Chapter 41

2.4K 251 120
                                    

Asrama milik Black Swan terbakar karena ulah ENZO, beberapa gedung bahkan sudah tak berbentuk dimakan bom peledak.

Suara adu tembak dan teriakan kesakitan terdengar saling bersahutan diiringi dengan jatuhnya satu persatu manusia yang turun di medan perang.

"Apa kau sudah gila?" Lily menahan lengan Vincent saat hendak pergi.

"Kau meragukan kemampuanku?"

Lily langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak Vin, setidaknya bawa senapan serbumu."

Vincent menatap Lily sejenak sebelum menoleh pada petinggi Black Swan lainnya. "Ayo pergi."

Para pria itu langsung beranjak pergi. Tanpa jaket pelindung, tanpa rompi besi dan tanpa senapan. Mereka hanya membawa 1 pisau dan 1 pedang.

"Mereka pikir ini jaman pendekar apa." Gerutu Griselda sembari menyiapkan senapannya.

"Apa mereka itu tidak dengar bahwa suara tembakan dan bom terus terdengar." Ujar Amora dengan kesal.

Pedang dan pisau hanya bisa menjangkau musuh dari dekat, sedangkan senapan dan bom peledak bisa menyerang musuh dari kejauhan.

Bukankah itu sangat condong ke ENZO? Para petinggi Black Swan bisa mati terlebih dulu sebelum turun ke medan perang.

Para pria itu memang tidak waras!

"Nara dan yang lainnya sudah ke tempat rahasia?" Tanya Lily sembari menguncir rambutnya.

"Sudah." Jawab Abigail.

"Ayo pergi."

Mereka berjalan keluar dari ruang bawah tanah menuju pelataran asrama Black Swan.

"Kalian siap?" Tanya Lily tanpa menatap para anggotanya.

"Selalu." Seringai Abigail sebelum maju terlebih dulu.

Para anggota Cheetah mengikuti langkah Abigail dengan Lily yang berada di belakang sendiri. Setelah sampai di pelataran asrama Black Swan mereka bersembunyi di belakang podium di bawah pot-pot besar kemudian langsung meluncurkan peluru senapannya untuk ikut melumpuhkan lawan.

Asrama Black Swan yang begitu luas sebagian telah hangus, hal itu membuat mereka tidak bisa bergerak dengan bebas.

Vincent terlihat berjalan dengan santai membelah keramaian, sesekali ia mengayunkan pedangnya saat melihat anggota ENZO dan langsung memenggal kepalanya.

Beberapa anggota Black Swan juga memilih menggunakan pedang untuk bertarung, sedangkan anggota lainnya menggunakan senapan untuk menjaga para petinggi Black Swan dari jarak jauh.

"Hei bajingan, dimana ketuamu itu?! Minta dia pakai rok jika tidak berani muncul." Ejek Daniel.

Pria bertubuh kekar dan tinggi di depan Daniel menggeram marah, ia mengeluarkan pisaunya dan berjalan dengan penuh amarah menuju pria bermata sipit itu.

"Hei Massimo tubuhmu kalah besar." Ejek Daven yang sedang sibuk memenggal kepala lawannya.

"Sialan." Dengus Daniel. Ia mengetuk-ngetukkan ujung pedangnya di tanah, jari-jarinya bergerak untuk mempererat pegangannya pada pedang. Saat pria bertubuh kekar dan tinggi itu mulai mendekat ia menyeringai senang.

Ting

Daniel menangkis pisau yang pria itu bawa menggunakan ujung pedangnya lalu memutarnya hingga pisau pria itu terlepas.

"Ckk sayangnya tidak ada waktu untuk bersenang-senang." Dengus Daniel sebelum mengangkat pedangnya dan langsung membelah tubuh pria di depannya dengan sekali tancap.

AGENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang