Radesna-20

31 3 4
                                    

Dengan kecepatan 60km/jam Raden melajukan motornya membelah jalanan kota Purwokerto di siang hari yang lumayan terik ini. Asap dari kendaraan  yang melintas seolah menambah atmosfer panas di tempat itu. Warung-warung kecil berderet di pinggir jalan terlihat ramai oleh pengunjung yang tengah kelaparan. Mengisi tenaga setelah hampir seharian bergulat mencari pundi-pundi rupiah.

Raden terkesiap ketika motor dari arah kiri pertigaan menyebrang tanpa memastikan kondisi kendaraan lain yang sedang berlalu-lalang. Mencoba menyelematkan diri kanan kirinya ada kendaraan lain. Merasa panik Raden menarik rem mendadak hingga ban motornya tergelincir bersamaan dengan dirinya yang ikut roboh. Begitu pula dengan pengendara satunya yang ikut jatuh.

Brakk

Bunyi dentuman yang bergesekan dengan aspal terdengar memekakkan telinga. Arus lalu lintas pun terpaksa terhenti karena terjadinya kecelakaan itu. 

"Astaghfirullah ada yang kecelakaan," seru para tukang ojek dan pejalan kaki yang ada di tempat kejadian tersebut. Mereka segera berlari menyelamatkan dua remaja berseragam sekolah itu.

Ditempatnya Raden meringis sakit menyadari lengannya yang tergores aspal hingga jaket yang dipakainya robek. Sementara satu kakinya yang tertimpa body motor tidak mampu digerakkan membuatnya hanya bisa pasrah menunggu bala bantuan datang.

Tidak lama dua orang laki-laki berumur mengangkat motor miliknya lalu memapah Raden. Membawanya ke depan warung kecil. Begitu duduk ia dikasih air minum oleh seorang wanita yang sepertinya si pemilik warung. 

"Itu yang satu lagi gimana keadaannya?" teriak seorang pria yang sebelumnya menolong Raden.

"Lecet-lecet lumayan parah."

Di pinggiran jalan tampak ramai warga membicarakan kecelakaan yang baru saja terjadi.

Dengan pandangan yang samar-samar Raden  memperhatikan sekilas cowok yang kemeja putihnya sudah berlumur darah itu tengah berbaring lemah dikerubungi warga.

Ternyata cowok yang menyebrang itu masih satu sekolah dengannya. Kalian ingat dengan insiden anak TKR berantem minggu lalu? Nah cowok itu salah satu pelakunya, Kalo tidak salah Radja namanya. Ia tahu karena mendengar cerita yang berseliweran dari teman kelasnya.

"Bawa ke puskesmas aja," saran salah satu orang dari mereka.

Akhirnya keduanya dibawa ke puskesmas terdekat menggunakan mobil ditemani oleh beberapa warga sekitar tempat itu.

****

Raden keluar dari ruang periksa dengan Fariha yang memapahnya. Satu kakinya yang ketimpa motor pincang alhasil ia tidak bisa berjalan dengan benar untuk beberapa hari ke depan.

"Mama kaget banget tadi dikabarin orang katanya kamu kecelakaan," ucap Fariha sambil berjalan.

"Yang penting kan sekarang Raden nggak kenapa-napa Mah."

"Bu Ibu." panggilan seseorang dari arah belakang membuat Fariha sedikit menengokkan kepalanya. Menemukan seorang wanita yang seumuran dengannya berjalan kearahnya.

"Ya kenapa Bu?"

"Ini anaknya yang kecelakaan bareng sama anak saya ya?" tanya wanita itu menunjuk Raden.

Fariha menengok putranya, Raden pun  mengangguk pelan mengiyakan.

"Saya sama anak saya minta maaf sebesar-besarnya ya. Udah buat anak ibu celaka."

"Nggak papa Bu. Namanya juga kecelakaan. Nggak ada yang tahu." kali ini Fariha yang bersuara. "Kondisi anak Ibu gimana?"

"Masih di dalem. Harus dijahit dagunya. Selebihnya cuma luka-luka kecil. Sekali lagi maaf ya."

RADESNA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang