58. Tamu Pria

2.5K 480 13
                                    

Update 🥳🥳

Yang penasaran sama isi hati Willy kalian bisa langsung ke Karyakarsa dan baca POV Willy ygy ❤️ dijamin lebih puas dan gak penasaran lagi:)

Btw maaf updatenya lama terus ya. Selamat membaca, jangan lupa support like sama komennya:*

Hari demi hari berjalan seperti seharusnya. Pesan yang aku kirim kepada Willy hari itu sampai sekarang masih tidak mendapatkan balasan. Yah aku sudah tidak terlalu memikirkannya sekarang. Aku bahkan hampir lupa tentang semua yang terjadi di sana. Sudah mulai menikmati setiap udara yang aku rasakan di desa membuatku mendadak tak mau kembali ke Bandung dalam waktu dekat.

"Mas Alga gak pergi?" aku bertanya melihat Alga jam segini masih duduk manis di ruang tengah sembari menonton televisi.

Alga menoleh sebenar lalu matanya kembali fokus ke layar televisi yang sedang menayangkan berita pagi.

"Ini masih pagi, Ra. Perginya siangan saja, soalnya semua kerjaan sudah beres."

Aku mangut-mangut lalu bergabung dengan Alga menonton televisi. Mengambil sepotong pisang goreng yang masih hangat di atas piring, aku mulai menyuapinya ke dalam mulutku.

"Pisang goreng buatan Mbak Santi emang gak ada duanya," pujiku.

Alga mendengus. "Enak? Jelaslah, kan kamu tinggal makan."

Aku berdecih. "Gak usah nyindir diri sendiri."

Alga menggelengkan kepalanya lalu kembali fokus. Tak lama Santi datang membawa segelas kopi panas lalu ditaruhnya di atas meja.

"Mbak, aku mau juga ya. Teh manis hangat."

Santi tersenyum lalu mengangguk. "Siap Neng."

Aku membalas senyum itu sembari terus mengunyah pisang goreng yang masih ada di dalam mulutku.

"Ngomong-ngomong Ra, kamu kapan kembali ke Bandung? Ini sudah berapa hari? Kamu gak kerja? Bos mu gak marah kamu gak masuk selama ini?" cecar Alga mulai kembali membalas soal pekerjaanku.

Entah sudah keberapa kali Alga menanyakan soal ini. Aku tidak bisa terus-terusan berbohong karena tak bisa setiap hari membuat alasan. Apa lagi aku belum kepikiran untuk kembali dalam waktu dekat.

"Itu─sebenarnya Ara sudah resign Mas."

Mas Alga yang tadi fokus menonton berita sekejap langsung menatapku kaget.

"Apa? Resign?"

Aku mengangguk takut-takut. "Iya. Aku sudah resign. Bahkan sebelum pulang ke sini."

Alga masih terlihat tidak percaya. "Kenapa? Karena kabar Nenek─"

"Gak, gak. Mas Alga gak usah menyalahkan diri sendiri. Aku resign memang murni kemauanku, bukan karena kabar Nenek sakit yang Mas Alga kabari. Aku memang mau resign karena pekerjaanku di sana cukup melelahkan," bohongku.

Meski tidak semuanya bohong. Aku memang ingin sekali berhenti bekerja karena tidak nyaman kepada Willy meski aku mencoba untuk tak melakukannya. Dan kabar sakitnya nenek membuatku semakin bulat untuk pergi melupakan yang sudah terjadi di sana.

"Benar? Bukan karena kabar dari Mas Alga?"

Aku menggeleng cepat. "Bukan, Mas. Ini kemauanku sendiri. Lagi pula aku juga kangen Nenek. Bersyukur sekali sekarang lihat Nenek sudah bugar lagi."

Alga tersenyum. "Berkat kamu, Ara. Kalau gak ada kamu pulang Nenek mungkin masih diam di kamar sekarang."

Aku tersenyum. "Hm, dan aku pikir resign itu keputusan yang paling tepat. Karena akhirnya aku bisa kumpul lagi. Sama Mas, sama Nenek."

Reaching Dream, with Bos!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang