4- Gitar

244 56 0
                                    

Gamal melihat ke arah ponselnya, ia mengetik sebuah pesan di sana. Beberapa saat kemudian cowok itu menekan "send" dan pesan pun langsung terkirim.

Ting!

Baik Gamal maupun Dara, keduanya sama-sama terkejut dengan suara itu. Dara melihat ponselnya menyala akibat sebuah notifikasi yang baru saja masuk. Gadis itu melirik ke arah Gamal yang nyatanya Gamal sudah melihat ke arah dirinya terlebih dahulu.

Dara meneguk ludahnya susah payah, tubuh gadis itu menjadi kaku mendadak.

Gamal berjalan mendekat ke arah Dara, tatapan cowok itu tertuju pada ponsel yang gadis itu genggam.

Kedua tatapan membuat Dara semakin dag-dig-dug, ketika cowok itu semakin mempertipis jarak diantara mereka berdua, keringat dingin mulai muncul di kening Dara.

"Lo..."Gamal membuka suara.

Dara mengepalkan tangannya kuat-kuat, ia menggigit bibirnya bawahnya sangat keras.

Mampus! Dara terlihat seperti maling yang tengah tertangkap basah! Ia harus segera mencari alasan dan pergi dari sini.

"Mungkinkah, Lo..."

"Astaga! Apa sih si Jihan? Gak jelas banget ngirim chat,"Dara menyerobot, gadis itu berusaha menepis dugaan di kepala Gamal.

Dara melihat jam ditangannya. "Udah mau masuk kelas, gue duluan ya," pamit Dara, gadis itu cepat-cepat pergi keluar ruangan.

Gamal mengerutkan keningnya, memperhatikan sikap aneh yang Dara tunjukan.

-oOo-

Dara berjalan buru-buru menuju kelasnya, gadis itu merutuki kebodohan atas kejadian yang baru saja terjadi.

"Kenapa sih notifikasinya berbunyi? Lagian udah gue silent,"kesal Dara buru-buru menyalakan mode silent.

Namun setelahnya Dara melihat notifikasi pop-up itu lalu membukanya.

Anda memiliki 2 DM baru

Dara mengerutkan keningnya, ia perlahan membuka notifikasi itu lalu membaca pesan yang masuk.

Dara terkejut bukan main setelah ia melihat siapa akun yang mengirim pesan tersebut.

"Gak mungkin."

-oOo-

Sore ini Dara mengisi waktunya dengan mempelajari kunci lagu untuk cover lagunya di videonya nanti. Gadis itu sepertinya ingin mengabulkan permintaan dari salah satu pengikutnya agar dirinya menyanyikan salah satu lagu milik Diva terkenal—Raisa.

Setelah hampir setengah jam ia mengulik kunci demi kunci di lagu 'Bahasa kalbu' Dara mematikan laptopnya lalu beralih memeriksa ponselnya, ia menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi belajarnya.

Dara melamun, menghadapkan kepalanya untuk melihat langit-langit kamarnya.

"Kenapa Gamal kirim DM ke gue ya? Apa mungkin dia tau?"

Dara menggelengkan kepalanya cepat, ia meyakinkan lagi dugaannya itu sudah pasti kalah, mengingat tak ada satupun orang di sekolahnya yang tau kalau selebgram yang sering meng-cover lagu itu bukanlah dirinya, lagi pula Dara tak pernah menunjukkan suaranya yang sebenarnya sangat merdu itu.

"Gue udah buat akun ini hampir setahun, kalau misalkan semua orang udah tau, kenapa Gamal baru follow gue dan... DM gue?"

Hanya pertanyaan yang sama yang muncul setiap hari di kepalanya, ini sangat membuat Dara bingung, segala macam statemen di kepalanya.

-oOo-

Gamal meneguk ice americano dengan santai meski ia tahu didepannya Nathan sudah menatapnya seperti hewan buas yang sudah siap melahap kapan saja mangsanya yang ada didepan mata.

"Lo gak ada merasa bersalah gitu?"tanya Nathan basa-basi.

Gamal menggelengkan kepalanya.

"Serius?"

Gamal meletakan minumannya. "Lagian Lo udah ganti hadiahnya kan? Dia pasti suka kan?"

