BAB 31

25 4 0
                                    

Memang sengaja tidak terlalu mendetailkan adegan. Karena ini bukan cerita yang penuh dengan unsur 18+ hanya beberapa Part saja, Oke...

Bijak membaca guys.

Malam kian semakin gelap, waktu menunjukkan pukul 22.09 hampir Tengah Malam, tapi Tuan Nick baru saja pulang ke Rumah.

Tuan Nick berjalan sempoyongan keluar dari Mobilnya, dengan keadaan setengah sadar, karena seperti biasanya Tuan Nick mencari sebuah kesenangan di Klub Malam dengan meminum-minuman yang membuat dirinya Mabuk sekarang ini.

Masih dengan menggunakan pakaian kantor yang lengkap namun terlihat sangat acak-acakan. Dirinya memang sengaja menuju ke lantai atas tepat menuju Kamar Ratih. Berahi Tuan Nick sekarang ini sedang dalam puncaknya yang begitu tingginya, Berahinya sudah tak tertahankan lagi kali ini ditambah dalam keadaan setengah Mabuk.

CKLEEKKK !

Dibukalah pintu Kamar Ratih, terlihatlah Ratih yang sudah tidur dengan nyenyak di tempat Tidurnya.

Tuan Nick menghampiri Ratih, sembari melepaskan pakaian yang dikenakan dari tubuhnya, hanya menyisakan celana yang ia pakai saja. Tuan Nick mulai menjalankan aksinya, hingga saat wajahnya mendekat ke wajah Ratih, disaat itulah Ratih terbangun dari tidurnya.

"Apa yang Tuan lakukan ?!" Aku sangat terkejut, ketika Tuan Nick tiba-tiba berada diatasku dengan keadaan tubuh setengah telan*ang.

"Diam Ratih...aku menginginkan kamu, Malam ini juga," Ucap Tuan Nick tersenyum padaku dan berbisik ditelingaku, suaranya begitu penuh gairah, bisa kulihat dirinya yang penuh dengan gairah berapi-api saat ini.

Aku berusaha melepaskan dari cengkeraman Tuan Nick, tapi aku tidak bisa. Tuan Nick benar-benar sangat kuat, tanganku sekarang dicekal dengan begitu kuat oleh tangannya, sekarang diriku ini dikuasai oleh Tuan Nick.

Dengan begitu tidak sabarnya, Tuan Nick langsung menyergap diriku. Melumat bibirku dengan perlahan tapi penuh bergairah.

Bisa kurasakan dengan nafasnya yang tersengal-sengal, gairahnya begitu membara dan berapi-api. Kedua tanganku dicekal supaya tidak bisa mengelak dari setiap perlakuannya, sekarang aku hanya bisa berpasrah.

CUPP

"Sshhh...."

"Tuan....."

Satu kecupan telah mendarat di bibirku dan satu lagi dileherku. Pakaian yang kupakai langsung dilepaskan oleh Tuan Nick dengan paksa, dan dibuangnya di sembarang tempat. Setiap lekuk tubuhku tidak ada yang terhindar dari tanda merah yang dibuat oleh Tuan Nick.

"Ssshh... Hentikan ! Tuan...." Ucapku, sembari menahan setiap des*han yang keluar dari mulutku.

Namun, ucapanku terhentikan dengan lumatan bibir dari Tuan Nick yang bertambah agresif, walaupun sudah kucakar tubuh kekar Tuan Nick, dia tidak memperdulikannya, lebih memilih permainan panas itu terjadi dan semakin menggila.

"AAAaaaaghh...!"

Aku menjerit dan merintih kesakitan, sangat sakit sekali, tetapi Tuan Nick tidak memperdulikannya. Dan disaat itulah, keperawananku hilang, tubuhku tidak berdaya, aku merasa begitu lelah dengan Tuan Nick yang terlalu bermain agresif.

"Berhenti Tuan, ini sudah keterlaluan...." Ucapku lirih, tanganku yang tadi berpegangan pada leher Tuan Nick kini terlepas karena aku merasa begitu lelah.

"Apa yang kamu lakukan Tuan, apa kamu sadar...." Tanyaku, air mataku keluar.

Tuan Nick menghentikan permainan panas ini ketika melihat diriku menangis. Tuan Nick menyentuh wajahku dengan perlahan, juga menghapus air mataku yang keluar saat itu juga.

"Apa yang kamu lakukan Tuan ?!" Tanyaku sekali lagi, aku masih menahan rasa perih yang sedang aku rasakan sembari memegang perutku.

Kulihat darah itu telah keluar dan mengotori sprei kamar ini. Aku menangis sejadi-jadinya, Tuan Nick diam terpaku melihatku, dan melihat sekeliling Kasur.

Tuan Nick langsung memeluk diriku ketika memandang kearah sprei kamar yang terlihat ada bercak darah. Marah, kecewa, kesal semua rasa itu bercampur menjadi satu, aku marah dengan Tuan Nick, aku ingin marah tapi rasanya benar-benar seperti sudah terlambat keperawananku benar-benar sudah hilang.

"Aku tahu Ratih, aku salah....kamu tidak perlu khawatir. aku akan bertanggung jawab jika terjadi apa-apa...." Ucap Tuan Nick yang masih memelukku.

"Pukul saja aku ! Ayo pukul, Ratih !" Ucap Tuan Nick, sembari mengarahkan tanganku untuk memukul dadanya.

Aku terdiam dan menangis, tapi disaat itulah Tuan Nick memelukku semakin erat. Dan membisikkan sebuah kata-kata ditelingaku. Aku sebenarnya sangat marah sekali, tapi apa ? Semuanya sudah terlambat, dan terjadi.

"Jangan takut, Ratih...aku disini, aku tidak akan pernah meninggalkanmu, Aku mencintaimu Ratih, sungguh," Ucap Tuan Nick sembari mengecup keningku.

"Aku akan bertanggung jawab, jika kamu hamil...aku janji, Ratih..." Ucap Tuan Nick.

Aku beranjak dari Kasur, meraih kembali pakaianku untuk segera dipakai, begitu juga dengan Tuan Nick.

Aku langsung menyuruh Tuan Nick pergi dari Kamarku, aku takut akan terjadi apa-apa.

"Ratih, Aku mencintaimu...." Tuan Nick mengecup keningku sekali lagi sebelum keluar dari Kamar, tapi aku segera menjauh dan menatap tajam kearah Tuan Nick.

"Sekarang, kumohon Tuan keluar dari Kamar ini....." Ucapku.

**

Kalau Tulisan aku ada Typo, kalian bisa Coment biar nanti aku betulin. Karena aku masih pemula guyss, banyak-banyak belajar dari penulis legend.

Jangan lupa Vote ya Guys, pen nangis Huhu. Rasanya seperti.......

Follow  Dwiraland

SRI RATIHWhere stories live. Discover now