26 : DISCLOSED

1.7K 168 9
                                    

🎵Solas - Gibran Alcocer

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🎵Solas - Gibran Alcocer

Ketegangan terjadi di antara mereka. "Mungkin banyak orang yang lupa bahwa hubungan dapat bertahan lama karena senantiasa dilandasi rasa perhatian, tanggung jawab, dan saling melengkapi --- dan kau merusak kepercayaan ku."

Geino turun dari kuda nya lalu mengarahkan pucuk pedang nya ke leher Aether. Isaura langsung membuang pedang itu ke tanah, tetesan darah dari tangan Isaura pun mengalir ke bawah. Ini sangat terlihat karena tanah bersalju itu perlahan menjadi warna merah.

 Ini sangat terlihat karena tanah bersalju itu perlahan menjadi warna merah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aether membulatkan mata, ia tak menghiraukan Geino. Ia memilih melihat kondisi tangan Isaura.

Geino yang sudah hilang kesabaran pun menonjok rahang Aether hingga tersungkur. Aether langsung bangkit, ini bukan apa-apa. Sementara itu Sir Derrick hanya diam melihat tuan nya meluapkan amarahnya.

"Geino! Apa yang kau lakukan!" Isaura membentak Geino.

"Menjadi orang tua bukanlah suatu pekerjaan mudah. Mengemban tugas mendidik anak menjadi individu yang berhasil dalam hidup terkadang akan menemui hambatan. Lega dan bahagia bercampur saat anak meraih kesuksesan. Tapi saat anak itu gagal, sepertinya sulit untuk orang tua tidak menyalahkan diri sendiri, pun menganggap ia gagal menjadi orang tua. Aku sedih, sakit hati, marah, marah, kecewa. Tapi, tahukah kau? Aku akan memasang wajah bahagia dan melanjutkan. Ini akan menyakitkan, tapi aku akan bertahan." sorot mata Geino memerah, andai Isaura adalah pria sudah ia geret tubuh nya kembali ke rumah. Rasanya hancur karena didikannya selama ini malah melahirkan sebuah kebohongan.

Aether bangkit lalu mengelap darah di sudut bibir nya. "Didikan mu tidak salah, hanya saja kau terlalu mengurung Isaura sejak kecil. Kau tidak mengetahui karakter adik mu sendiri." Aether mendapatkan tonjokan lagi namun kali ini ia bisa di posisi yang sama. "Sudah cukup pukulanmu Lord Silveryen, aku tidak akan membela diri karena aku memang bersalah tapi jangan kau marahi adik mu."

Bulir bulir air mata mulai berjatuhan di mata Isaura, ia mengelap darah di tangan ke gaun indah nya. Sayatan pedang Geino benar-benar tajam. "Geino dengarkan aku!" Isaura memegang kedua bahu kakak nya itu. "Aku yang menemui nya terlebih dahulu, jangan salahkan dia."

ECCEDENTESIAST (COMPLETE)Where stories live. Discover now