Lingga Baganti- 27

639 90 3
                                    

Sebagai siswa yang selalu update, Fannan telah mencari tahu semua hal tentang putri bangsawan Korea bernama Jung Jaeja dan pemuda bernama Duhan Alexander.

Tidak banyak informasi yang dapat ia andalkan kecuali hanya tentang berita kematian keduanya yang merupakan murid di Lingga Baganti. Bahkan nama orang tua Jaeja maupun Duhan tidak ditemukan.

Fannan memutuskan untuk akrab dengan Jaeja, karena gadis itu satu-satunya makhluk tak kasat mata yang pernah ia lihat.

Jaeja menceritakan bahwa Fannan mengingatkannya kepada kekasihnya Duhan, tapi Jaeja pun tak tahu pasti apakah Fannan reinkarnasi dari Duhan karena aura mereka sangat berbeda.

Fannan sempat bertanya tentang penyebab kematian itu, tapi gadis itu sama sekali tak bersuara, seperti ada yang ditutupinya.

Hubungan mereka berada pada level yang sangat dekat, ada pada di mana Fannan menggantungkan dirinya pada sosok yang sama sekali tak dapat dilihat oleh orang normal itu. Tapi hal menyakitkan itu kembali menusuk tepat pada jantungnya, menyadari bahwa mereka berbeda.

Fannan juga sempat bertanya pada Jaeja tentang penyebab kenapa gadis itu tak bereinkarnasi, tapi ia tetap diam. Dia pernah memberi jawaban bahwa ia menunggu kekasihnya, Duhan. Tapi Fannan tahu bahwa itu bukan jawaban sebenarnya.

Jaeja juga mengingatkan Fannan untuk berhati-hati dengan Kepala Sekolah baru Lingga Baganti, mengatakan bahwa Abraham Franklin selalu memantau Fannan dan teman-temannya.

Kedatangan Jaeja merubah setidaknya sedikit dari hidupnya, awalnya yang tidak bersemangat menjadi sangat mengingat senyuman tipis gadis itu. Fannan benar-benar jatuh cinta dan ia benar-benar berharap bahwa dirinya lah reinkarnasi dari Duhan.

Tapi ketika Jaeja bilang mereka berbeda, sebagian dari dirinya benar-benar menolak.

Suatu waktu ingin sekali datang pada Saddam dan menanyakan tentang hal ini, tapi Jaeja melarangnya.

"Aku takut dengan aura yang dikeluarkan oleh Daniel Ogawa, dia sangat sensitif pada setiap arwah yang berada dekat dengan pemuda berkacamata itu."

Dan Fannan tidak jadi bertanya pada Saddam, ia berpikir kalau memang Daniel Ogawa, urband legend yang ditakuti semua orang pada masanya benar-benar semenakutkan itu. Hanya karena Saddam berteman dengannya, mungkin Daniel Ogawa tak mengganggunya.

Dan dugaannya memang terbukti. Ketika Saddam mengintimidasinya dengan tatapan tajam ketika berpisah di kamar Finola dan Luna malam itu, Fannan yakin pemuda itu mengetahui semuanya hingga ia memperingati Fannan. Ditambah ketika untuk pertama kalinya, Daniel Ogawa kembali menampakkan dirinya dengan cara menyeramkan pada Fannan.

Fannan merasa harus berhati-hati dengan Saddam, pemuda itu bisa memisahkannya suatu saat dengan Jaeja.

★★★


Pemuda berambut pirang itu tersentak ketika sepasang tangan menggenggam jemarinya erat. Gadis berpayung itu tersenyum padanya, matanya mengarah ke depan dan mengernyit.

Kapan ia berjalan ke sini?

Pemuda itu lagi-lagi tersentak ketika genggaman tangannya di lepaskan, kemudian gadis itu berjalan mendahuluinya, bukan keluar dari tempat penuh dengan pohon besar itu, malah semakin masuk ke dalam.

Fannan ingat, ini adalah tempat di mana para OSIS mencari pedang yang tertancap di makam waktu itu. Ia menoleh ke belakang, tatapan tajam itu mengarah pada dirinya. Beberapa wajah pucat itu, Fannan yakin mereka bukan manusia.

Fannan berlari ke depan, menangkap tangan Jaeja.

"Kemana?"

"Bukankah kamu ingin mendengar sebuah rahasia? Ini tempat yang bagus untuk mulai bercerita."

Lingga BagantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang