Chapter 33

2.6K 252 70
                                    

Vincent dan Lily berjalan bergandengan di lorong asrama Black Swan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Vincent dan Lily berjalan bergandengan di lorong asrama Black Swan. Mereka terlihat memakai jubah tidur dengan warna senada, Vincent terlihat begitu sexy dengan jubah tidur tidak tertutup hingga otot dada dan perutnya yang begitu kokoh dan menggairahkan terpampang jelas, sedangkan Lily memaki jubah tidur setengah paha.

"Sepertinya ada orang di sana." Lily bisa mendengar suara berisik beberapa orang yang tengah obrolan di mini bar.

Dan benar saja. Di sebelah ruang tengah keduanya bisa melihat beberapa orang tengah bermain judi dan minum-minum alkohol.

"Kalian belum tidur?" Tanya Lily menghentikan langkahnya.

Griselda menggeleng pelan. "Kami tidak bisa tidur, jadi memilih bermain kartu." Cengirnya.

"Lumayan, dapat banyak uang." Amora menunjukkan lembaran dollar di tangannya dan menggerakkan seperti kipas.

"Kalian mau kemana?" Tanya Daniaz menatap Lily dengan minat.

Vincent dan Lily hanya terdiam. Vincent yang enggan menjawab, dan Lily yang terlihat bingung.

Mana mungkin Lily mengatakan bahwa mereka akan ke red room untuk bercinta? Ia tidak segila itu!

"Mau ke red room?" Kekeh William tanpa menatap sepasang kekasih itu.

Daven langsung menyeringai mendengarnya. "Wah dude, itu pilihan yang sangat bagus. Bercinta dengan sex toys memang menyenangkan." Ucapnya menatap Daniaz dengan senyuman mengejek.

"Apa itu red room?" Tanya Alena dengan bingung.

"Hei Salvatore, ajak dia ke red room milikmu agar dia tahu." Seru Mario yang dihadiahi kekehan dari Daven dan Griselda.

"Jangan mau! Kau tidak akan bisa berjalan dengan normal selama beberapa hari." Amora mengingat kenangan buruknya dengan red room, dan ia bersumpah tidak mau lagi kembali ke sana.

"Wow kalian ternyata liar juga." Komentar Tyga sembari tertawa geli.

"Jika kau melihat cara Vincent, Daniel dan Rosa threesome, kau akan menggelengkan kepala." Balas William tertawa pelan.

Vincent langsung melayangkan tatapan tajam pada pria berlesung pipi itu. Kenapa harus membawa namanya!?

Lily memutar bola matanya. Jika mengingat bahwa Vincent dan Rosa juga pernah melakukannya, membuat hatinya memanas.

Vincent merangkul pundak Lily dan segera mengajaknya pergi dari sana untuk menuju sebuah tempat di ujung lorong.

Setelah Vincent menempelkan jarinya pada smart lock, keduanya masuk ke sebuah ruangan gelap. Di tengah kegelapan, Lily bisa melihat sebuah tulisan hijau menyala di atas setiap pintu.

Vincent mengajaknya masuk ke dalam kamar pojok yang bertuliskan nama pria itu sendiri.

"Kau dan Rosa sering melakukannya?" Tanya Lily dengan tajam.

AGENTWhere stories live. Discover now