Chapter 28

2.5K 256 37
                                    

Halo bestie, long time no see:))))
I miss you guysssss
Gimana lebaran kalian? Masih dapet banyak thr? Atau malah udaa jadi yang bagi-bagi thr?🤭

>_<

Rasanya seperti mengulang kejadian beberapa minggu lalu, perasaan takut, cemas dan terharu bercampur menjadi 1

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rasanya seperti mengulang kejadian beberapa minggu lalu, perasaan takut, cemas dan terharu bercampur menjadi 1.

Yola berjalan dengan perasaan campur aduk, ia sangat senang saat Sache mengirimkan pesan agar dia segera terbang ke Brazil untuk menemui keluarganya.

Ia sangat merindukan kakaknya, ibunya dan ayahnya. Apakah ia akan disambut dengan kasih sayang semua orang seperti dulu? Atau malah mendapatkan tatapan menyakitkan dari orang-orang tersayangnya.

Yola menoleh saat merasakan genggaman tangan suaminya kian erat. Ia jadi teringat hari dimana ia memutuskan untuk memilih Harvey dan meninggalkan keluarganya.

Sama seperti dulu. Yola tidak menyesali keputusannya sama sekali. Karena ia sangat bahagia hidup bersama Harvey.

"Semuanya akan baik-baik, my queen." Harvey tersenyum tipis hingga membuat beban di hati Yola berkurang.

"Aku mendengar gosip panas." Sindir Lily menoleh pada adiknya.

"Gosip apa?" Tanya Darren tanpa menatap kakaknya.

"Jangan berlagak tidak mengerti." Ujar Lily dengan tajam.

"Jangan mencampuri urusanku kak, kau tahu aku sangat tidak menyukainya."

Lily hanya berdecak pelan.

Langkah mereka berhenti tepat di teras mansion milik keluarga Mackenzie. Hingga perlahan pintu besar di depan mereka mulai terbuka.

Seorang pria tua berdiri di ambang pintu. Lily bisa melihat binar kebahagiaan dari mata pria itu, apa itu kakak dari ibunya?

"Yo...."

Yola tersenyum dengan mata berkaca-kaca. "Kak Jay....." Lirihnya.

Jay berjalan mendekat dan langsung menarik tubuh adik kesayangan untuk masuk ke dalam dekapannya.

Rasanya benar-benar tidak bisa Jay gambarkan. Setelah 26 tahun pencarian, akhirnya adik bungsunya kembali.

Jay melepaskan pelukannya, ia membingkai wajah Yola dengan tidak percaya. "Aku sangat bahagia Yo.... Akhirnya aku bisa melihatmu lagi."

Yola mengangguk dengan air mata yang sudah berhamburan. "Maafkan aku kak."

Jay tersenyum. "Apa kau hidup dengan bahagia? Jika tidak, aku akan menghajar bajingan yang telah membawamu kabur tanpa se-izinku."

Harvey memutar bola matanya saat mendengar kalimat itu. Jika Yola tidak bahagia, wanita itu pasti sudah melarikan diri sejak dulu.

"Aku sangat bahagia, dia selalu menghujaniku dengan cinta."

AGENTWhere stories live. Discover now