Chapter 45

2.4K 261 86
                                    

Tidak ada yang bisa seluruh keluarga Benedict gambarkan saat melihat tubuh Ken sudah masuk ke dalam peti.

Tangisan terus terdengar, Scarlett bahkan masih tak sadarkan diri sejak tadi. Sedangkan Ben hanya duduk diam dan tak mengatakan apapun sejak tahu sang ayah sudah tiada.

Suara tangisan terdengar di sekitar peti Ken yang masih terbuka, Megan dan Miranda tak henti-hentinya menangis histeris sejak tadi.

Lily menepuk pundak sang adik. "Are you okay, prince?" Ia tahu dari sang ibu bahwa Darren-lah orang terakhir yang bersama Ken, pemuda itu juga terlihat sangat murung.

"Hmm." Gumam Darren, matanya masih menatap Ken dengan perasaan tidak karuan.

"Kau sudah makan? Kau terlihat pucat." Lily menatap sang adik dengan begitu khawatir.

"Aku baik-baik saja, kak."

Lily menghela napas pelan, ia mengusap pipi Darren dengan sayang. Lily tahu banyak hal yang sudah Darren lalui bersama Ken, adiknya itu pasti sedih dan merasa bersalah pada Ken. "Ini bukan salahmu, istirahatlah setelah pemakaman nanti."

Darren mengalihkan matanya untuk menatap sang kakak.

"Butuh pelukan?" Tanya Lily yang langsung diangguki Darren.

Lily tersenyum, ia membuka tangannya dan membiarkan Darren memeluknya. "Semua akan baik-baik saja, prince."

Darren memeluk erat tubuh mungil Lily dan menenggelamkan wajahnya di pundak kakaknya.

Tidak ada yang bisa menggambarkan perasaannya, kecuali rasa sakit dan dendam.

Lily mengusap lembut punggung Darren. Matanya menangkap keberadaan Vincent yang tengah mencoba menenangkan Miranda, pria itu juga sempat menangis tadi, tapi sekarang sudah terlihat baik-baik saja.

"Orang yang menusuk gramp sudah tertangkap?"

Rahang Darren langsung mengeras saat mengingat hal itu. "Aku mengirimnya ke Denver."

Alis cantik Lily berkerut heran. "Denver? Kenapa?"

"Mata dibalas mata, aku akan menghancurkan mereka semua."

"Mereka?" Tanya Lily.

Mereka siapa yang Darren maksud?

"Kau tidak perlu tahu!"

Lily berdecak pelan, percuma saja ia memaksa Darren untuk buka suara. Jika tidak, maka jawabannya akan tetap tidak.

"Kau tetap menyebalkan, prince."

*

Setelah upacara pemakaman dilakukan, para tamu dari jauh berdatangan untuk menyampaikan rasa bela sungkawa mereka pada keluarga Benedict.

Hal itu disambut dengan baik oleh Hars dan Harvey, sedangkan Arsh, Ben, Tere dan Scarlett tengah tidak bisa diganggu.

"Tolong antarkan ini ke depan." Yola memberikan kereta dorong makanan pada Mare.

"Baik nyonya."

Mata Yola berganti pada Lily yang sibuk menata makanan di piring. "Itu untuk siapa?" Tanyanya.

"Untuk prince, mom." Jawab Lily. "Aku akan mengantarkannya."

"Tidak usah, berikan." Yola menadahkan tangannya. "Asa, tolong antarkan ini ke kamar Darren."

"Aku bisa melakukannya." Ujar Lily.

"Mommy ingin bicara denganmu." Yola menarik pelan tangan Lily dan mengajaknya untuk masuk ke dalam kamar miliknya dan Harvey.

AGENTजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें