58- Kencan yang gagal?

98 14 0
                                    

LM law firm

Adalah kantor firma hukum cukup ternama di ibu kota. Kantor tersebut didirikan Dio karena memang pria itu sudah bergelud selama 20 tahun di dunia hukum.

Gamal sangat terpaksa datang ke sini, tentu karena diajak ayahnya yang mengatakan bahwa dirinya kedatangan tamu yang sayang sekali jika tak dipertemukan dengan Gamal.

"Hahaha, anak kamu ini Dio, bisa jadi pewaris besar firma hukum kamu ini,"ucap Mr. Fredly-sahabat lama Dio.

Dio membalas tawa santai itu. "Ah bisa aja, anak kamu juga bakal ngewarisin usaha pariwisata kamu itu kan?"

"Iya sih bener. Oh ya! Anak kamu ini kelas berapa? Perasaan waktu om lihat terkahir kali, kamu masih kecil loh,"kata Mr. Fredly.

Dio menyeruput kopinya terlebih dahulu. "Kelas 11 dia,"jawab Dio.

"Wah, sehabis SMA emang mau lanjut kemana? Tapi gue yakin sih pasti Lo mau masukin dia ke jurusan hukum juga kan?"

"Itu udah jelas."

Hanya Gamal yang diam diantara kedua pria-pria mapan yang ada disebelahnya. Jujur Gamal tak menyukai situasi ini, apalagi saat dirinya berada di tempat ini.

Menginjakkan kaki ditempat ini adalah hal yang paling tak Gamal sukai. Mengijinkan kaki disini sama saja menodai mimpi Gamal Karna tempat ini adalah mimpi sang ayah.

Sedari awal ayahnya selalu berharap Gamal bisa ikut terjun di dunia hukum untuk bisa meneruskan perusaan ayahnya ini. Namun itu adalah hal yang sangat bertentangan sekali dengan mimpi Gamal, mimpi yang sama sekali tak pernah sejalan dengan kemauan sang ayah.

Gamal bangkit dari tempat duduknya, Karna hal itu juga membuat percakapan Dio dan Mr. Fredly jadi terhenti.

"Mau kemana kamu?"tanya Dio.

"Toilet,"jawab Gamal santai kemudian ia langsung berjalan keluar dari ruangan kantor ayahnya.

Setelah menutup pintu, Gamal menghela napas berat, kedua kakinya terhenti tepat di depan pintu masuk. Namun kemudian Gamal berjalan meninggalkan ruangan.

Cowok itu pergi dengan lift, berusaha pergi keluar gedung untuk mencari udara segar.

Sampai di lobi, pandangan Gamal langsung tertuju pada pintu masuk gedung, tujuannya hanya ingin keluar tempat ini secepatnya.

Saat tengah berjalan menuju pintu keluar, sialnya Gamal tak sengaja menyenggol bahu seorang pria hingga membuat beberapa file dokumen dimap yang pria itu pegang terjatuh.

Sontak saja Gamal berjongkok dan memungut kertas-kertas yang jatuh lalu memasukkannya pada map kembali dan setelahnya memberikannya pada sang pemilik.

"Maaf,"kata Gamal seraya menyerahkan map itu pada sang pemilik.

Namun saat kedua mata mereka saling bertemu dan bertatap, Gamal terhenti, keduanya saling bertatap untuk beberapa detik.

Ada sebuah hal yang tiba-tiba muncul dikepala Gamal, ia seolah tak asing akan pria yang ditabraknya itu, seolah... Gamal pernah bertemu?

"Kamu gak papa?"tanya pria itu, membuyarkan lamunan Gamal.

Gamal tersadar kemudian ia menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Terimakasih ya udah bantu, maaf tadi saya gak liat dan nabrak kamu. Saya permisi,"pria itu lalu pergi meninggalkan Gamal, cowok itu berjalan masuk ke gedung kemudian masuk ke lift.

Gamal mengerutkan keningnya dalam, ia benar-benar merasa tak asing dengan wajah itu, seperti pernah melihatnya, namun dimana?

Meski masih setengah penasaran, Gamal mencoba melupakan saja, mungkin saja itu hanya perasaanya saja.

Tomorrow (COMPLETED)Where stories live. Discover now