38. Pertemanan yang rumit

2.8K 576 54
                                    

Update gais siapa yang nungguin 🙌🙌


Yuk yuk di banyakin lagi vote sama komentarnya biar aku semangat nulis kelanjutannya 😽

Selamat membaca ya❤️ kalau mau baca cepet bisa ke Karyakarsa ya, sudah bab 52. Ada POV Willy juga loh 😽


Setelah berdebat panjang di kost karena sesuatu yang tak jelas tadi. Willy tiba-tiba saja mengajakku keluar. Dia bilang temannya sedang kencan di dekat sini. Willy ingin pergi ke sana tapi tidak mau kalau sendiri. Takut jadi obat nyamuk. Dan akhirnya dia kembali menyeretku untuk ikut menemaninya. Lagi! Dia tidak mau dengar meski aku menolaknya.

"Kenapa gak pergi sendiri saja sih Mas." Aku masih mengomel. Padahal aku sudah tidak mau tahu tenang pria ini lagi. Tapi dia malah terus menyeretku ke dalam hidupnya.

"Aku gak mau sendiri. Nanti jadi obat nyamuk di sana," balas Willy.

Aku mendesah. "Kalau tahu gitu kenapa masih mau pergi ke sana?"

"Aku ada perlu sama dia soalnya."

"Perlu apa sih? Penting banget sampai harus ganggu kencan orang," omelku.

"Memang penting."

"Gak bisa nanti saja? Kan bisa besoknya."

Willy menggeleng. "Gak bisa. Dia selalu ngurung diri terus sama pacarnya. Ini kesempatan buatku karena dia lagi di luar."

Aku memutarkan kedua bola mataku malas. Memang apa yang di lakukan temannya itu sampai harus mengurung diri bersama pacarnya. Mereka masih pacarankan? Bukan sepasang suami istri?

"Memang siapa yang mau Mas Willy temui? Revan? Deka?"

"Deka."

"Ah." Aku mangut-mangut. Masih agak kepikiran juga mendengar nama Deka. Karena semua masalah yang terjadi di Bali hampir karena pria itu. Chika, bahkan Willy. Tapi aku salut mereka tidak saling menjauh dan membenci meski tahu wanita yang dicintainya mencintai temannya sendiri.

"Aku salut banget sama pertemanan Mas Willy. Hubungan kalian masih baik walau di dalamnya ada kekacauan karena seorang wanita."

Willy mendengus geli. "Sebenarnya gak sebaik itu," katanya. "Hubungan kami bertiga lebih rumit dari yang kamu kira."

Satu alisku naik. "Hah? Gimana maksudnya?" aku tidak tahu di mana kerumitannya. Yang aku tahu masalahnya hanya dari Willy yang mencintai Chika. Tapi Chika mencintai Deka.

Willy menarik napas berat. Sembari menyetir mobilnya pria itu mulai bercerita. "Sebenarnya aku dan Revan juga Deka dan Chika berteman karena orang tua kami berteman baik. Aku lebih tua dari mereka. Hubungan kami semakin erat dan dekat karena sering bertemu. Sampai akhirnya salah satu di antara kami jatuh cinta sama Chika."

"Tahu, Mas Willy kan."

"Bukan."

Dahiku mengerut. "Hah? Bukan?"

Willy mengangguk. "Yang bilang suka sama Chika duluan itu Revan."

Aku membelalakkan mataku. Bola mataku hampir keluar dari tempatnya. Apa-apaan itu? Revan katanya? Bukannya Revan mau menikah dengan Hanum?

"Kok bisa!?"

Willy tertawa. "Ini memang agak rumit. Aku gak terlalu tahu karena aku kan lebih tua dari mereka. Sementara mereka seumuran dan satu sekolah. Dari SD sampai lulus kuliah mereka selalu bareng-bareng. Kecuali aku yang sudah lulus duluan," tutur Willy. "Tapi yang aku tahu, di persahabatan kami. Kami bertiga mencintai Chika."

Aku menganga. Lagi-lagi ucapan Willy membuat aku syok.

"Kalian bertiga!?"

Willy mengangguk. Tanpa melepaskan pandangannya dari jalan di depannya. Willy kembali meneruskan ceritanya. "Entah kapan rasa itu ada. Tapi sebelum Revan mengakui kalau dia mencintai Chika. Aku juga sudah mencintainya. Tapi kami tahu, Chika hanya mencintai Deka. Karena setiap kali kami berkumpul, Chika akan terus memonopoli Deka. Bahkan dia selalu mengabaikan kami berdua hanya karena lebih mengutamakan Deka."

Reaching Dream, with Bos!Where stories live. Discover now