Nathan mendesah berat, cowok itu mengalihkan pandangannya.

"Kenapa? Gagal?"tanya Gamal, sedikit penasaran.

Nathan balik menatap Gamal. "Berhasil,"namun tak ada wajah gembira yang cowok itu tunjukkan.

Gamal mengangguk-anggukan kepalanya pelan. "Bener kan kata gue."

"Meski berhasil, tetep aja Lo harus bertanggung jawab sama cincin gue. Pokoknya gue mau cincin itu ketemu, gue udah janji sama dia untuk kasih cincinya. Gue gak mau jadi cowok yang cuma berkata manis doang."

Gamal berdecih, ia meminum minumannya lagi. "Kaya yang iya aja Lo,"ledek Gamal.

Nathan menyumpahi Gamal yang benar-benar tak merasa bersalah sedikitpun. Ia sangat kesal.

"Udah sana urusin pelanggan Lo, mereka udah manggil dari tadi,"usir Gamal.

Nathan hampir saja kehilangan kesabarannya, namun ia tahan mengingat Gamal adalah sahabatnya sudah sejak lama.

Nathan kembali melayani pelanggan yang memesan, cowok itu memiliki usaha yang ia rintis sendiri akibat ia tak mau meminta terus menerus uang dari kedua orang tuanya. Sedikit impossible, namun cowok itu tak mau merepotkan kedua orang tuanya, apalagi untuk membayar biaya kuliahnya.

Gamal mematikan ponselnya, ia mendapat notifikasi bahwa akun @tomorrow.

Video cover lagu baru telah diunggah, belum genap 1 menit postingan itu diunggah, video itu sudah dibanjiri komentar serta tanda suka dari para pengikut setianya.

Gamal memasang airpod-nya lalu memutar video itu. Suara khas serta petikan gitar yang sama juga khasnya menyambut kedua Indra pendengaran Gamal, semakin lama lagu itu dinyanyikan, Gamal mulain terhanyut dengan suara indahnya.

"Menarik."

-oOo-

Keesokan harinya...

Gina memegang tangan Dara, ia kaget melihat jari jemari gadis itu dilapisi dengan plester.

"Lo kenapa? Gak sengaja kena pisau?"tanya Gina khawatir.

Dara ragu, namun gadis itu menganggukan kepalanya.

"Astaga Ra, Lo hati-hati dong kalo pake pisau, untung cuma sedikit, coba kalo lebih gimana?"

Dara menghela napas berat, ia menatap Gina lalu meyakinkan gadis itu.

"Gue gak papa kali, lagian cuma hal biasa kaya gini."

Gina mendesah pelan, ia melepaskan tangannya dari tangan Dara.

Dara menggeleng-gelengkan kepalanya, sikap Gina cukup berlebihan menurutnya, lagian kecelakaan seperti sudah menjadi hal lazim bukan?

Oh ya! Dara teringat akan satu hal, ia merogo saku roknya lalu mengeluarkan ponselnya, ia menunjukan sesuatu pada Gina.

"Han, menurut Lo bagusan warna hitam atau warna cokelat?"tanya Dara.

Gina memperhatikan baik-baik. "Lo mau beli gitar? Emang Lo bisa main gitar?"

Dara termenung sebentar. "I-ini buat Kaka gue, dia nanya ke gue bagusan mana. Gitu."

Gina menganggukan kepalanya mengerti. "Gue kaget aja, setau gue kan Lo gak bisa main gitar."

"Yang item bagus sih, tapi yang cokelat ini lebih keliatan berkelas meski monoton, lebih keliatan klasiknya,"komentar Gina.

Sayup-sayup telinga Gamal tak sengaja mendengar percakapan diantara Dara dan Gina, ia mengangguk-anggukan kepalanya. Tak lama sebuah senyum samar terlihat diwajah cowok itu.

"Mungkin kah?"

-oOo-

Apabila bintangnya tidak ditekan, LAPORKAN!

===============================

Tomorrow by Alan naizer
Team Alan story ©2022

EPISODE BARU SETIAP:
SENIN, RABU, DAN JUM'AT

Tomorrow (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang