14. Aku pacar Mas Willy

3.6K 542 21
                                    

Update!

Menunggu? Jangan lupa supportnya dengan vote dan komentar aja kok, gak muluk-muluk biar ceritanya rame dan aku semangat updatenya 🙈

Selamat membaca ya❤️

Pertanyaan Willy tentang aku yang tidak boleh menaruh perasaan kepadanya terus berputar di kepalaku. Ada banyak pertanyaan di benakku. Tentang kenapa pria itu tidak ingin di cintai wanita? Bukankah seharusnya dia bahagia bisa dicintai banyak wanita. Karena itu menunjukkan kualitas dirinya sendiri kalau Willy pria spesial. Apa lagi jika ingat kalau dia mencintai seorang wanita tanpa status. Bukankah harusnya dia menunjukan kehebatannya kepada wanita itu agar wanita itu sadar kalau ada banyak wanita yang mengantre untuk mendapatkannya? Lantas kenapa dia memilih mendorong para wanita yang menyukainya dan bertahan di dalam perasaan yang tak terbalas itu.

Aku menarik napas berat. Kenapa juga aku harus memikirkan tentang itu. Itu bahkan bukan urusanku. Malah bagus kalau Willy sengaja mendorong para wanita yang menyukainya. Karena dengan itu, artinya aku tidak punya banyak saingan yang harus di singkirkan untuk mendapatkan hatinya kan?

"Itu Willy."

Aku mendongak menatap tempat pertemuan reuni Willy dengan teman-temannya yang sudah sangat ramai. Dan kedatangan Willy sepertinya sudah sangat di tunggu-dunggu oleh mereka. Terutama dari kumpulan para wanita.

"Ya ampun sudah sangat lama ya. Willy, kamu sama sekali gak pernah berubah," kata seorang wanita yang tak aku tahu siapa.

"Itu benar. Malah semakin tampan saja," goda wanita yang lainnya.

"Bedanya sekarang rambutnya saja yang memanjang. Tapi sama sekali gak mengganggu, malah semakin maskulin," ujar yang lain.

"Hei kalian para wanita. Berhenti menggoda Willy. Kalian gak lihat wanita yang ada di sampingnya," kata salah satu pria di sana.

"Siapa itu? Apa kekasih baru kamu Will?"

Willy tersenyum. Dia melihat ke arahku sebentar lalu berbicara. "Ah, ini Glara. dia─"

"Aku pacar Mas Willy."

Semua yang ada di sana tampak menahan napasnya kaget. Tidak semua, hanya dari kumpulan para wanita saja. Sementara para pria tampak menggoda dengan tawa mereka.

Dan sepertinya bukan hanya sekumpulan para wanita yang terkejut. Aku juga sudah mengejutkan Willy yang sekarang sedang menatapku kaget. Aku membalas tatapan Willy dengan senyum manis tak berdosa.

"Serius? Dia pacar kamu Will?"

"Ini becanda kan? Sejak kapan selera kamu berubah?"

"Itu benar. Aku lihat-lihat sepertinya dia jauh lebih muda dari kamu."

"Kalian ini kenapa? Memang kenapa kalo Willy berpacaran dengan wanita muda? Yang penting dia bukan gadis di bawah umur. Lagi pula, yang muda itu lebih menggoda benar kan Willy?" goda teman pria Willy.

Willy sepertinya kesulitan menjawab. Karena itu lah dengan inisiatifku sendiri, aku menjawab pertanyaan dan godaan-godaan dari teman-teman Willy.

"Ah, kalian bisa saja. Aku gak semuda itu kok. Lagi pula, sekali pun umur aku sama Mas Willy jauh. Itu bukan masalah serius. Apa artinya umur buat sepasang kekasih. Yang penting kami saling mencintai," jawabku.

"Ah, kamu benar-benar sangat beruntung Wil. Bisa-bisanya mendapatkan pacar cantik dan muda seperti Glara. Pakai ilmu apa?" goda mereka lagi.

Willy ikut tertawa. "Jangan menggodaku terus. Kasihan Glara nanti gak nyaman."

Aku hanya tersenyum mendengar ucapan Willy yang terlihat ingin menghindar dari godaan-godaan teman-temannya. Dia juga tampak tidak enak kepadaku karena teman-temannya terus saja menggodaku. Meski sebenarnya aku tidak keberatan. Malah aku senang, apa lagi melihat ekspresi tidak senang teman-teman wanita Willy.

Reaching Dream, with Bos!Where stories live. Discover now