END- Penyesalan

242 22 2
                                    

Seminggu setelahnya, hari dimana festival berlangsung.

Semua orang nampak excited dan bersiap untuk pergi ke festival bersama teman-temannya, bersama pacar, bahkan si jomblo yang nekat datang sendiri.

Namun semua itu berbanding terbalik dengan Dara, gadis itu malah diam di dalam kamarnya, tiduran diatas tempat tidur seraya menonton series di Netflix.

"Ayolah Ra, gue tau Lo males liat Gamal tampil kan?"tanya Gina, sejak pagi gadis itu sudah datang untuk mengajak Dara pergi bersama ke festival musik tersebut.

"Gue gak mau, lagi gak mood Gin,"tolak Dara tanpa menoleh ke arah Gina, gadis itu malah rebahan membelakangi Gina yang duduk di ujung tempat tidur.

"Kenapa sih? Lagipula kalo lu gak suka nonton Gamal tampil, ya kita pergi ke sana buat main kek, gue traktir deh,"tawar Gina.

"Enggak,"keukeuh Dara pada pendiriannya.

Gina melipat kedua tangannya diatas dada, ia memasang wajah kesal, bibirnya ia majukan.

"Sebenarnya kenapa sih Lo bisa putus sama Gamal? Lagian gue juga gak percaya Gamal pacaran, apalagi sama Lo. jangan-jangan Lo cinlok gara-gara kerja kelompok itu?"tebak Gina.

Dara malas mendengarkan itu, mangkanya Dara menaikan volume ponselnya agar suara Gina bisa tertutupi oleh suara ponselnya.

"Kenapa sih? Cerita aja sama gue, gak usah rahasia-rahasian kaya gini kenapa? Kan gue jadi bingung."

"Kalo bingung ya gak usah Lo pikirin Gin,"kata Dara.

"Masalahnya Karna Lo ngehindar dari Gamal, kita jadi sering gagal pergi kemana-mana Karna lo tau Gamal juga pergi ketempat itu."

Dara menghela napas berat, kemudian gadis itu bangkit dan menatap ke arah Gina, berhadapan.

"Bukan soal Gamal, gue emang lagi males aja pergi ke sana, lagian pasti rame banget kan? Ogah ah!"kata Dara malas.

Gina berdecik. "Lo gak inget Dika juga tampil disana? Masa kita gak datang sih? Pasti dia bakal ngomel-ngomel sama kita kalo kita gak datang."

"Yaudah bilang aja kalo kita gak bisa datang, atau Lo aja yang datang ngewakilin gue,"kata Dara.

"Masa gue datang sendiri sih? Gak asik lah!"

Dara hanya bisa mendesah pelan, ia benar-benar malas.

"Ayolah Ra, kasian Dika kalau kita gak datang. Ini acara dua tahun sekali, dan ini pertama kalinya Dika tampil didepan banyak orang. Lo sebagai teman kecilnya Dika masa gak dukung dia sih?"

Dara termenung, memang apa yang Gina katakan ada benarnya juga, tak ada salahnya ia datang untuk mendukung sahabatnya itu.

"Ayo! Ya? Mau ya?"

Dara melirik ke arah Gina, ia masih ragu untuk datang atau tidak.

"Ayo...."rengek Gina.

"Ya udah iya, gue ganti baju dulu!"

"ASIK!"

Gina langsung bersorak senang, gadis itu langsung memeluk tubuh Dara dengan erat.

"Gue yang pilihin bajunya."

-oOo-

Lapangan festival jaya Ancol ramai didatangi oleh para pengunjung yang hendak menghabiskan waktu di festival musik yang diadakan 2 tahun sekali ini.

Sebuah panggung besar dengan LED dan lampu sorot berdiri kokoh ditengah-tengah lapangan dengan tenda-tenda putih yang ujungnya kerucut mengelilingi pangung utama.

Tomorrow (COMPLETED)Where stories live. Discover now