Lingga Baganti- 5

982 108 2
                                    

Salah satu hal yang tidak ditinggalkan oleh Lingga Baganti meskipun mempunyai peraturan baru adalah, menghadiri aula untuk mendengarkan pidato singkat dari Kepala Sekolah setiap Rabu.

Sekarang Rabu, semua orang telah berkumpul di aula. Berita sangat cepat menyebar, semua murid telah mengetahui tentang hilangnya dua murid yang bermasalah dengan Kepala Sekolah. Meskipun pria tinggi di sana sibuk berbicara perihal peraturan barunya, semua murid sibuk bergelut dengan pikiran masing-masing.

Semua hal aneh yang terjadi di Lingga Baganti telah menyerang akal sehat mereka, hilangnya Adelle dan Rimba tentu dihubungkan dengan Kepala Sekolah karena entah kebetulan atau tidak, mereka berdua sama-sama bermasalah dan melanggar aturan.

Jadi, apakah Lingga Baganti benar-benar aneh sekarang? Hal-hal di luar nalar yang mereka hadapi beberapa hari ini terasa sangat berat untuk otak mereka pahami. Hari makin hari, para murid semakin lesu dan tidak mempunyai semangat. Mereka dihantui rasa ketakutan, Kepala Sekolah yang baru ini tidak mempunyai hati nurani, apakah mereka akan menjadi korban selanjutnya?

Lain dengan para murid di sana, para OSIS yang membentuk barisan mereka sendiri di depan sibuk memperhatikan Kepala Sekolah baru. Ucapan pria tinggi itu berputar-putar hanya tentang empat peraturannya, seperti mengintimidasi para siswa.

Ia juga membicarakan tentang pemimpin dan perintah, Abraham Flanklin berlagak seperti dia adalah pemimpin dari Lingga Baganti dan sekolah ini hanya akan bergerak atas perintahnya. Bukankah apa yang keluar dari mulutnya benar-benar aneh?

Tapi OSIS terlalu sibuk memperhatikan pria itu, tidak memperhatikan para murid di depan mereka yang telah menunjukkan perilaku berbeda. Ketika sebuah angin panas tiba-tiba menerpa mereka, Saddam yang lebih dahulu menyadarinya.

Tapi terlambat, baru saja pemuda berkacamata itu ingin keluar dari barisan, belasan murid di depannya telah berteriak-teriak tak menentu, memekik bagai seseorang yang baru saja diserang.

Suasana menjadi tidak kondusif, belasan individu itu mengalami kerasukan. Para murid yang masih sadar mencoba berlari kepinggir, memisahkan diri dari para murid lainnya yang telah dirasuki.

Benar-benar kacau, para OSIS bahkan juga ketakutan dan tak berani bergerak dari tempat mereka. Belasan murid yang dirasuki berjalan ke satu titik, mata mereka semua melotot menatap Kepala Sekolah. Murid-murid itu mencoba menyerang Abraham Flanklin, membuat para OSIS dan guru kelimpungan dan mulai memberanikan diri mencegah mereka untuk menyerang Kepala Sekolah.

"Saddam, ada apa ini?" Isamu tiba-tiba bertanya kepada pemuda itu.

"Mereka semua dirasuki, para penunggu Lingga Baganti tidak terima dengan kedatangan energi negatif di wilayah mereka dan berusaha menyerang sumber dari energi itu."

"J-jadi apa yang harus kita lakuin? Mereka makin banyak, kita gak bisa ngehentiin mereka, Saddam," ujar Paris.

Mereka semua kelimpungan dengan situasi yang semakin tidak terkendali, karena setiap detiknya banyak murid yang dirasuki dan berusaha naik ke podium mencapai Kepala Sekolah.

"Mereka kelihatan marah Saddam, lakuin sesuatu!" Hikaru berteriak, gadis itu tengah menghalangi dua siswa yang mencoba menerobos.

Untungnya, Hikaru adalah anggota Klub Bela Diri.

Saddam menoleh ke semua arah, melihat para individu dirasuki satu persatu, mereka berteriak dengan ekspresi marah. Para penunggu Lingga Baganti tidak menyukai energi baru yang menganggu ketenangan mereka, juga para penunggu menolak untuk diperintah.

Ketika melihat ke podium, Kepala Sekolah itu masih diam di tempatnya, ia tidak bergerak sedikitpun bahkan berekspresi.

Saddam menelan ludah gugup, jauh di sana ia menatap Daniel yang berdiri di pintu, pemuda itu menggeleng pelan membuat Saddam menghela napas kasar.

Lingga BagantiHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin