BAB 8

34 9 0
                                    

Selamat Membaca guys !

Jangan lupa saling follow biar kenal.
Kalau gak kenal maka tak cinta, Hehe.
Bisa aja deh^_^

🔥

Seperti sifat api pada umumnya, api itu semakin menjalar dan memakan benda yang ada di sekitarnya yang ada, hingga mengenai gorden jendela Kamar Alya dan juga Nur.

Api itu kini semakin membesar memakan kain gorden jendela, akan tetapi Alya dan juga Nur belum menyadari akan sesuatu yang sedang mengancamnya saat ini, bahwa api kian membesar dan semakin membesar tidak terbendung lagi dan mengeluarkan sebuah asap tebal ke atas langit Kamar.

Waktu telah menunjukkan pukul Lima dinihari, dan hujan baru saja berhenti. Alya sepertinya telah terbangun dari tidurnya karena mencium bau yang tidak biasa, Ia terbangun dengan mengucek kedua matanya yang masih enggan untuk melihat dari bau yang terhirup, Alya terbatuk-batuk menghirup asap api, dan betapa terkejutnya ketika Alya semakin jelas melihat api yang begitu besar dihadapannya.

Api itu telah membakar hampir seluruh ruangan Kamar ini dikuasai oleh api, Alya sangat panik, ia takut kemudian berteriak dan menggerak-gerakkan badan Nur, Nur yang masih tertidur belum bangun juga, hingga sepuluh kali badannya digerakkan oleh Alya baru terbangun, Nur tampak kebingungan ketika dibangunkan oleh Alya, matanya langsung tertuju pada api besar yang mengelilingi Kamarnya ini.

"Hah Api !!!" Nur berteriak histeris ketika baru terbangun, tatapan matanya tertuju pada sebuah api yang sangat besar, semua barang sudah termakan oleh api itu.

"Api !!!"

"Kakak ! Bagaimana ini ?! Alya takut Kak," Alya menarik tangan Nur dengan sangat erat, Nur langsung bangkit dari Kasur dengan memegang tangan Alya untuk segera menuju keluar, lebih tepatnya menuju Kamar Ibu dan kamarku untuk membangunkan juga, namun Alya tersandung sebuah benda yang berada di lantai.

Nur segera mengangkat badan Alya kembali untuk bangkit, dengan sigap sekali, Nur langsung menarik tangan Alya dengan sekuat tenaga, suasana ini begitu mencekam dan menakutkan, bahkan Alya sekarang dibuat menangis karena kejadian ini.

"Bu, Ibu !"

"Kak Ratih, Kak !"

"Bangun !"

"Kebakaran Kak !!"

Alya dan Nur membangunkan aku dan juga Ibu yang tertidur terlelap, Aku langsung bangun dari tidurku, dengan melihat sekejap hitungan detik saja, aku langsung mengerti sekarang apa yang terjadi, dan aku juga membangunkan Ibu yang tidur disampingku.

"Buuu !! Kebakaran Bu,"

Ibu terkejut ketika mendengar suara teriakan dari aku dan kedua adikku, dia langsung bangun dan terlihat sangat panik sekali, diluar terdengar suara warga desa yang riuh sekali, mereka diluar membantu untuk memadamkan api rumah ini, aku tidak bisa membayangkan begitu sakitnya hati ini ketika melihat rumah satu-satunya tempat tinggal kini telah termakan oleh besarnya api.

Aku fokus berpegangan tangan satu sama lain untuk menuju keluar rumah, aku berjalan bersama dengan melewati semua reruntuhan kayu yang sudah terbakar, tidak heran jika rumah ini cepat terbakar karena rumah ini terbuat dari Kayu.

Ibu terlihat sangat shock melihat rumahnya terbakar, Alya dan juga Ibu menangis terisak-isak bahkan berteriak histeris, Aku dan Nur membantu Ibu berjalan melewati reruntuhan Kayu yang jatuh terbakar oleh besarnya api, sedangkan aku menyuruh Alya untuk berpegangan erat pada tanganku yang sebelah supaya tidak terpencar atau tertinggal.

Diluar semua warga desa membantu untuk memadamkan api, ketika aku dan semuanya keluar dari dalam rumah, para Ibu-ibu menolongku untuk membantu Ibuku duduk untuk membuat ibuku tenang, mereka juga memberikan air minum kepada Ibu.

SRI RATIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang