja. Itu bukan hanya dua bibir yang saling menempel. Tapi kami berciuman! Tapi Willy terlihat biasa saja. Dia bahkan masih berani mengirimkan pesan. Dan pesannya bukan penjelasan atau kata maaf seolah yang terjadi tadi bukan apa-apa.

Aku mendadak kesal. Kesal sekali sampai melampiaskan rasa itu ke bantal yang aku tinju beberapa kali. Sampai rasa lelah itu menyerang dan membuat aku tertidur begitu saja.

**

Aku benar-benar tidak bisa melupakan kejadian semalam. Awalnya aku ingin izin tak masuk kerja. Tapi tak bisa karena tidak ada pastry chef yang akan menggantikan aku. kalau aku tidak ada, siapa yang akan membuat kue nanti? Kalau hanya Ilham sudah jelas pria itu akan kesulitan. Jadi akhirnya mau tak mau aku tetap masuk kerja. Yah meski pun masuk dengan cara mengendap-endap.

"Kamu kenapa Ra? Masuk kayak maling gitu."

Aku berjengit kaget. Menatap Aci dengan senyum kikuk. "Ah itu. ga─gak apa-apa kok."

Aci mangut-mangut. Wajah wanita itu tiba-tiba berbinar. "Ah! Kemarin, kamu sama Bos─"

"Mas Wil─eh maksudku Bos sudah datang?" aku langsung memotong ucapan Aci.

Aci mengangguk. "Sudah. Tapi tadi dia langsung keluar setelah buka toko."

Satu alisku naik. "Keluar? Ke mana?"

Aci mengedikkan bahunya. "Entah."

Aku menarik napas lega. Itu kabar bagus. Willy tidak ada di toko sekarang. aku tersenyum senang lalu menegakan tubuhku yang tadi membungkuk karena mengendap-endap.

"Ilham sudah datang?"

"Sudah, dia baru ke belakang."

Aku mengangguk. "Oke. Aku juga mau ke sana."

Reaching Dream, with Bos!Where stories live. Discover now