27 : ANNOUNCEMENT

1.8K 166 8
                                    

Sudah tiga hari, Isaura tidak bertemu atau berbicara pada Geino

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sudah tiga hari, Isaura tidak bertemu atau berbicara pada Geino. Wanita cantik ini duduk di tepi ranjang melihat kedua tangan nya yang sedang di perban akibat luka sayatan pedang waktu itu.

"Sebuah petualangan akan memberikan mu cara baru dalam memandang kehidupan." Isaura memotivasi dirinya sendiri lalu menghela nafas, kemudian ia bangkit lalu keluar dari kamar nya.

Ia ditemani oleh Charesa tinggal di kastil bersama Aether --- tenang saja mereka berbeda ruangan. Isaura merasakan sesuatu dari hati nya, kastil ini adalah tempat nya ia tinggal dulu bersama keluarga nya. Kenangan indah muncul di benak nya. Apalagi ia bisa melihat setiap sudut ruangan yang menjadi saksi bisu dirinya dulu dan Geino bermain kejar-kejaran lalu dimarahi oleh sang ibu, mendiang Jeanne. Isaura berjalan di koridor, ia berhenti di depan sebuah lukisan yang ditutupi oleh kain putih agar terhindar dari debu atau kerusakan. Sejujurnya di lubuk hati, Isaura tidak ingin membuka nya sejak dulu dikarenakan itu akan mengundang rasa trauma nya.

Aether yang kebetulan ingin menghampiri Isaura pun berjalan mendekat, kemudian mereka berdua saling melempar senyum.

"Selamat pagi." sapa Aether hangat.

"Selamat pagi, Aether." Isaura menjawab dengan suara lembut nya.

"Apa yang kau lakukan disini? Baru saja aku ingin menemui mu. Oh aku ingin menyampaikan juga padamu, Lady Silveryen kembali ke manor sebentar."

Isaura mengganguk, mata nya masih tertuju pada lukisan yang tertutup kain putih itu. "Aether, haruskah ku buka kain putih ini?" tanya Isaura pada Aether.

"Lukisan keluarga mu?" tanya Aether yang juga fokus pada lukisan itu.

Isaura kemudian melepas kain putih yang menutupi lukisan itu, dan muncul lah sebuah gambar keluarga besar Silveryen.

"Kakek buyut dan nenek buyut ku." Isaura membulatkan mata terkejut, ia tak mengira bahwa lukisan itu adalah keluarga besar nya. Sejujurnya, lukisan ini dibuat saat Isaura berusia tiga tahun jadi dirinya tidak begitu ingat saat pembuatan lukisan ini.

"Duke of Skylesice?" Aether merasa terpukau oleh lukisan itu.

Di lukisan itu digambarkan, mendiang Duke dan Duchess of Skylesice yang lama duduk di kursi sedangkan anak, cucu dan cicitnya berdiri sejajar di belakang. Aura bangsawan sangat terlihat di lukisan tersebut.

Isaura menahan air mata nya agar tidak keluar, ia merasa seperti menemukan harta karun. "Aether, kenapa aku baru membuka nya sekarang?" ia terharu, senang, dan sedih. Semua bercampur aduk.

Aether menyunggingkan senyum nya, kemudian ia fokus kembali pada lukisan itu. Keturunan yang pernah menguasai kerajaan Valcke sebelum akhirnya tragedi mengerikan itu terjadi. Disini kita belajar bahwa kehidupan itu seperti roda yang berputar.

"Mendiang paman Gerrald adalah yang paling tampan diantara anak-anak kakek ku, Ayah kedua sedangkan paman Golas ketiga. Bibi ku Lavender seingat ku adalah orang yang banyak bicara namun dengan kecantikannya ia bisa meluluhkan para pria bangsawan. Tetapi kakek buyut ku, Legolas. Tidak mengijinkan dia menikah karena bibi ku, Lavender seperti berlian. Itu yang diucapkan oleh ibu ku setiap aku ingin tidur." Isaura merasa dirinya sudah ikhlas untuk menceritakan keluarga nya.

ECCEDENTESIAST (COMPLETE)Where stories live. Discover now