EXTRA CHAPTER I

2.4K 137 3
                                    

Padahal pernikahan Aether dan Isaura sudah dilaksanakan satu bulan yang lalu, tetapi karena disibukkan oleh tugas-tugas, Aether dan Isaura baru sempat berlibur ke luar kota

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Padahal pernikahan Aether dan Isaura sudah dilaksanakan satu bulan yang lalu, tetapi karena disibukkan oleh tugas-tugas, Aether dan Isaura baru sempat berlibur ke luar kota. Tenang saja, mereka sudah berbulan madu --- di Riverstock.

Aether dan Isaura pergi mengunjungi ibukota. Hal ini karena Isaura ingin sekali merasakan suasana ramai di Valeria. Baik di Skylesice atau Riverstock, mereka adalah wilayah yang tenang dan cocok ditempati oleh para penduduk yang memiliki kepribadian introvert. Maka dari itu, Isaura memilih pergi ke Valeria. Ia ingin suasana yang berbeda.

Dua insan itu tengah berada di dalam kereta kuda, menikmati keindahan Valeria. "Aether, disini sangat ramai. Berbeda sekali dengan Skylesice atau pun Riverstock."

"Kau ingin melihat sebuah pawai? Biasanya ada sebuah sirkus keliling, festival api, dan kembang api, disana kau akan merasakan sebuah euforia."

"Ayo kita pergi kesana!"

Aether terdiam sejenak, lokasi tempat pawai berada adalah di dekat sebuah toko buku. Toko buku tersebut yang tak lain adalah milik seorang rakyat jelata, suami dari mantan kekasih nya Lilyana Crane --- persetan, Aether tidak peduli.

"Baiklah." Aether mengiyakan.

Aether dan Isaura pun sudah sampai di tempat, mereka sangat terhibur oleh beberapa atraksi dari seorang badut yang menaiki sepeda roda satu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aether dan Isaura pun sudah sampai di tempat, mereka sangat terhibur oleh beberapa atraksi dari seorang badut yang menaiki sepeda roda satu. Tak hanya itu, beberapa orang menyemburkan api dari sebuah obor. Aether yang khawatir pun, memeluk pinggang istri nya itu agar tidak menjauh. "Isaura, bukankah ini terlalu berbahaya?" tanya Aether mengkhawatirkan sang istri.

"Tidak, ini sangat menyenangkan Aether!" Isaura ikut heboh.

Alun-alun di tengah kota Valeria memang sangat ramai, baik keluarga bangsawan atau pun penduduk biasa semua menikmati nya. Aether dan Isaura menunggu kembang api dinyalakan, mereka berdua sangat antusias.

Dan akhirnya yang ditunggu tiba, kembang api dinyalakan dan membuat langit menjadi lebih indah. Suara hiruk-pikuk sambil bertepuk tangan menggema di telinga. Isaura mendongak ke atas dan terpukau. Seperti biasa, Aether lebih memilih wajah cantik istri nya dibanding langit saat itu.

"Aether---" suara wanita yang tampak asing.

Isaura langsung membuyarkan fokus nya pada kembang api yang berada di langit dan memilih melihat siapa yang memanggil suami nya seperti itu, bukankah terlalu informal?

Aether sudah menduga bahwa dirinya bertemu mantan kekasihnya, karena alun-alun ini berada di dekat toko buku suami Lilyana Crane.

"Aether, aku tak menyangka kita bertemu disini." Lilyana Crane, mantan kekasih Aether yang dengan sengaja mengkhianati nya. "Kau istri Aether? Nama ku, Lilyana Crane."

Isaura menatap Lilyana dengan tidak suka, "Perkenalkan. Nama ku Isaura Lycoris Hectora Silveryen --- oh tidak, sekarang aku adalah Lady Rivallion." Isaura memperkenalkan dirinya sebagai istri dari Sang Duke. Bukannya sombong, Isaura memang sengaja melakukan itu agar wanita itu merasa panas.

"Lady Rivallion? Jadi ini kau wanita yang sering dibicarakan, seorang wanita dari keluarga Silveryen. Selamat atas pernikahan kalian."

Aether hanya diam, entah mengapa rasanya sangat malas berinteraksi dengan masalalu. Seperti membuang-buang tenaga. "Isaura, ayo kita pergi."

