Lingga Baganti- 17

686 93 7
                                    

Lampu sorot dimatikan tepat ketika Sasta membungkuk memberikan hormatnya kepada para penonton. Semua orang bertepuk tangan, bahkan Edrea juga turut menitikkan air mata. Seumur hidupnya, ia tidak pernah melihat tarian yang begitu indah dengan penyampaian pesan yang sangat baik seperti tarian gadis itu.

Lampu utama kembali dihidupkan, semua orang saling melihat satu sama lain ketika Sasta hanya berdiri di sana sembari menunduk, gadis itu memilih gaun hitamnya.

Kenapa arwah gadis itu tidak kunjung meninggalkan tubuh Sasta?

Isamu mengalihkan pandangannya kepada Saddam, membuat pemuda itu menghela napas lalu berdiri dari duduknya menghampiri Sasta.

"Jujur saja, kamu memang tidak ingin meninggalkan gadis ini bukan?"

Gadis itu hanya diam saja, membuat Saddam sedikit jengkel. "Wahai arwah yang kehilangan arah, Serika, kamu tidak punya kewajiban untuk bersama gadis ini. Takdirmu bukan untuknya, kamu harus pergi sebelum merusak keseimbangan."

"Aku tidak bisa meninggalkannya, tidak sebelum aku memastikan dia akan baik-baik saja. Jauh dari orang-orang jahat yang menyakiti hatinya." Sekilas Sasta menatap tajam pada orang yang duduk di kursi penonton sana.

Saddam mengangkat sebelah alisnya. Ya, tentu saja, kenapa ia lupa. Karma, ada hubungan timbal balik di sini. Saddam menoleh ke belakang, menatap pada gadis yang sedari tadi duduk bersama sutradara Klub Drama di sana.

"Namanya Serika, dia berada di sini karena penderitaannya berakhir di sini. Tapi, meskipun ia telah melaksanakan tujuan terakhirnya, dia tidak akan bisa pergi karena ada karma yang terbentuk di sini. Sasta dan Serika, gue rasa mereka punya satu hal yang mirip hingga Serika benar-benar melindungi gadis ini.

Kalau kalian merasa telah berbuat tidak baik kepada Sasta, kalian seharusnya meminta maaf untuk memutus karma masa depan." Saddam berucap sembari menatap semua anak Klub Drama, terutama gadis itu, Cia, yang duduk di samping Jonathan.

Semua anggota Klub Drama itu saling tatap satu sama lain, seolah berbicara hal yang sama dari matanya.

Lalu mereka semua kompak menoleh pada Cia, semua orang tahu, bahwa Cia sedari awal memang telah menaruh ketidaksukaan kepada Sasta. Gadis itu juga sering menghasut orang lain untuk turut tidak menyukai Sasta, dan dari sanalah awal Sasta dikucilkan anak-anak Klub Drama.

Cia di sana telah tidak tenang, dia menatap tajam setiap orang yang menatapnya. Sepertinya masih tidak terima disalahkan, lagipula bukan hanya dia saja yang berbuat jahat kepada Sasta.

Sasta yang berdiri diam di sana mulai menunjuk, semua anggota Klub Drama dan tatapannya berakhir pada Cia.

"Semua orang di sini munafik, terutama gadis itu. Dia menghasut semua orang untuk membenci Sasta, dia membuat Sasta dikucilkan semua orang, bahkan teman satu kamarnya juga, dia yang membuat Sasta menangis dengan sangat banyak di kesendirian. Dia harus meminta maaf kepada Sasta!"

Serika menjadikan semuanya sangat jelas, karena sekarang semua orang mengalihkan tatapannya pada Cia, tentu dengan pandangan menghakimi.

Isamu berdiri. "Sebagai Pemimpin semua siswa di Lingga Baganti, gue berhak memerintahkan Lo untuk minta maaf sama Sasta."

Cia menghela napas kesal, ia berdiri dan mengucap maaf sekilas. "Maaf." Terlihat sangat tidak tulus.

"Minta maaf dengan benar, Cia." Cathan ikut berdiri.

Sebenarnya tidak hanya Cathan dan Isamu, bahkan sekarang semua OSIS telah berdiri, memberikan tatapan intimidasi mereka kepada Cia. Dan puncaknya, Jonathan yang sedari tadi duduk diam ikut berdiri.

Lingga BagantiWhere stories live. Discover now