BAB 19

18 6 0
                                    

Jika kalian ingin tahu seperti apakah penampilan dari perempuan misterius itu, dia memakai baju serba hitam atau lebih tepatnya memakai jubah hitam, aku sudah yakin bahwa dialah yang tadi pagi menculik Vanya, sekarang dia telah kembali lagi ke Rumah ini dan menculik Vanya, kali ini berhasil.

Bi Tri dan aku membaringkan Bu Sevani disofa Ruang Tamu.

Setelah Bi Tri memijat Bu Sevani dengan minyak ajaibnya, Bu Sevani telah tersadar kembali, bahkan hal yang pertama diucapkan adalah Vanya, betapa khawatirnya Bu Sevani terhadap Vanya.

"Dimana Vanya ?"

"Apa Vanya sudah kembali, Ratih ?"

"Tenang dulu toh Bu, Vanya sedang dicari sama Tuan Nick, bener toh...Ratih ?" Tanya Bi Tri, padaku.

"Ya, Bu. Aku yakin Tuan Nick pasti menemukan Vanya," Jawabku, sembari mengangguk.

BRAGGG !!

Tuan Nick muncul dari balik pintu depan dengan langsung marah-marah, kedua tangannya memukul atau meninju semua benda yang berada di Ruang Tamu, tentu saja semua orang yang ada di Ruang Tamu sangat terkejut dengan Tuan Nick yang bertingkah seperti itu, begitu juga dengan aku dan Bi Tri yang sangat terkejut.

Semua benda yang ada dimeja jatuh, Vas bunga yang ada di meja pecah setelah terkena pukulan tangan Tuan Nick, bahkan foto-foto yang ada di meja pun ikut jatuh dan pecah. Sekarang semuanya menjadi berantakan, Bu Sevani langsung bergegas menghampiri Tuan Nick yang marah-marah.

Bu Sevani dengan sigap mencegat tangan Tuan Nick, agar tindakannya itu tidak berlanjut, bahkan Bu Sevani juga menasihati Tuan Nick dengan suara tegasnya.

"Nick !"

"Jangan lakukan itu Nick, apa kamu sudah gila...semua barang dirumah ini bisa rusak,"

"Semua tindakanmu itu tidak berguna Nick, kamu sangat kekanak-kanakan sekali, dengan kamu marah seperti ini tidak akan membuat Vanya kembali," Ucap Bu Sevani, sembari memegang pundak Tuan Nick, sepertinya Tuan Nick mencerna setiap perkataan yang diucapkan Bu Sevani, lalu Tuan Nick terdiam.

HUFFTT

Tuan Nick menghela nafas panjang, sembari menatap wajah Bu Sevani, yang berakhir dengan pelukan.

"Maaf Bu, Nick salah. Tapi wajar jika Nick marah, bukan ?" Ucap Tuan Nick.

"Ya, itu wajar. Tapi tidak dengan merusak benda yang ada disini," Ucap Bu Sevani.

Tuan Nick terdiam.

Bi Tri dan aku kemudian pergi meninggalkan mereka berdua, tidak sopan ketika aku dan Bi Tri tetap berada dihadapan Bu Sevani dan Tuan Nick.

*****


Bu Sevani dan Tuan Nick masih berada di Ruang Tamu, berbicara berdua. Beberapa menit kemudian, telepon yang ada di meja berbunyi, bukan Tuan Nick yang mengangkat teleponnya, tetapi Bu Sevani yang segera mengangkat telepon yang berada di meja, karena saking pemasangannya dengan tiba-tiba telepon di meja yang berbunyi.

"Biar aku saja yang mengangkat teleponnya, Nick," Ucap Bu Sevani.

"Ya, Bu."

Baru saja Bu Sevani mengangkat teleponnya, raut wajahnya menandakan ketakutan karena telah mendengar ucapan suara dari orang yang tidak dikenalnya namun terasa familiar sekali ditelinganya, Tuan Nick menjadi begitu penasaran ketika ekspresi wajah Bu Sevani yang berubah menjadi ketakutan.

