Radesna-16

31 5 0
                                    

Bantu koreksi typo

Happy reading ❤️

****

"Hai Barbie?"

"Hai Ken?"

Bowo dan Nauli sedang membuat video yang saat ini sedang trend dikalangan generasi milenial. Seru-seruan saja untuk mengisi jam kosong daripada gabut.

"Coba liat." Seru Nauli dan Bowo antusias menghampiri Raden yang ditugaskan untuk merekam.

"Ih masih kurang bagus." Komentar Nauli begitu selesai melihat hasil videonya.

"Videoin lagi dong Den."

Raden berdecak mendengar permintaan cewek itu, "Udah itu yang terakhir. Nggak mau lagi gue videoin lo pada."

"Sekali lagi Den."

"Nggak mau. Nurutin kemauan lo mah nggak bakalan ada ujungnya. Ada aja salahnya. Video blur lah, kurang estetiklah."

"Lo nya aja yang nggak bisa videoin." hardik Nauli tak tau diri.

Raden memicingkan matanya, "Udah dibantuin juga. Nggak tau terimakasih banget."

Cowok itu kini memilih berjalan ke depan, bersandar pada dinding dekat pintu masuk kelas sambil melihat murid lain yang berlalu-lalang. Angin yang berhembus membuat Raden mengeratkan kedua tangannya didepan dada karena kedinginan.

Hari ini memang angin terus berhembus kencang sejak pagi. Bahkan pintu kelas sampai di ganjel dengan kursi supaya tidak terbuka tutup karena terbawa angin.

"Woy Raden." Panggil seseorang dengan suaranya yang lumayan keras.

Raden yang merasa dipanggil menolehkan kepalanya ke samping kanan, mendapati Hanif yang sedang berjalan menuju kearahnya.

"Jamkos lo?" Tanya Hanif begitu sampai yang dibalas anggukan oleh Raden.

"Temen lo yang tiga mana?"

"Tuh liat aja sendiri." jawab Raden sambil menggerakkan dagunya.

Hanif melongokkan kepalanya ke dalam kelas, melihat Bowo yang sibuk berjoget dengan seorang cewek didepan kamera, Pungki dan Yenrei tiduran di kursi yang sepertinya sengaja dijejerkan agar muat ditempati oleh tubuhnya.

Hanif menganga lebar, "Bisa-bisanya tuh dua orang tidur di sekolah."

"Ada guru aja tidur apalagi nggak ada."

"Ntar lo pulang sore lagi Den?" Kini posisi dua cowok itu berdiri saling berhadapan.

"Iya. Ada latihan band."

"Kapan nih ke rumah gue lagi? Udah lama banget lo nggak main di rumah terus kayak anak perawan aja."

"Emang bukan perawan." Balas Raden yang seketika membuat otak Hanif ngelag.

"Gue kan perjaka."

"Monyet lo." Hanif meninju pelan tangan Raden. Kedua cowok itu terkekeh renyah akan leluconnya sendiri.

Tidak lama setelah itu, datang seorang cewek dengan bando berwarna oranye terpasang cantik di rambutnya.

"Raden minta tolong dong panggilin Januar!" Pinta cewek itu yang membuat Raden mengernyitkan keningnya, perasaan ia tidak kenal dengan cewek didepannya ini. Darimana dia tahu namanya?

"Lo siapa ya?" Bukannya menjawab Raden malah balik bertanya.

"Ya ampun lo beneran nggak kenal gue? Gue Karin. Kebangetan banget lo sama temen sendiri lupa." Cerocos gadis itu cempreng.

RADESNA [On Going]Where stories live. Discover now