Radesna-27

32 3 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote

Happy reading guys ❤️

****

"Ya elah ngerem nggak pake lampu nih anak," omel Nauli saat Okta yang melangkah di depannya tiba-tiba berhenti begitu saja.

Okta tidak mengindahkan ketiga sahabatnya yang tampak menatap dirinya keheranan. Karena saat ini ada objek menarik yang sangat menarik perhatiannya.

Okta merasa waktu berhenti ketika netranya menatap sosok laki-laki yang sedang duduk di tanah berumput tidak jauh dari tempatnya berdiri. Tampilannya yang keren dengan kemeja putih sengaja dikeluarkan memperlihatkan dalaman kaos hitamnya tanpa sadar membuat Okta terpana sesaat. Apalagi saat laki-laki itu menyibak rambutnya ke belakang hingga jidat mulusnya terpampang jelas. God damn it, Okta rasanya ingin menjerit sekeras mungkin.

"Ngeliat apaan sih lo?!" kepo Pipit seraya mengikuti arah pandang sahabatnya itu.

"Radja guys dia ganteng banget gue nggak tahan sumpah," pekik Okta menggigit jarinya gemas. Reaksi Pipit pun sama hebohnya, berbeda dengan Resna yang hanya diam dengan wajah datarnya atupun Nauli yang memutar bola matanya jengah.

"Kayaknya cuma dia doang deh yang keringetan tetep keliatan ganteng," puji Pipit yang langsung diangguki setuju oleh Okta.

"Itu ada cowok yang duduk disebelahnya juga keringetan. Nggak lo puji ganteng juga?" Cowok yang dimaksud Nauli adalah Agi.

Okta menjawab dengan entengnya, "Masalahnya muka dia pas-pasan."

"Gue pengen ngelap keringatnya, boleh nggak sih?"

"Pergi dari sini aja yuk Res, males liat kelakuan gila tuh dua orang," ajak Nauli seraya menggenggam tangan sahabatnya itu.

Baru saja Resna berjalan selangkah, pergelangan tangan kanannya ditarik oleh Okta. Mau tak mau Resna berhenti sambil mengangkat sebelah alisnya penuh tanya. Kini kedua tangannya dipegang oleh Nauli dan Okta.

"Lo jangan pergi Res. Bantuin gue kenalan sama tuh cowok. Lo kan temenan sama dia yuk." tanpa menunggu respon sahabatnya, Okta langsung menarik paksa tangan Resna hingga terlepas dari cengkeraman Nauli. Mau tak mau Nauli dan Pipit mengikuti dari belakang.

Setiap detik berjalannya waktu, Okta memantapkan jiwa dan raganya untuk menyiapkan mental menemui sang pujaan hati.

Sementara ditempatnya Radja sedang duduk bersama Agi menikmati sepoi-sepoi angin untuk mendinginkan tubuh mereka dari keringat setelah selesai menyapu halaman taman yang bisa dibilang lumayan luas itu.

Agi menyenggol lengan Radja saat melihat keempat cewek yang ia yakini berjalan menuju kearah mereka. Melalui lirikan matanya Agi menatap Radja seolah bertanya dalam diam.

Radja hanya diam, melihat salah satu gadis yang dikenalnya berjalan ke arahnya. Tidak biasanya cewek itu menemuinya seperti ini, apalagi di sekolah.

Spontan Radja beranjak ketika Resna sudah berdiri didepannya, hanya berjarak beberapa langkah dari tempatnya. "Kenapa Res?" inisiatifnya bertanya lebih dulu.

Tapi bukannya Resna yang menjawab, gadis yang berdiri tepat di samping Resna itu yang malah mengulurkan tangan seraya berucap dalam satu tarikan napas, "Gue pengen kenalan sama lo, Okta."

Kening Radja mengerut dengan mulutnya yang sedikit terbuka, beberapa detik ia menatap gadis itu dari atas hingga bawah. Not bad nilainya lumayan bagus untuk memanjakan mata kaum pria.

Kini waktunya untuk seorang Radja beraksi.
Radja mengulurkan tangannya membalas jabatan cewek itu, "I'm Rahardja Pananggalih. A Leo born on 17th, Central Java, Indonesia. single status and of course your future boyfriend. anymore question?" katanya seraya mengedipkan sebelah mata dengan senyum tipis mematikan.

RADESNA [On Going]Where stories live. Discover now