BAB 22

22 5 0
                                    

🍁🍁
Bingung mau bilang apa, Makasih yang sudah Vote cerita ini.

Bu Sevani dan Bi Tri turun dari Mobil dengan Pak Sopir yang menyetir Mobilnya. Mereka berdua berlarian ketika melihat Vanya, dari kejauhan.

Bu Sevani yang terlihat sangat cemas kepada Vanya sekaligus sangat antusias melihat cucunya, Bu Sevani langsung menggendong Vanya sembari mencium kening mungil Vanya berkali-kali, Bi Tri juga ikut mengusap rambut Vanya dengan lembut.

"Owalah toh Nduk, Kamu kemana aja toh, Bi Tri kangen banget sama kamu Vanya..." Ucap Bi Tri memandang Vanya yang nampak lemah, bahkan tidak merespon sedikitpun tindakan dari Bi Tri seperti biasanya.

"Bu, sekarang Vanya antar kerumah, badannya panas banget Bu..."Ucap Tuan Nick.

"Ya Nick, Dimana Ratih ?" Tanya Bu Sevani dengan raut wajah yang serius. Tapi Tuan Nick tidak langsung menjawab perkataan Bu Sevani, raut wajah Tuan Nick tersimpan rasa kesedihan ketika Bu Sevani mengucap nama Ratih.

"Ratih..."

"Kenapa toh ?" Tanya Bi Tri yang sedari tadi sudah tidak sabar menanti jawaban Tuan Nick.

"Ratih, tenggelam Bu.."

"Apaa ?! Ratih tenggelam..." Ucap Bu Sevani yang masih tidak percaya dengan perkataan Tuan Nick.

"Apaa !? Nduk, nduk... bagaimana bisa toh," Sahut Bi Tri, yang terlihat langsung lemas bahkan hampir terjatuh ketika mendengar perkataan Tuan Nick. Namun Bu Sevani langsung memegang lengan Bi Tri, jadi tidak terjatuh.

"Kamu cari Ratih ya Nick, kasihan Ratih...kenapa jadi begini yaa, kasihan kamu Nak," Ucap Bu Sevani.

"Pasti Bu."

Tepat ketika Bu Sevani dan Bi Tri meninggalkan lokasi Jembatan ini, petugas yang akan melakukan pencarian datang. Tuan Nick juga ikut melakukan pencarian mencari Ratih disekitaran bawah Jembatan yang arusnya lumayan deras, sudah berjam-jam pencarian dilakukan namun Ratih belum juga ketemu.

Hingga petugas pencarian memutuskan pencarian akan dilakukan pada hari berikutnya, hari juga sudah semakin malam dan waktu telah menunjukkan pukul 22.02 WIB.

Banyak kendala juga ketika pencarian dilakukan pada waktu malam hari, selain karena gelap, jalanya juga lumayan licin dan arus sungai begitu deras sekali.

*****


Sinar matahari kian muncul dengan gembira. Sinarnya begitu cerah sekali hingga membuat mataku terbuka kembali, sekarang aku baru menyadari bahwa diriku terdampar dipinggiran sungai, aku berteriak-teriak entah ada yang mendengar atau tidak aku terus berteriak berharap akan ada orang baik menolongku.

"Tolongg !!

"Siapapun, Tolong aku !!"

Tak sanggup, rasanya kaki ini terasa sangat kaku, apalagi untuk berdiri. Badanku rasanya pegal-pegal semuanya, sekarang apa yang harus kulakukan kalau bukan menunggu ada orang datang menghampiriku.

Para petugas pencarian, melakukan aksinya lagi bersama dengan Tuan Nick yang ikut melakukan pencarian. Seperti tidak pernah pantang menyerah, Tuan Nick berteriak-teriak sekencangnya memanggil nama Ratih.

"Ratih !!"

Aku bisa mendengar suara teriakan para orang-orang yang tidak jauh dari tempat aku berada dipinggiran sungai, bahkan aku juga mendengar suara teriakan Tuan Nick yang memanggil namaku.

"Tuan !!"

"Aku disini, Tolong !!"

Tuan Nick bisa mendengar suara teriakan itu dengan jelas, dan langsung bergegas menuju kearah sumber suara bersama dengan petugas pencarian, dengan yakin merasa bahwa itu adalah benar-benar suara Ratih.

Aku melambaikan kedua tanganku sembari berteriak karena melihat Tuan Nick dari kejauhan bersama dengan petugas pencarian.

"Tuan !!"

"Kemari !!"

"Ratih ?" Ucap Tuan Nick dalam hati, Tuan Nick juga melihat dari kejauhan seorang wanita yang terbaring dipinggiran sungai dan langsung menghampirinya.

Semakin mendekat, semakin mendekat. Tuan Nick yakin bahwa itu adalah Ratih, ketika semakin mendekat, Tuan Nick langsung sadar bahwa itu memang benar-benar Ratih. Tuan Nick langsung menggendong tubuh Ratih yang terbaring kaku dipinggiran sungai dengan kedua tangannya yang kekar,

Rambutnya Ratih yang panjang, terurai mengenai wajah Tuan Nick. Tapi Tuan Nick tidak mempermasalahkannya, Ratih malahan menatap wajah Tuan Nick ketika menggendongnya, hingga mata keduanya saling bertemu dan bertatapan lumayan lama.

Tuan Nick dibuat salah tingkah oleh tatapan Ratih kali ini, karena ketika menggendong Ratih hampir saja jatuh karena merasa salah tingkah terhadap Ratih.

"Kau memang tidak becus Tuan..." Ucapku sembari menatap wajah Tuan Nick, ketika Ratih mengucapkan itu, wajah Tuan Nick langsung menatap tajam kearahnya, seakan tidak mau dikatakan seperti itu oleh Ratih yang meledeknya.

"Apa kamu bilang ?"

"Aku bilang, kamu itu tidak becus menggendong diriku, Tuan...." Ucapku.

"Bukan aku yang tidak becus, tapi kamu yang gendut," Ucap Tuan Nick yang tersenyum membalas ledekanku.

"Apa kamu bilang ?"

"Aku bilang kamu itu gendut, kenapa ?"

"Enak saja !" Bentaku pada Tuan Nick, namun ketika mendengar bentakanku bukanya marah malahan tertawa kecil.

Tuan Nick membawa diriku masuk kedalam Mobil, walaupun pakaianku basah. Aku duduk didepan bersama Tuan Nick, kami berdua hanya saling diam tidak berbicara sedikitpun.

Tanpa aku sadari, aku sangat mengantuk sekali sekarang, aku menutup mataku, namun kepalaku yang terasa berat ini tidak bisa diajak kompromi hingga kujatuhkan tepat dibahu Tuan Nick.

Tuan Nick hanya menatapku, tidak menyingkirkan kepalaku yang bersandar di bahunya sama sekali.

"Kamu sangat cantik, Ratih...ketika sedang tidur," Ucap Tuan Nick sembari mengusap wajahku dengan jari-jarinya.

"Akan ada saatnya nanti....aku mengungkapkan sesuatu kepadamu, tunggu saja itu," Ucap Tuan Nick, sepertinya dia akan mencium keningku, tapi terhentikan, entah apa yang ada dipikiran Tuan Nick yang mengurungkan niatnya untuk mencium keningku.

"Tidak...aku tidak bisa melakukan ini, apa yang kamu lakukan Nick ?" Gumam Tuan Nick.



Pantau Terus Cerita ini guyss, bakal ada part Romantis sama Mas Ardi. hehe.

SRI RATIHWhere stories live. Discover now