Radesna-11

32 9 5
                                    

Seminggu sekali Resna menyempatkan waktu untuk membersihkan rumah  mendiang Kakeknya. Biasanya ia melakukannya di hari weekend, memanfaatkan waktu libur sekolahnya.

Hampir satu jam lebih akhirnya pekerjaan Resna selesai, ia melempar tubuhnya bersandar ke bahu sofa sambil menggerak-gerakkan kerah bajunya ke depan. Berharap dapat mengurangi rasa gerah pada tubuhnya yang terus saja mengeluarkan keringat. Ia memang tipikal orang yang gerak sedikit akan langsung berkeringat.

Resna menatap jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul lima sore, segera Resna bergegas siap-siap untuk pulang. Resna mengambil hpnya untuk memesan ojol sebelum ditinggal dirinya mandi. Sebenarnya ingin menginap tapi Resna belum izin pada Bude Rami, ia bilangnya hanya keluar sebentar, takutnya malah membuat Budenya khawatir.

Tidak sampai lima belas menit Resna sudah siap dengan pakaiannya, ia memasukkan pakaian kotornya ke dalam paper bag agar bisa dicucinya nanti. Ia memang sengaja menaruh beberapa potong pakaian di rumah ini. Melampirkan sling bag di bahunya sebelum keluar rumah tak lupa ia mengunci kembali rumahnya.

Sembari menunggu Resna duduk di teras rumah sambil memainkan hpnya. Dalam hati Resna bersyukur karena tidak mendapati satupun tetangganya yang keluar rumah. Karena kalau bertemu, Resna yakin akan diinterogasi oleh berbagai macam pertanyaan. 

Tidak sampai lima menit ojol pesanannya datang. "Atas nama Mbak Resna?"

"Iya betul Pak." Resna menerima pemberian helm laki-laki setengah baya tersebut. Memakainya sebelum menaiki motor.

****

"Halo Mah?" Resna mendekatkan hpnya ditelinga. Sedangkan tangannya sibuk merangkum materi dari buku paket yang ia pinjam di perpustakaan.

"Gimana keadaan kamu?" Tanya Ibunya dari seberang sana.

"Sehat Mah."

"Syukur kalo gitu. Gimana tinggal sama Bude Rami? Betah kan?"

Resna tidak langsung menjawabnya, "Hmm betah kok mereka juga baik sama Resna." Katanya kemudian.

"Mamah seneng dengernya kalo gitu."

Hampir setengah jam Resna berbicara dengan Ibunya. Menceritakan berbagai hal mulai dari sekolahnya juga tempat tinggalnya yang sekarang. Sampai terdengar suara rengekan anak kecil dari sambungan teleponnya.

"Udah dulu ya Res, Gio nangis kebangun tidurnya." Gio adalah adik tiri Resna yang berusia dua tahun.

"Ya udah. Resna matiin telponnya."

"Kamu di sana hati-hati ya."

"Iya Mamah juga." Setelah mematikan sambungan teleponnya, Resna keluar kamar untuk mengambil air minum.

Saat menuju dapur, Resna mendengar suara ramai gelak tawa  teman-teman Hanif dari arah ruang tamu. Seperti biasanya jika hari libur mereka main ps hingga menjelang pagi.  Siapa lagi kalau bukan Pungki dan kawan-kawan, minus Raden tentunya.

Bude Rami dan suaminya sepertinya sudah tidur, sedangkan Mas Handi sudah berangkat kerja karena minggu ini gilirannya sif malam.

Begitu mendapat apa yang Resna butuhkan, Resna kembali memasuki kamar dengan segelas air ditangannya. 

Matanya melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Karena memang belum merasa ngantuk, Resna kembali duduk di meja belajarnya. Membuka laptopnya, mulai menarikan jarinya lincah di atas keyboard. Melanjutkan part novelnya yang sudah dua mingguan ini sengaja Resna abaikan.

****

"Mas Raden kebiasaan banget yah handuknya nggak dijemur."

Mendengar teriakkan Mamahnya, Raden yang sedang membersihkan ikan di wastafel menyahut tak kalah kerasnya, "Maaf Mah Raden lupa."

RADESNA [On Going]Where stories live. Discover now