"Aether --- Aether, aku melarang mu memanggil suami ku seperti itu, kau seorang bangsawan bukan? Seharusnya kau mengerti peraturan tata krama yang harus dipakai ketika memanggil nama seseorang. Dan kau, kau adalah orang asing. Tidak etis rasanya, maaf aku terlalu kasar padamu, Miss Crane."

Entah mengapa Isaura menjadi sangat marah, padahal ia dikenal sebagai wanita yang lemah lembut.

"Seperti nya aku menyinggungmu, Your Grace. Aku menggangap Ae--maaf, Lord Aether sebagai teman saja."

"Kau seorang istri, seharusnya kau tau perasaanku." Isaura sangat sebal dengan wanita di depan nya ini, terlepas dari ia adalah mantan kekasih Aether. Isaura juga membenci wanita itu karena satu hal, ini karena ia tega mengkhianati Aether dan membuat hati nya hancur --- tapi tidak apa, berkat itu Aether menjadi suami nya.

"Isaura, ayo kembali ke penginapan." Aether mengajak istri nya untuk kembali ke penginapan.

"Kenapa kau tidak ingin bilang sesuatu padanya?" Isaura menyuruh Aether mengucapkan sesuatu agar Lilyana segera pergi, bukannya mereka.

Aether menghela nafas, "Tidak penting."

Isaura menghentakkan kaki nya meninggalkan Aether sendirian, ia berjalan ke penginapan tanpa suami nya itu.

"Maaf, aku tidak bermaksud membuat kalian bertengkar."

"Bukankah sudah kubilang sejak terakhir kau dan aku berbicara? 'Hewan memberikan teladan untuk kesetiaan sementara manusia memberikan teladan untuk pengkhianatan.' --- Maka dari itu, aku tidak ingin berbicara dengan mu Miss Crane. Maaf jika perkataan ku, terlalu kasar." Aether meninggalkan Lilyana begitu saja.

Lilyana terpaku di tempat, ia menyesali perbuatannya di masalalu.

*****

Isaura sudah kembali ke penginapan, ia langsung merebahkan diri di atas ranjang tanpa berganti pakaian terlebih dahulu. Dirinya juga menutupi seluruh tubuh nya dengan selimut, agar Aether tidak mengajaknya bicara.

'Krittt' suara pintu terbuka, Isaura menyadari bahwa Aether telah kembali. Isaura pun menutup mata nya, berpura-pura tidur.

"Isaura..." panggil Aether, kemudian duduk di atas ranjang disamping Isaura menutup tubuhnya dengan selimut. "Isaura, kau marah padaku?" tanya Aether dengan sangat lembut.

Tidak ada jawaban, ekspektasi Isaura untuk liburan ini harusnya menyenangkan. Namun karena wanita ular itu, semua nya hancur berantakan. Mood nya hancur lebur.

Aether membuka selimut yang dipakai istri nya itu, Isaura langsung memalingkan wajah nya.

"Bicara padaku, aku tidak ingin kita bertengkar. My Love... Please, talk to me."

Isaura menghela nafas, lalu bersandar pada kepala ranjang. Dua tangannya digenggam oleh Aether.

"Maafkan aku, maaf." Aether berbicara dengan tulus dan juga nada bicara nya sangat lembut.

"Aku menunggu momen kita pergi berlibur, dalam satu bulan ini kau sangat sibuk, satu bulan kemarin kau selalu sibuk dengan tugas-tugas mu sebagai Adipati. Aku tidak ingin egois, karena memang itu kewajiban mu. Aether, maaf harusnya aku mengerti dirimu bukan marah kepadamu." Isaura melunak.

Aether memeluk sang istri, ia mengerti bahwa Isaura tidak pernah menjalin hubungan sebelumnya. Aether adalah yang pertama dan juga terakhir.

"I'am sorry. Harusnya aku dan kau membuat momen yang banyak sebagai pengantin baru tetapi aku malah sibuk. Aku minta maaf, Isaura."

"Aku juga minta maaf, Aether." Isaura meminta maaf dengan perasaan paling tulus.

"Aku mencintai mu," Aether semakin mempererat pelukannya.

"Aku juga mencintaimu," balas Isaura.

They kissed, and made the night it more beautiful.

____________________

Next?

@naura_z_k

ECCEDENTESIAST (COMPLETE)Where stories live. Discover now