Tomorrow (COMPLETED)

35- Ini kan...

Setelah kejadian di taman itu, Dara dibuat hampir tak bisa tertidur. Semalaman ia sudah mencoba memejamkan matanya, mengubah posisi tubuhnya mencari posisi nyaman dengan harapan agar dirinya bisa cepat tidur, namun hal itu tak kunjung terjadi.

Dara menerima kenyataan, ia baru bisa tertidur setelah jam 4. Ia merebahkan tubuhnya, lelah, rasanya seperti ia baru saja mengangkat puluhan karung beras dipunggunya.

Perlahan kedua matanya dipejamkan, ia berusaha untuk membayar jam tidurnya semalam.

Ting!

Ketenangan Dara terganggu, belum satu menit ia mencoba bersantai, tiba-tiba sebuah notifikasi masuk.

Dengan malas tangan kanannya meraih ransel yang berada di sampingnya, ia tak membuka matanya sampai benda pipih itu ia temukan. Dara mengangkat ponselnya di depan wajah, kemudian memeriksa notifikasi itu.

Ra, bisa beliin gue soto yang ada di Deket rumah Lo?

Saat membaca pesan yang masuk itu Dara merasa biasa saja dan ia hanya menanggapi dengan helaan napas malas. Namun saat ia melihat ke atas ponselnya, ia menemukan siapa yang mengirim pesan itu.

Dara membuka kedua matanya lebar-lebar, kemudian ia bangkit dan duduk diujung tempat tidurnya.

"Gamal?"

Gamal:
Gue tunggu di taman biasa.

Dara meneguk ludahnya, ada apa gerangan? Kenapa Gamal tiba-tiba memintanya untuk menemui cowok itu sekaligus membawa sebungkus soto?

Gamal:
Gue mau bahas revisi dari Bu Siti. Kalau Lo gak bisa ke sini gak papa, nanti gue bisa ke rumah Lo.

Sial! Dara dibuat terkejut membacanya, kedua matanya semakin membola, rasa kantuknya seketika hilang lenyap entah kemana, ia bahkan tak merasakan lagi tubuhnya yang pegal-pegal tadi.

Cepat-cepat Dara membalas pesan Gamal.

Dara:
Gak perlu, gak usah ke rumah gue. Oke gue ke sana. Sebentar!

Dara menghela napas legah, lalu setelahnya gadis itu bangkit dari tempat tidur dan segera berlari menuju lemari pakaian.

-oOo-

Sejujurnya Dara tak percaya dengan apa yang ia lakukan, ia juga tak percaya kenapa Gamal bisa menyuruhnya untuk membelikan soto yang berada tepat diujung blok A, padahal cowok itu kan bisa membelinya sendiri dengan menaiki motornya itu, atau bisa dengan jalan kaki.

Argh, menyusahkan.

Setelah sampai di taman Dara tak kesulitan mencari keberadaan Gamal, cowok itu sudah duduk di sebuah gazebo sendirian.

Dara menghela napas pelan sebelum mendekati Gamal, ia berusaha menetralkan detak jantungnya.

"Udah nunggu lama?"tanya Dara basa-basi, ia segera mengambil duduk di samping Gamal.

"Enggak."

Dara menoleh, ia langsung memberikan soto yang bungkus plastik putih pada Gamal. "Ini pesanan Lo."

"Makasih." Gamal menerimanya. "Oh ya gimana buat tuh--"

"Oh iya!"Dara memotong ucapan Gamal. "Videonya udah jadi kok, Lo mau lihat gak?"tanya Dara.

Gamal mengangguk-anggukan kepalanya pelan, cowok itu mendekat saat Dara mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan hasil video kelompok mereka.

Dara meneguk ludahnya, ia berusaha tetap tenang saat merasakan degup jantungnya yang mulai berdetak lebih kencang saat Gamal mengikis jarak diantara mereka.