"Dengan siapa ini ?"

"Jangan terlalu bertele-tele, aku tidak suka," Ucap perempuan tidak dikenal.

"Siapa kamu, hah ?!"

"Kamu pasti tahu denganku, akulah tadi yang menculik cucumu itu, Vanya, anak dari Tuan Nick Konstantino Anderson, sekarang cucumu ada bersama denganku..." Ucap perempuan tidak dikenal.

"Bagaimana kamu tahu Nama putraku hah !?" Tanya Bu Sevani.

"Itu bukan urusanmu, Nenek tua !" Jawab perempuan tidak dikenal.

"Jangan kamu macam-macam dengan cucuku, akan aku laporkan kamu kepada polisi jika berani berbuat macam-macam kepada cucuku," Ucap Bu Sevani dengan nada yang terdengar marah sekali.

"Kamu pikir... Aku takut ?! Tentu saja tidak, aku tidak akan takut dengan ancaman apapun darimu, ingat itu !" Ucap perempuan tidak dikenal.

"Sekarang, kamu kembalikan cucuku !" Bentak Bu Sevani.

"Tidak semudah itu, Nenek Tua..." Ucap perempuan tidak dikenal dengan nada yang membuat Bu Sevani tambah marah.

"Apa yang kamu inginkan !!?" Ucap Bu Sevani, saking geramnya.

"Bodoh !"

"Aku menculik Vanya, karena aku menginginkan uang, jadi supaya Vanya kembali lagi, kamu harus memberikan aku uang sebanyak 20 Miliar, kalau tidak...." Ucap perempuan tidak dikenal.

"Dasar perempuan gila !!" Ucap Bu Sevani, membentak perempuan itu.

"Yaa ! Memang aku gila !"

"Berikan telepon ini kepada putramu itu sekarang juga !" Ucap perempuan tidak dikenal.

Rasanya seperti ingin terjatuh lagi setelah mendengar perkataan dari perempuan tidak dikenal yang tadi pagi menculik Vanya, sudah tidak bisa berkata-kata lagi.

Tanpa lama-lama, Bu Sevani memberikan teleponnya kepada Tuan Nick sesuai dengan apa yang diucapkan perempuan tidak dikenal itu, dengan cepat Tuan Nick langsung menerima teleponnya.

"Siapa kamu ? Beraninya kamu mengancam keluargaku," Ucap Tuan Nick.

"Huft, apa kabar Nick sayangku...aku tidak mau bertele-tele, kamu berikan aku uang sebanyak 20 Miliar kepadaku, kalau kamu ingin Vanya cepat kembali, temui aku sekarang juga di jalan me***i nomor 72 sendiri, aku tunggu sayang...." Ucap perempuan tidak dikenal itu, lalu dia menutup teleponnya tanpa memberi kesempatan Tuan Nick untuk berbicara lagi.

"Panggil saja polisi, Nick...Ibu takut Vanya kenapa-kenapa," Ucap Bu Sevani, yang sekarang terlihat sangat panik.

"Tidak Bu, perempuan itu sangat licik...kita juga harus membalasnya dengan cara yang cerdas," Ucap Tuan Nick dengan sangat yakin.

"Aku tahu...dia itu Rulyana..." Ucap Tuan Nick dengan nada lirih, namun masih terdengar oleh Bu Sevani.

"Rulyana ! Apa maksudmu Nick ? Dia itu sudah pergi jauh dari kota ini, mana mungkin dia akan kembali lagi kesini," Ucap Bu Sevani.

"Tapi dia itu benar-benar Rulyana Bu, sekarang Ibu jangan khawatir dengan Vanya, karena aku sudah tahu cara untuk menghadapi Rulyana, malam ini juga," Ucap Tuan Nick, dengan senyuman misteriusnya yang penuh arti.

SRI RATIHWhere stories live. Discover now