Chapter 25

3.4K 286 137
                                    

"Aku sudah mengirimkan foto Trevor saat keluar dari hotel, lihatlah."

Lily meletakkan ponselnya dan berganti menatap iPad berlogo buah apel miliknya. Ia menatap beberapa foto seorang pria tampan yang terlihat keluar dari salah satu hotel mewah di LA.

"Dia tampan, kan?" Kekeh seseorang di seberang sana, siapa lagi jika bukan Amora.

"Aku seperti pernah melihatnya." Gumam Lily dengan pelan saat melihat wajah pria bernama Trevor itu.

Lily menunduk dan langsung mengusap pelan punggung telanjang Vincent agar pria itu tertidur kembali. Tubuhnya sedikit kebas karena terlalu lama tidur menyamping, tapi jika ia bergerak bayi besar yang sedang minum susu pasti akan terbangun.

"Kau mendengarkan kami, Lee?" Tanya Abigail.

"Iya aku mendengarnya." Balas Lily setelah beberapa saat.

"Kau sebenarnya berada di mana?"
Suara Griselda terdengar dengan penasaran.

"Di apartemen Vincent." Setelah menjawabnya Lily bisa mendengar kekehan dari teman-temannya, mereka tentu mengerti apa ia dan Vincent lakukan di apartemen.

"Kapan kalian kembali ke sini, Lee?" Tanya Vivian.

"Kita langsung bertemu di pesta topeng." Jawab Lily teringat dengan perkataan Vincent semalam.

Suara lenguhan pelan dari Vincent lagi-lagi membuat Lily menunduk, pria itu sepertinya terusik karena pembicaraannya dengan Cheetah sejak tadi. Lily mengusap lembut pipi Vincent agar tenang dan kembali menyesap putingnya.

"Ada yang ingin kalian sampaikan lagi?" Bisik Lily.

"Hanya itu saja Lee." Balas Nara setelah beberapa saat.

"Baiklah, kita akan bicara lagi nanti siang." Ujar Lily sebelum mematikan sambungan telepon itu.

Mata cantiknya menatap kembali foto pria bernama Trevor itu sebelum mematikan ponsel dan iPad-nya.

Lily terdiam saat merasa cacing di perutnya sudah demo meminta makan. Jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi, waktu sarapan sudah lewat, pantas saja ia kelaparan.

Tangannya bergerak meraih telepon kamar dan langsung menghubungi restoran di bawah untuk memesan makan dan minuman. Tubuhnya sangat lelah karena perbuatan Vincent semalaman, hingga membuatnya malas memasak.

Setelah beberapa menit, Lily memilih untuk membangunkan Vincent agar bisa mengambil pesanannya nanti. "Vin.... Vin...." Panggilnya seraya menyisir pelan pria itu menggunakan jarinya.

"Hmm." Gumam Vincent tanpa membuka mata dan malah semakin memeluk erat pinggang Lily.

"Vin bangun.... Aku memesan makanan, sebentar lagi datang."

"Vi-Awwww." Jerit Lily saat Vincent mengigit putingnya dengan kencang.

Vincent terkekeh pelan sebelum beranjak untuk duduk, wajah Lily terlihat sangat kesal hingga membuatnya tak tahan untuk tidak memberikan banyak kecupan di seluruh wajah wanita itu.

"Vin hentikan!" Dengus Lily dengan kesal. Dadanya bahkan nyeri karena remasan dan tamparan yang Vincent berikan saat bercinta, sekarang putingnya juga menjadi sakit karena tingkah nakal pria itu.

Vincent mengecup pipi Lily kemudian beranjak berdiri hingga tubuh telanjangnya terpampang jelas.

Pipi Lily langsung merona saat melihat pangkal paha Vincent yang sudah mengeras. Hal itu juga tak luput dari penglihatan Vincent. "Kenapa kau malu seperti itu? Kau bahkan sudah berkenalan dengannya dan sering-"

"Vin!" Pekik Lily dengan wajah merahnya.

Vincent terkekeh pelan, setelah memakai jubah tidurnya ia memberikan kecupan pada kening Lily sebelum beranjak keluar kamar saat mendengar suara bell.

AGENTWhere stories live. Discover now