Radesna-25

36 2 0
                                    

Siang ini mentari seperti tidak bersahabat. Panasnya menyengat seolah membakar kulit. Setidaknya itulah yang akan dikatakan orang ketika keluar rumah pada siang hari ini.

Di lapangan berdiameter lumayan besar itu berkumpul layaknya lautan manusia dengan beragam pakaian yang berbeda antar satu kelompok dengan kelompok lainnya. Sementara di pinggiran lapangan tampak berjejer para pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya masing-masing.

Resna dan barisannya tengah duduk di tanah lapangan bersama barisan temannya yang lain. Panasnya matahari membuat beberapa dari mereka menutup kepalanya dengan kain ataupun tas kecil yang mereka bawa.

"Ya ampun ini neraka bocor apa gimana sih?! Panas banget anjir," gerutu Pipit seraya mengusap wajahnya yang basah oleh keringat dengan selembar tisu.

"Emang lo doang apa yang ngerasain panas?! Kita juga kali. Nggak usah nyerocos mulu deh, ruing telinga gue dengerin suara lo," hardik Okta membuat Pipit memberengut kesal. Selain bising suara orang, musik yang berdentum keras juga membuat atmosfer di tempat itu semakin menggelora.

Tidak hanya diikuti barisan pelajar, warga masyarakat sekitar pun turut serta berpartisipasi meramaikan acara karnaval guna memeringati perayaan kemerdekaan Indonesia yang ke-78.

Begitu nama SMK 45 dipanggil sang panitia acara, semua pasukan berdiri dan bersiap dengan barang bawaannya masing-masing. Diawali dari barisan paskibra, pasukan marching band, regu organisasi sekolah, regu per jurusan dan pasukan-pasukan lainnya. Kini siswa-siswi SMK 45 yang berjumlah kurang lebih seribu orang itu memenuhi sepanjang jalan raya. Sementara di kanan kiri tepi jalan raya bergerombol para penonton, kebanyakan dari mereka adalah pria wanita setengah baya. Tak jarang pula dari mereka yang membawa serta anaknya yang masih kecil dalam gendongannya.

Kebetulan dari pasukan per jurusan sekolah, regu Akuntansi menjadi yang pertama. Didepannya barisan PMR sementara dibelakangnya terdapat barisan jurusan TKJ.

"Gais minta tolong dong yang tangannya nganggur pegangin papan slogan punya gue nih!" teriak Bowo menolehkan kepalanya ke belakang. 

"Emang tangan lo kenapa? Masih ada kan? Nggak cacat?!" balas seorang cewek bertubuh gemuk dengan suaranya yang judes.

"Dih! Gue nggak ngomong sama lo ya! Gue minta tolong sama yang mau aja," balas Bowo tak kalah judes.

"Udah sini gue pegangin." Okan menawarkan diri.

"Nah gini dong baru namanya bestie gue. Tenang Kan nanti kalo vlognya rame, gue traktir lo makan di kantin sepuasnya." Bowo, cowok itu memang terobsesi menjadi youtuber terkenal seperti Atta Halilintar.

Mendengar kata makan membuat wajah Okan berbinar senang. "Wuih beneran nggak nih?"

"Beneran dong. Makanya lo bantu nonton video YouTube gue okey," ucap Bowo persuasif.

Setelahnya Bowo memanjangkan kameranya yang sudah dipasangi alat tongsis ke depan udara. Ia juga sudah men-setting kameranya dengan kamera depan.

"What's app bro. Hai gais walcome back my YouTube channel. Yap kembali lagi sama gue Deri Wibowo yang paling kece sesekolah SMK 45, Hari ini gue mau videoin keseruan gue selama perjalanan karnaval. Pastinya bakalan seru banget apalagi bareng sama temen-temen gue yang imut-imut lucu gemesin kayak kelinci ini." Bowo menggerakkan tongsisnya agar satu persatu wajah temannya terpampang di kamera. Mereka kompak melambaikan tangan ataupun berteriak dengan memberikan sapaan satu dua kata.

"Nah bagi kalian yang mau narik uang bisa ke ATM milik dua belas Akuntansi satu. Ada yang beda lho dari kita, kalo mau transaksi apapun gratis dan tidak dipotong biaya sama sekali. Menarik banget kan??" cerocos Bowo. Dua teman cowoknya yang bertugas mengangkat replika mesin ATM tersebut kompak menunjuk-nunjuk alat berbentuk balok panjang tersebut seolah tengah mengiklankan suatu produk. Random sekali memang mereka.

RADESNA [On Going]Where stories live. Discover now