BAB 24

18 5 0
                                    

Minggu Pagi.

Pagi ini, aku mengajak jalan-jalan Vanya disekitaran Taman belakang Rumah, udaranya begitu sejuk sekali ketika Pagi hari.

Setelah semua kejadian buruk itu terjadi, aku segera melupakan kejadian itu dengan menikmati Pagi yang cerah bersama Vanya di Taman.

"Mama..."

"Ya Vanya," Ucapku pada Vanya.

"Mama jangan pergi lagi kaya kemarin, Vanya kangen sama Mama," Ucap Vanya dengan raut wajah yang tiba-tiba berubah menjadi sedih.

"Eh...kenapa Vanya bilang seperti itu, Mama hanya jatuh saja, tidak kenapa-kenapa Vanya cantik," Ucapku, sembari memegang dagu Vanya, wajahnya terlihat menggemaskan sekali.

"Mama...kita jalan-jalan keluar, Yuk !" Ajak Vanya sembari menunjuk kearah luar jalan di samping Taman Rumah.

"Kenapa Vanya mau keluar ? Vanya mau gak main petak umpet sama Mama," Ucapku, aku membujuk Vanya supaya tetap main di sekitaran Taman Rumah saja.

Akan tetapi raut wajahnya langsung berubah seperti muka kusut saja, hehe.

"Gak mau Ma...Vanya maunya keluar, Vanya mau jalan-jalan diluar," Ucap Vanya bersikeras.

Kemudian Tuan Nick datang menghampiri kearahku, mungkin karena melihat Vanya merengek terus.

Biasanya Vanya tidak seperti ini tapi sekarang kenapa Vanya menjadi seperti ini ? Biasanya Vanya adalah anak yang penurut.

"Ada apa Vanya ?" Tanya Tuan Nick yang mendekatkan wajahnya kearah Vanya.

"Papa...Aku mau jalan-jalan keluar, tapi sama Mama nggak boleh, kenapa Pa ?" Ucap Vanya, aku terkejut mendengar ucapan Vanya, Tuan Nick langsung melihat kearahku, aku pikir dia akan marah ternyata tidak.

"Bahaya Vanya, main disini aja yaa...nanti kalau Vanya diculik lagi sama perempuan itu, bagaimana ?" Ucap Tuan Nick membujuk Vanya.

"Tapi Vanya mau tetep keluar juga, ayo kita jalan-jalan sama Mama sama Papa juga," Ucap Vanya tersenyum nakal.

Aku dan Tuan Nick saling memandang satu sama lain secara bersamaan ketika Vanya mengatakan hal itu, bagaimana bisa Vanya berbicara seperti itu ? Apakah hanya keinginan polosnya ? Atau apa.

"Kalau begitu, Ok. Papa setuju sama Vanya, kita jalan-jalan bersama yaa, karena hari ini Papa libur bekerja," Ucap Tuan Nick yang akhirnya menyetujui permintaan Vanya.

"Yeiyyy !"

Sebenarnya aku juga khawatir dengan Vanya yang ingin jalan-jalan keluar, karena beberapa hari yang lalu Vanya diculik oleh perempuan yang tidak lain adalah Mama kandungnya sendiri yang jahat.

Aku takut itu akan terulang lagi, hanya itu saja yang aku khawatirkan kepada Vanya.

*****


Sampai di salah satu Taman Kota Jakarta, Vanya langsung berlarian dengan begitu antusiasnya.

Aku langsung mengejar Vanya, Vanya malahan tertawa ketika aku mengejar Vanya.

Sedangkan, Tuan Nick ada dibelakangku duduk di salah satu Kursi Taman, kulihat wajahnya sekilas yang tersenyum kearahku.

Aku tidak menghiraukannya, sekarang aku fokus dengan mengawasi Vanya yang sedang asik bermain lari-larian bersamaku.

"Yess, Kena !" Ucapku senang sekali, karena aku bisa menangkap Vanya lalu menggendongnya.

Karena Vanya begitu menggemaskan kucium pipi Vanya dan Vanya terus tertawa denganku.

SRI RATIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang