Chapter 6

3.1K 293 244
                                    

"Kau jalang barunya Vincent?"

Lily terdiam menatap wanita di depannya, ia memberikan tatapan datar hingga membuat wanita itu mendengus kesal.

"Apa kau-"

"Bukan, aku hanya teman Vincent." Jawab Lily apa adanya.

Wanita cantik itu mengerutkan dahinya, "Kau bukan wanita panggilan?"

"Bukan."

Wajah cantik yang terlihat garang itu, tiba-tiba berubah menjadi kegirangan. Wanita itu menarik Lily untuk duduk di sofa, hingga membuat Lily kebingungan.

"Kau pasti wanita spesial." Goda wanita itu.

"Huh?"

Wanita cantik itu tertawa pelan. "Kakakku tidak pernah membawa wanita manapun datang ke apartemen ini, dan kau wanita pertama yang dibawanya."

Lily yang awalnya bingung, mulai mengerti dengan keadaan yang terjadi. "Kau adik Vincent?" Tanyanya.

Wanita cantik itu mengangguk cepat, ia menyodorkan tangannya untuk mengajak Lily berkenalan.

"Miranda..... Miranda Benedict."

Lily membalas jabatan tangan adik dari pria yang baru saja bercinta dengannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lily membalas jabatan tangan adik dari pria yang baru saja bercinta dengannya. "Lily." Ucapnya seraya tersenyum tipis.

"Kau benar-benar bukan kekasihnya?" Tanya Miranda memastikan kembali.

Lily menggeleng. "Kami hanya berteman." Sebenarnya tidak berteman juga, mereka bahkan baru mengenal selama 3 hari, mana bisa dikatakan berteman.

"Teman tapi bercinta." Kekeh Miranda saat mencium aroma cairan laki-laki di tubuh Lily.

Hal itu membuat Lily berdeham pelan, karena kelaparan ia sampai tak sempat ke kamar mandi untuk menghilangkan aroma seks yang masih menempel di tubuhnya.

Siapa yang menyangka bahwa ada orang lain di apartemen itu?

"Vincent mengatakan dia tinggal sendiri di sini."

Miranda mengangguk seolah mengerti maksud dari wanita di sampingnya. "Aku baru menyelesaikan pendidikanku di Jerman dan akan menjalani koas di sini."

"Kau seorang dokter?" Tanya Lily dengan senyuman cantik.

Miranda terkekeh. "Keluargaku memiliki rumah sakit yang besar, jadi aku memutuskan untuk menjadi dokter."

Lily tersenyum mendengarnya, ia dulu juga bercita-cita menjadi dokter. Tapi malah berakhir meniadi polisi.

"Aku ingin membuat makanan, kau mau?" Tawar Lily, ia melihat banyak camilan di meja, mungkin Miranda juga kelaparan.

AGENTWhere stories live. Discover now