Tapi melihat mereka akrab seperti itu hatiku rasanya agak menghangat. Seaindainya Alga tahu kalau itu Willy, mungkin keakraban yang aku lihat sekarang tak mungkin pernah terjadi.

"Mas mau bawa Wildan ke mana?" tanyaku buru-buru. Mereka terlalu asyik mengobrol sampai tak sadar kalau itu bukan jalan ke rumah nenek.

Alga menoleh ke belakang, menatapku. "Kan mau beli kopi. Ya Mas ajak ke tempatnya."

Aku berdecak. "Ya ampun Mas. Mas Wili─Wildan baru sampai loh. Ini saja aku ajak keluar karena takut bosan di rumah Nenek. Ini pertama kali dia datang kemari, jadi jangan bikin dia kapok deh."

"Ah, jadi kamu baru sampai ya. Wah, maaf ya. Saya terlalu asyik karena ada orang luar datang kemari buat beli kopi di sini."

Aku berdecih sinis. "Maklumin saja ya Mas. Mas Alga memang begitu. Dia kalau sudah urusan kerjaan dan bisnisnya pasti lupa daratan. Sampai lupa punya adek juga."

Alga berjalan ke arahku lalu merangkul bahuku. "Ya ampun. Mana mungkin Mas lupa sama kamu. Kamu kan adik Mas satu-satunya di dunia ini."

"Satu saja gak dipedulikan, apa lagi banyak," omelku.

"Peduli dong. Kalau gak peduli sudah Mas buang kamu dari lama."

"Mas Berani buang aku?"

"Gak sih. Bisa-bisa Nenek ngamuk nanti."

"Cih."

Alga terkekeh geli. "Ya sudah kalau begitu kita pulang saja dulu. Lagi pula ini juga sudah sore."

Aku mengangguk setuju. Lagi pula dari sini ke gudang biji kopi juga jaraknya tidak dekat. Aku tahu karena pernah ikut ke sana, dan aku menyesal sekali ikut karena jalannya yang cukup melelahkan. Sempat ditawari naik motor tapi aku tidak mau karena ingin melihat pemandangan. Tak tahu kalau ternyata jaraknya cukup jauh.

Daripada itu, drama apa lagi yang akan aku lakukan sekarang? Sudah pasti Willy juga akan bertanya tentang ini. kenapa tiba-tiba namanya berubah menjadi Wildan? Dan hal lainnya yang pasti ingin sekali pria itu tanyakan.

Bagaimana aku menjelaskannya? Apa aku mengatakan yang sejujurnya saja kalau Alga membencinya? Tapi aku merasa tidak enak. Karena mau bagaimana pun kebencian Alga kepada Willy itu salah. Seperti yang pernah aku rasakan dulu. Faktanya itu bukan salah Willy. Willy punya hak menolak siapa pun yang tidak dia sukai. Karena perasaan tak bisa dipaksakan.

"Ra?"

"Eh? Ya?"

"Kenapa? kok melamun? Tumben kamu jaim gitu. Biasanya pecicilan," goda Alga.

Aku menyikut perutnya kesal. "Apa sih. Berisik ya."

"Mentang-mentang ada teman cowoknya jadi sok imut."

"Bicara lagi aku pukul mulut kamu Mas."

"Dih, galak banget," ujarnya. "Lihat Wil, jangan mau sama Ara. Selain galak dia orangnya bawel gak ketulungan. Banyak maunya, nanti kamu pusing."

"Ih! Mas Alga," rengekku. Masih tak puas menggodaku.

Alga tertawa. Sementara Willy hanya tersenyum kecil sembari curi-curi pandang ke arahku. Alga tidak tahu saja kalau sebenarnya kami sepasang kekasih. Kalau tahu bisa-bisa setiap hari dia akan menggodaku. Tidak, mungkin akan terjadi peperangan lebih tepatnya.

"Wil sudah lama kenal Ara?" tanya Alga di tengah perjalanan menuju rumah nenek. Tak henti-hentinya Alga melemparkan pertanyaan yang membuatku beberapa kali waspada.

Lebih tepatnya cemas akan jawaban Willy. Aku takut pria itu keceplosan sesuatu yang seharusnya tak dia bicarakan kepada Alga. Karena sekarang dia ada di sini bukan sebagai Willy, tapi Wildan yang entah muncul dari mana nama asal itu.

"Kami baru kenal di tempat kerja Mas."

"Ah, kalian satu tempat kerja. Jangan bilang kamu jauh-jauh datang kemari mencari kopi karena rekomendasi Ara?"

Willy melirikku. "Ah, itu─"

"Bagus juga ide promosi kamu, Ra. Pertahankan ya, supaya binsis Mas mu ini lancar. Semua orang harus tahu kalau biji kopi di tempat kita gak kalah bagusnya dari tempat lain. Ternyata kamu ada gunanya juga tinggal di desa, Ra. Gimana kalau tinggal selamanya saja di sini?"

Aku melotot. Alga mulai lagi. "Gak!"

Duh, gimana ya kalo Alga tahu Willy itu......... Gak usah penasaran2 lagi langsung ke Karyakarsa saja sudah bab 84 🥳🎉

 Gak usah penasaran2 lagi langsung ke Karyakarsa saja sudah bab 84 🥳🎉

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.


اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.


Reaching Dream, with Bos!حيث تعيش القصص. اكتشف الآن