"Untung gue udah copy filenya ke HP."Dara memiringkan ponselnya lalu mulai menjalankan videonya.

Dara menoleh ia dapat melihat wajah Gamal dengan dekat, bahkan Dara bisa melihat dengan jelas garis rahang cowok itu yang tegas serta hidungnya yang menjorok kedepan, dan tak lupa bulu mata cowok itu yang terlihat lentik.

"Ra,"panggil Gamal.

"Hmm?"

"Itu. Dika nelpon Lo."

Beberapa detik kemudian Dara tersadar, lalu setelahnya ia mulai menggeser tubuhnya dan memberi jarak antara dirinya dan Gamal.

Kemudian perhatian Dara terpecah, ia mengamati ponselnya yang berdering karena Dika meneleponnya.

Dara mengangkatnya. "Iya nanti, gue lagi di luar sekarang. Iya nanti gue kabarin lagi."

Setelah panggilan telpon itu terputus, Dara mendadak canggung sendiri apalagi saat Gamal diam cukup lama.

"Videonya bagus,"kata Gamal, memecah keheningan.

"Syukurlah, tugasnya udah selesai jadi kita gak perlu harus keluar berdua terus."

Gamal menoleh, melihat ke arah Dara. "Kalau tugasnya udah selesai Lo gak mau ya ngobrol sama gue lagi?"

"Ah enggak! Bukan gitu maksud gue. Gue cuman bilang kalau kita gak perlu susah-susah ngerjain tugas kaya gini lagi."

Gamal tak membalas, cowok itu diam menatap arah depan, dingin seperti biasanya.

Dara melirik ke segala arah, ia mencoba mencari hal agar bisa mencairkan suasana yang kaku ini.

"Oh ya! Soto Lo!"

Gamal menoleh, ia langsung sadar akan hal itu. Tangan kanan Gamal merogoh saku celananya, ia mengeluarkan selembar uang pecahan 20 ribu.

"Ini uang Lo,"kata Gamal memberikannya pada Dara.

"Ah bukan itu maksud gue, soto Lo bisa dingin kalo didiemin kaya gitu. Soto tuh enak kalo dimakan waktu masih anget,"kata Dara.

"Ra,"panggil Gamal.

"Hmm?"

"Sorry buat yang semalam."

Kedua alis Dara berkerut, berusaha menangkap maksud perkataan Gamal.

"Oh itu! Iya gak papa kok. Santai aja."

"Seriu--"

Ting!

Ucapan Gamal dipotong dengan suara notifikasi ponsel Dara yang terdengar sangat keras. Si pemilik ponsel langsung memeriksa ponselnya.

Dara mendapatkan banyaknya komentar serta DM yang masuk. Ya ini bukan hal aneh dan baru pertama kali terjadi, namun saat Dara amati beberapa komentar, kebanyakan komentar tersebut memiliki pembahasan yang sama.

Dara mulai membuka DM, Ia melihat juga penggemarnya yang mengirimkan pesan yang sama.

Merasa penasaran, Dara membuka satu DM yang masuk dari salah satu pengikutnya.

@Sunshinee
Halo min! Oh ya, aku mau ngucapin selamat buat akun youtubenya yang udah tembus 10 ribu subscribers!!! Yuhuu!

Tapi aku mau konfirmasi aja sih, apa itu akun resmi yang di buat Mimin? Soalnya kebanyakan video di sana, cuma kumpulan video yang di upload di Instagram.

Anyway, aku seneng akhirnya Kaka punya akun YouTube!

Kening Dara berkerut dalam membacanya, ia dibuat penasaran sekaligus terkejut membacanya.

Tangan lincah gadis itu mengalihkan aplikasinya, membuka YouTube.

Setelah ia mencari akun yang bernama yang sama dengan nama akun instagramnya, Dara langsung dibuat mematung ditempatnya.

"Ini kan....?"

-oOo-

Happy kiyowo:)