38 : WHO KNOWS?

1.6K 128 1
                                    

🎵Experience - Ludovico Einaudi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🎵Experience - Ludovico Einaudi

Tak terasa, malam tiba. Aether baru saja menyelesaikan tugas-tugas nya sebagai seorang pemimpin wilayah. Ia pun berjalan ke tempat tidur nya dengan mata setengah sadar, ia sangat mengantuk. Begitu sampai, Aether langsung merebahkan diri nya dan terlelap.

Baru saja Aether memejamkan mata nya, tiba-tiba Aerys datang ke kamar lalu menggoyang-goyangkan tubuhnya. "Hei, bangun."

Aether lantas mengucek mata nya, "Kau? Kenapa kau berada disini? Ini masih sangat malam, dan aku sangat mengantuk."

"Tolong bantu aku," mohon Aerys masih menggoyang-goyangkan badan Aether.

Aether pun langsung bangkit, ia pun mengacak-acak rambut nya karena kesal. "Bantu apa? Kenapa tidak besok pagi saja?"

"Aku tadi mendengar kau dan ibu berbicara di ruang kerja tentang undangan pernikahan---" belum sempat mengatakan intinya, Aether langsung peka apa yang ingin adik nya itu bicararakan.

"Baiklah, kau bisa mengirim undangan pernikahan ku ke keluarga Harcourt. Lagipula kediaman nya tidak jauh dari sini. Sekarang keluarlah, aku akan beristirahat --- tapi tidak akan kuizinkan jika kau kesana sendirian, kau akan ditemani oleh Sir Selmy."

"Benarkah?"

"Ya."

"Terima kasih!" Aerys pun keluar dari kamar Aether dengan perasaan gembira.

Keluarga Harcourt tinggal di wilayah lain, wilayah nya berada di sebelah Riverstock jadi itu tidak terlalu jauh. Ya, mereka tinggal di Adwesdia.

*****

Charesa terbangun dari tidur nya karena perut nya sakit dan keram, ia pun langsung berlari ke dalam kamar mandi untuk mengecek sesuatu. Ternyata ia sedang mengalami gejala menstruasi. "Lagi?" Charesa tidak boleh merasa sedih di hari kebahagiaan Isaura, tetapi air mata nya tetap saja turun, padahal ia sudah berupaya menahan nya. "Tidak boleh, tidak, tidak boleh."

Pikiran yang tidak-tidak memenuhi otak nya, Charesa merasa ia tidak akan bisa memberikan seorang keturunan untuk suami nya kelak. Charesa menangis dalam diam, ia membekap mulut nya sendiri agar suara nya tidak terdengar.

Setelah merasa lebih baik, Charesa kembali ke kamar. Ia melihat suami nya itu sudah terlelap, entah mengapa ketika melihat wajah Geino rasa bersalah memenuhi dirinya. "Sorry for everything, I'm not too perfect to be your wife."

Charesa pun berjalan keluar kamar, untuk saat ini rasanya dirinya ingin meledak kan diri. Langkah nya tergontai-gontai. Ia berjalan menuju kamar Isaura --- untuk saat ini dirinya harus menjernihkan pikiran, pikir Charesa.

"Isaura---" Charesa duduk di atas ranjang dekat Isaura sedang tertidur pulas.

Isaura membuka mata nya sedikit, ia yang terkejut dengan kehadiran Charesa pun langsung bangkit dan bersandar pada kepala ranjang. "C-charesa? Kau membuat ku terkejut."

ECCEDENTESIAST (COMPLETE)Where stories live. Discover now