BAB 44

32 5 1
                                    

Part terakhir.

Beberapa bulan kemudian .....

Sekarang aku tinggal bersama dengan Tuan Nick atau lebih tepatnya diriku yang sekarang ini menetap di Kota Jakarta, semuanya telah berubah karena aku telah menjadi NY. Anderson bukan berarti diriku ini menjadi yang berkuasa, tidak.

Walaupun statusku kini telah berubah, diriku yang dulu tetaplah menjadi diriku yang sekarang ini, sekarang aku tinggal bersama dengan mertuaku yaitu Bu Sevani dan juga Vanya.

Hanya saja setelah aku menikah, Bi Tri sudah tidak bekerja lagi disini, karena sudah sering sakit-sakitan dan akhirnya sekarang Bi Tri telah kembali berada di Kampung halamannya.

Sedangkan keluargaku, tetaplah tinggal di Kampung setelah aku menikah.

Yah, seperti yang kalian tahu jika sudah menjadi seorang Ibu itu harus apa.

Sekarang, kami berdua saling pandang memandang satu sama lain sembari aku memasangkan dasi suamiku yang tampan ini, dia tersenyum kepadaku sembari terus mencium keningku, Ya memang beginilah kebiasaan tiap Pagi kami berdua sebagai pasangan Suami Istri.

"Sudah selesai, Sayang....kamu sekarang sarapan ya, aku sudah siapkan makanan di bawah."

"Ya Bunny, kamu juga harus ingat jangan kecapekan, demi anak kita yang ada didalam perut kamu Bunny.." Tuan Nick dengan begitu bahagianya mengelus perutku terlihat dari wajahnya yang begitu bahagia, kemudian dia mencium perutku yang sudah besar.

"Jika kamu lahir anak laki-laki akan kuberi nama August karena kamu lahir di bulan Agustus, tapi jika perempuan akan kuberi nama Augie yang cantik,"

Aku hanya tersenyum melihat suamiku ini, Suamiku ini bahkan hampir setiap Pagi selalu bersikap begini kepada diriku, sepertinya memang sudah tidak sabar lagi menanti kehadiran calon anak ini.

Memang, sekarang sudah waktunya di bulan ini aku akan melahirkan calon anakku ini, tapi entahlah kenapa belum tiba juga.

"Sayang, nanti belikan aku Sate Ayam yaa...aku lagi kepingin makan Sate..."

"Pasti, Bunny. Yuk kita ke bawah......." Suamiku menggandeng tanganku untuk kebawah bersama.

Betapa manjanya aku yang sekarang ini, entah kenapa akhir-akhir ini diriku pasti selalu bersandar pada bahu suamiku, dan selalu ingin dekat dengannya.

Baru saja aku turun dari tangga, Vanya langsung memeluk diriku dengan begitu antusias, dia juga sudah masuk TK sekarang di Tahun ini, sudah bertambah dewasa saja.

Tapi sayangnya aku yang sekarang ini tidak bisa menggendong Vanya seperti dulu, ya karena calon anak yang ada di perutku sekarang ini.

"Mama, kalau ade bayi sudah lahir, Vanya jangan dilupain ya Ma......." Ucap Vanya, aku langsung mencium pipinya dengan gemas.

Suamiku dan Bu Sevani langsung tertawa mendengar celotehan anak satu ini.

"Vanya Vanya...." Ucap Bu Sevani sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Mama mama....aku maunya disuapin sama mama, boleh kan ?"

Aku langsung mengambilkan nasi dan lauk kesukaan Vanya, karena dia ingin aku menyuapinya.

"Vanya belajarnya yang rajin yaa... yang semangat juga," Ucapku.

"Baik Mama," Jawab Vanya, mulutnya masih penuh dengan nasi.

"Vanya pengin dede bayinya cepet-cepet keluar, biar Vanya bisa main bareng sama dedenya....ya kan Nek ?" Vanya memalingkan wajahnya kepada Bu Sevani, karena ingin mendengar Bu Sevani juga setuju dengan perkataannya, memang ada-ada saja.

SRI RATIHWhere stories live. Discover now