BAB 14

28 9 0
                                    

Masih berlanjut.

Semangat ! Buat kalian sekolahnya ya demi bangsa dan Negara. Huhu

Demi Masa depan juga :^)

Dan jangan lupa bahagiakan orang tersayang, Orang Tua kalian ♡♡

💬

💬

Terimakasih Tuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terimakasih Tuhan.

Aku bersyukur dihari ini aku bisa makan....

Aku bersyukur bisa merasakan sedih....

Bahagia...

Terluka...

Tertawa...

Sakit........

Terjatuh..

Karena tanpa hal itu aku tidak akan pernah belajar.

Apa itu artinya sebuah kehidupan...

Tanpa merasakan kepedihan dan kebahagiaan...

Terimakasih Tuhan atas keadilanmu.

~Sri Ratih

"Kaya Kucing Garong !" Jawab Vanya kepada Bi Tri, aku tertawa mendengar jawaban polos dari Vanya.

"Ha-ha-ha,"

"Vanya, vanya," Ucapku.

"Ihhh Vanya ko gitu sama Bi Tri," Ucap Bi Tri.

"Biarin, siapa suruh nakutin," Jawab Vanya.

Aku melanjutkan langkahku menuju ke Taman dengan menggendong Vanya, karena Vanya selalu suka digendong, aku berjalan mengelilingi Taman supaya Vanya merasa senang, lalu dia meminta aku naik ayunan bersama Vanya, dan akupun menuruti perkataan Vanya.

"Vanya !"

"Vanya sayang !"

"Kamu ada dimana yaa !"

Bu Sevani memanggil manggil Nama Vanya.

"Disini Nek !" Jawab Vanya dengan berteriak kepada Bu Sevani.

"Ohh, ternyata Vanya Cantik ada disini sama Kak Ratih yaa," Ucap Bu Sevani.

"Sini nek, main ayunan," Ucap Vanya, dengan menggemaskan, tapi Vanya masih senang bermain ayunan bersamaku.

"Vanya aja ya yang main, memang Vanya gak capek main terus sama Kak Ratih," Ucap Bu Sevani.

"Vanya suka kalau main sama Mama, karena dia baik sama Vanya," Jawab Vanya.

Di keadaan seperti inilah aku selalu menunduk, aku malu ketika Vanya memanggil diriku dengan menyebut Mama dihadapan Bu Sevani, aku pikir dia juga memahami hal ini.

SRI RATIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang